SURYA Kampus

Sosok Qonita Salma yang Raih Gelar Miss Hijab Intelegensia Jatim Berkat Inovasi Diasporapedia

Qonita Salma, mahasiswi program studi Antropologi FISIP Unair dinobatkan sebagai Miss Hijab Intelegensia Jawa Timur

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
MISS HIJAB : Qonita Salma saat mengikuti grand final Miss Hijab Jawa Timur 2025. Mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) ini dinobatkan sebagai Miss Hijab Intelegensia Jawa Timur setelah melalui rangkaian seleksi ketat sejak enam bulan terakhir. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Qonita Salma, mahasiswi program studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) dinobatkan sebagai Miss Hijab Intelegensia Jawa Timur setelah melalui rangkaian seleksi ketat sejak enam bulan terakhir. 

Dalam proses tersebut, para peserta mengikuti tahapan video seleksi, wawancara, tilawah, hingga presentasi advokasi.

Penilaian juga dilakukan selama masa karantina melalui aspek public speaking, grooming, sikap, catwalk, dan kepemimpinan.

“Saya tidak menyangka bisa sampai titik ini karena dunia pageant adalah hal baru bagi saya. Tapi saya percaya, mencoba hal baru membuka peluang untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri,” kata Salma.

Baca juga: Sekolah Satu Atap di Daerah Terpencil Sidoarjo Berharap Terus Dapat Perhatian

Salma mengaku mendapat informasi tentang ajang ini dari temannya. Ia melihat Miss Hijab bukan sekadar kontes kecantikan, melainkan ajang yang menuntut intelektualitas dan kontribusi sosial.

Salah satu keunggulan Salma dalam ajang ini adalah gagasan inovatif yang ia bawa melalui program advokasinya. 

Ia memperkenalkan Diasporapedia, platform berbasis digital yang telah ia rintis sejak 2023 bersama dua rekannya. 

Platform ini bertujuan untuk memfasilitasi diaspora Indonesia agar tetap dapat berkontribusi aktif terhadap pembangunan di tanah air.

“Diasporapedia adalah bentuk kegelisahan kami atas banyaknya diaspora yang ingin berkontribusi namun belum memiliki ruang terintegrasi untuk itu,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa selama mengikuti ajang ini, tantangan terbesar justru datang dari dalam diri sendiri. 

Di tengah padatnya aktivitas perkuliahan, magang, dan Ujian Akhir Semester, ia tetap berusaha menjaga konsistensi dalam setiap tahap seleksi.

“Pernah ada masa saya meragukan diri sendiri dan bertanya apakah saya sanggup. Tapi saya memilih untuk terus melangkah. Karena saya tahu, setiap proses ini membawa saya lebih dekat ke tujuan,” ujarnya.

Salma juga mengungkapkan, pengalamannya selama masa karantina menjadi momen paling berkesan. 

Menurutnya, seluruh finalis saling mendukung dan belajar satu sama lain dalam suasana yang kompetitif namun positif.

Menutup pernyataannya, Salma menyampaikan harapan agar para muslimah di Indonesia terus diberi ruang untuk berkembang tanpa harus melepaskan identitasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved