Perampokan dan Pembunuhan di Pasuruan

Cerita Penyidik Polisi Polda Jatim Tangkap Ponakan yang Bunuh Tantenya di Gempol Pasuruan

Fawaid sempat mendatangi TKP dengan mengaku sebagai kerabat korban, namun dengan menggunakan nama samaran Bibi. 

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
KASUS PERAMPOKAN DAN PEMBUNUHAN - Saat Panit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi (kaos ungu) nongkrong dengan sosok Bibi alias M. Fawaid (27) di gazebo depan rumah korban seraya menyaksikan proses olah TKP yang dilakukan penyidik Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim dan Satreskrim Polres Pasuruan pada Senin (14/7/2025) siang 

"Ya penyidik berhasil mendeteksi gelagat aneh itu, sehingga gampang saja kita pancing untuk banyak bercerita sampai terungkap," ujar Jumhur saat dihubungi, Kamis (17/7/2025). 

Sementara itu, Panit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi mengatakan, dirinya langsung melakukan olah TKP di lokasi kejadian saat menerima perintah dari atasan bahwa Satreskrim Polres Pasuruan membutuhkan bantuan 'backup' teknis dari Polda Jatim

Sekitar pukul 12.00 WIB, Fauzi bersama beberapa orang personelnya mulai bekerja memeriksa TKP, melihat barang bukti yang terkumpul, dan memeriksa para saksi; kerabat serta anak-anak korban.

Fauzi semula menganggap, sosok Bibi adalah salah satu diantara belasan orang kerabat yang mungkin sedang bersimpati dengan keluarga atau anak-anak korban. 

Namun Fauzi melihat, kondisi wajah dan penampilan bapak satu anak itu, tampak lusuh. 

Sebenarnya tak mendasar; jika sebatas melihat penampilan luar. 

Namun, hal tersebut harus diakui, begitu mengganggu benak dan nalar logika penyidik yang terbangun dalam pikiran Fauzi, sepanjang berkarir sebagai Polisi. 

Biasanya, tamu yang bertakziah untuk menghormati kematian korban yang barang kali dianggap sebagai kerabat dekat, seseorang cenderung akan memantaskan penampilan dirinya. 

Nah, Fauzi menganggap, tampilan wajah Bibi, begitu berbeda, cenderung seperti sengaja dibiarkan atau tak sempat membasuh wajah dengan air. Begitu tampak lusuh, menurutnya

"Tapi dia baru datang, kondisi wajahnya lusuh, biasanya kalau orang datang ke rumah duka kerabat, kan habis mandi atau bersih-bersih," ujarnya.

Selain itu, Fauzi menjelaskan, sepanjang duduk 'cangkrukan' dengannya di gazebo depan rumah korban, Bibi selalu memberikan banyak cerita-cerita yang dikemas seperti terkaan semata, namun sebenarnya terdengar aneh sebagai seorang saksi yang tidak melihat langsung kejadian tindak pidana tersebut. 

"Dia duduk sama saya. Lalu dia cerita; saya pernah ditanyain orang mana rumahnya Pak Lutfi 2 bulan lalu. Tapi saya biarkan sama saya. Sampai keplicut sendiri," katanya. 

"Saat saya tanyakan, soal tulisan wasiat; mas ini kan kayak tulisan orang tua. Dia antusias; iya pak. Saya pancing terus," tambahnya. 

Fauzi mengaku tak membutuhkan waktu lama menandai gelagat aneh pria mengaku bernama Bibi itu, sebagai tersangka. Namun, ia enggan gegabah.

Dan memilih untuk membiarkan sosok Bibi terus menerus nongkrong bersama dan bercerita mengenai apa pun yang mau diungkapkan. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved