Herbalife: Transparansi di Industri Suplemen Makanan Hal Krusial untuk Bangun Kepercayaan Pelanggan

Konsumsi suplemen makanan menjadi solusi populer bagi mereka yang mencari cara praktis dan sesuai untuk menjaga kesejahteraan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Freepik via Kompas.com
SUPLEMEN MAKANAN - Ilustrasi suplemen makanan. Director, Research Development and Scientific Affairs, Asia Pacific, Herbalife, Alex Teo, menyatakan bahwa seiring meningkatnya permintaan akan suplemen makanan, kekhawatiran tentang keamanan, kualitas, dan pengawasan regulasi juga meningkat. 

Namun, penarikan produk suplemen di kawasan ini telah menimbulkan pertanyaan mengenai pengawasan regulasi industri.

Berbeda dengan sektor farmasi yang menjalani pengujian dan proses persetujuan yang sangat ketat, suplemen makanan sering kali diatur dengan cara yang mirip dengan produk makanan, dengan fokus utama pada pelabelan dan keamanan umum.

Akibatnya, tingkat ketatnya regulasi sangat bervariasi antar negara, sehingga menimbulkan ketidakkonsistenan dalam hal keamanan dan kualitas.

Pertimbangan utama dalam regulasi meliputi, pertama, kerangka Regulasi.

Negara seperti Korea Selatan dan Taiwan telah menerapkan kerangka regulasi komprehensif untuk suplemen makanan, yang diawasi oleh otoritas makanan dan obat masing-masing.

Kedua negara mensyaratkan evaluasi keamanan, persetujuan bahan fungsional, dan kepatuhan terhadap GMP sebelum produk masuk pasar.

Langkah ini memastikan standar tinggi untuk keamanan, efikasi, dan kualitas.

Kedua, standar pelabelan. Pelabelan yang jelas dan akurat sangat penting untuk keamanan konsumen.

Regulasi menetapkan bahwa label suplemen harus mencantumkan daftar bahan, dosis yang dianjurkan, dan potensi efek samping, meskipun penegakannya bervariasi di wilayah ini.

Ketiga, klaim suplemen kesehatan. Banyak merek mengklaim manfaat produk mereka, mulai dari meningkatkan imunitas hingga memperbaiki fungsi kognitif.

Namun, tanpa pengawasan regulasi yang ketat, beberapa klaim ini bisa menyesatkan atau tidak terverifikasi.

Keempat, iklan dan promosi.

Pemasaran digital, terutama melalui media sosial, berperan besar dalam penjualan suplemen.

Di beberapa negara, iklan yang menyesatkan dapat dikenai sanksi, sementara di negara lain, penegakan hukum lemah, memudahkan produk yang dipertanyakan mencapai konsumen.

Meskipun upaya seperti inisiatif Harmonisasi Suplemen Kesehatan ASEAN telah dilakukan untuk mengembangkan kerangka regulasi terpadu di Asia Tenggara, hingga saat ini kerangka tersebut belum sepenuhnya diterapkan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved