Kekurangan Murid Jelang TA Baru, SMP Negeri di Mojokerto Berjuang Hindari Penguncian Dapodik

Seluruh tahapan SPMB jenjang SMP telah selesai, peserta didik baru telah melakukan daftar ulang mulai 2-13 Juni 2025

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Deddy Humana
surya/Mohammad Romadoni (Romadoni)
CEK KESEHATAN - Sejumlah siswa mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis di Puskesmas di SMP Negeri 1 Ngoro, Kabupaten Mojokerto. 


SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Beberapa SMP Negeri menyambut Tahun Ajaran (TA) baru yang dimulai 14 Juli 2025 dengan waswas.

Penyebabnya, sekolah-sekolah itu belum memenuhi pagu jumlah pendaftar baru selama masa Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.

Tercatat ada 5 SMP Negeri di Kabupaten Mojokerto belum memenuhi pagu, yang kekurangannya sebanyak 60 peserta didik.
 
Data Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto, total pagu SPMB 2025 untuk jenjang SMP sebanyak 8.736 siswa.

"Total Pagu SMPN Kabupaten Mojokerto 8.736, dari total siswa yang diterima 8.676, jadi kekurangan pagu 60 siswa," ucap Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dispendik  Mojokerto, Mujiati, Selasa (8/7/2025).

Mujiati mengungkapkan, dari total 41 lembaga pendidikan SMPN di Mojokerto, ada 5 sekolah negeri jenjang SMP yang masih kekurangan pagu.

Paling banyak SMP Negeri belum memenuhi pagu adalah SMPN 3 Pacet yang kekurangan sebanyak 21 siswa, SMP SATAP kurang 15 siswa dan SMPN 2 Trawas kurang 13 siswa.

"Kemudian SMP Negeri 3 Gondang kekurangan pagu 10 siswa dan, SMPN 3 Ngoro Satu Atap kurang 1 siswa," ungkap Mujiati.

Menurut Mujiati, banyak faktor yang menyebabkan sejumlah SMP Negeri belum memenuhi pagu dalam SPMB 2025 ini, salah satunya adalah kondisi geografis sekolah yang berada di wilayah pinggiran atau pelosok.

Kemudian adanya tiga SMPN di satu  kecamatan yang jaraknya berdekatan ditambah perkembangan sekolah swasta, juga turut mempengaruhi tidak terpenuhinya pagu di sekolah negeri tersebut.

Beberapa SMPN sejak Februari 2025, telah melakukan pemetaan untuk menjaring peserta didik baru, guna menghindari penguncian Dabodik terkait jumlah Rombel (Rombongan belajar).

"Ada beberapa SMPN yang sudah mengusulkan data mapping jumlah lulusan SD di kawasannya, ini untuk menghindari penguncian Dapodik Rombel. Maksimal 1 Rombel jenjang SMP 34 siswa, realisasinya 32 siswa," pungkas Mujiati.

Dikatakan Mujiati, penerimaan siswa baru di SMP Negeri secara online maupun offline dilakukan secara transparan, orangtua yang merasa keberatan juga difasilitasi melalui masa sanggah pada 28-29 Mei 2025 lalu.

Seluruh tahapan SPMB jenjang SMP telah selesai, peserta didik baru telah melakukan daftar ulang mulai 2-13 Juni 2025.

Persiapan siswa baru akan mengikuti MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah), dan penyerahan fotocopy ijazah SD/MI di masing-masing SMP yang menerimanya, pada 10-11 Juli.

"Permulaan tahun ajaran baru 14 Juli 2025 dan pelaksanaan MPLS 14-16 Juli 2025 nanti," tandasnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved