Perampokan dan Pembunuhan di Pasuruan
Kesadisan Fawaid, Keponakan yang Bunuh Bibi di Pasuruan, Ternyata Pernah Aniaya Ibu Mertuanya
M Fawaid, keponakan yang membunuh dan merampok bibinya sendiri di Kabupaten Pasuruan, Jatim, ternyata pernah menganiaya ibu mertuanya.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - M Fawaid (27) keponakan tersangka yang membunuh dan merampok bibinya sendiri, Hj Mirzah (63) di garasi rumah kawasan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) pada Senin (14/7/2025), ternyata pernah menganiaya ibu mertuanya.
Bahkan, M Fawaid sudah sempat dilaporkan oleh ibu mertuanya itu ke SPKT Mapolsek Genteng Polres Pasuruan pada September 2024.
Namun, kasus tersebut kemudian dilimpahkan ke Satreskrim Polres Pasuruan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Hal tersebut diungkap oleh Panit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi. Bahwa tersangka pernah menganiaya ibu mertuanya sendiri karena suatu percekcokan.
Wajah ibu mertuanya diremas menggunakan kedua telapak tangan dengan begitu kuat.
Tersangka diduga secara sengaja menempatkan kedua jempolnya pada bagian bawah kedua bola mata ibu mertuanya, hingga terluka dan berdarah-darah.
Baca juga: Sakit Hati Dinasihati Stop Main Judol, Keponakan Bunuh Bibi di Gempol Pasuruan Secara Sadis
Itulah mengapa, perbuatan tersangka langsung dilaporkan ke SPKT Mapolsek Gempol, lalu dilimpahkan ke Satreskrim Polres Pasuruan.
"Keterangan M Fawaid, wajahnya dipegang, tapi kedua jempol yang ada kukunya ditekan pada kulit di bawah bola mata. Jadi ada luka sobek di bawah mata. Mertua perempuan," ujar Fauzi saat dihubungi, Jumat (18/7/2025).
Menurutnya, tersangka memang diakui oleh istri dan orang tua tersangka, cenderung memiliki sifat yang temperamen dan pendendam.
Oleh karena itu, Fauzi tak menampik, pihaknya bakal melakukan tes psikologi untuk memastikan kondisi kejiwaan tersangka, yang disebut-sebut memiliki sifat cenderung pendendam dan temperamen.
Bahkan, dalam konteks kasus tersebut, modus tersangka menghabisi nyawa bibinya sendiri, cenderung agak sadis.
Baca juga: Kasus Keponakan Bunuh Bibi di Pasuruan Secara Sadis, Tersangka Akan Dites Psikologis
"Pasti itu nanti akan di tes psikologi. Karena tidak wajar. Tusukan terakhir menancapkan pisau yang dua kali dengan pegangan berbeda. Iya (dua kali tusuk dengan cara memegang yang berbeda)," jelas Fauzi.
"Pertama, dia pegang dengan cara jempol ada di depan. Lalu setelah korban tumbang, 2 kali ditusuk dengan cara jempol di atas," tambahnya.
Fauzi menceritakan, tersangka sempat mengaku kepadanya saat proses interogasi, bahwa perbuatan sadisnya itu dipicu sakit hati atas ucapan korban.
Namun, jika dicermati maksud dari ucapan korban yang ditafsirkan menyinggung hati tersangka, menurut Fauzi, tidak lantas dapat diartikan secara sempat semacam itu.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.