MBG di Jombang Gerakkan Ekonomi, Kemitraan Dengan Pesantren Catat Transaksi Hingga Ratusan Juta

program ini tidak hanya menjamin asupan gizi para santri, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi baru yang memberdayakan masyarakat

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
surya/anggit Puji Widodo
MBG RATUSAN JUTA - Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Prof Abdul Haris mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mambaul Ma’arif, Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Kamis (17/7/2025). 


SURYA.CO.ID, JOMBANG - Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Jombang sesaat tidak terdengar, tenggelam di balik hingar-bingar program Sekolah Rakyat. Tetapi program MBG itu bisa memberi efek luas ketika berkolaborasi dengan menggandeng desa maupun pesantren. 

Inisiatif kolaboratif yang menjanjikan itu memang tengah berkembang di Kabupaten Jombang. Program MBG yang digagas oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PM) tidak hanya menyasar pemenuhan gizi santri. 

Di Jombang, program ini  juga memperkuat ekonomi lokal melalui kemitraan antara lembaga pesantren, Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma), dan koperasi.

Program ini bermula dari dorongan Menko PM, Muhaimin Iskandar pada akhir 2024. Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mendorong terbentuknya kerja sama antara Bumdesma Sumobito Lancar Abadi dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar.

Kini kerja sama tersebut telah membuahkan hasil signifikan. Berdasarkan kunjungan langsung Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Prof Abdul Haris, Kamis (17/7/2025), tercatat nilai transaksi bulanan mencapai sekitar Rp 600 juta.

“Dengan cakupan lebih dari 3.000 siswa, program ini tidak hanya menjamin asupan gizi para santri, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi baru yang memberdayakan masyarakat sekitar,” ucap Abdul Haris di sela kunjungannya.

Seperti di SPPG Mambaul Ma’arif, saat ini sudah melayani 3.346 siswa yang terdiri dari jenjang MI, MTs, dan MAN. Jumlah ini ditargetkan bertambah menjadi 4.000 siswa di awal Agustus 2025. 

Rencana ekspansi pun tengah disiapkan dengan membuka satu unit SPPG baru di bawah naungan pesantren yang sama.

Selain dampak ekonomi makro, program MBG juga menyerap tenaga kerja lokal. Sebanyak 47 warga telah direkrut sebagai tenaga dapur, ditambah tiga staf profesional, termasuk ahli gizi dan staf administrasi yang digaji langsung oleh BGN Pusat.

Namun tantangan masih membayangi, terutama dalam penyediaan bahan baku lokal. Menurut Ayu, selaku pengelola Bumdesma Sumobito, standar kualitas untuk bahan seperti telur dan buah-buahan masih belum sepenuhnya terpenuhi oleh petani lokal.

“Meski demikian, kami tidak berhenti membina dan meningkatkan kapasitas mitra. Bahkan sejak Juni 2025, Bumdesma kami juga mulai memasok bahan makanan ke SPPG Sumobito,” ungkapnya.

Ke depan, Abdul Haris menegaskan bahwa skema serupa akan digulirkan di berbagai wilayah lain, sebagai bagian dari strategi penguatan kelembagaan ekonomi desa. 

"Dengan pendekatan ini, program MBG diharapkan bukan hanya menjadi solusi gizi bagi siswa dan santri, tetapi juga sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved