Pemda Danai Labuh Laut Pantai Popoh Rp 50 Juta, Bupati Tulungagung Pun Mengenang Tradisi Masa Kecil
Keempatnya lalu membimbing rakit berisi sesajen untuk dibawa ke dermaga, selanjutnya ditarik dengan perahu nelayan.
Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Keramaian dan kegembiraan dirasakan ratusan orang yang menyerbu gunungan sayur mayur, buah dan hasil bumi yang dibentuk seperti tumpeng di tepi Pantai Popoh Tulungagung, Minggu (6/7/2025) siang.
Gunungan itu jadi rebutan warga padahal pembacaan doa belum usai dalam tradisi Labuh Laut di Pantai Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki. Labuh Laut itu menjadi kegiatan rutin masyarakat setiap Bulan Suro dalam penanggalan Jawa.
Warga berebut mendapatkan aneka sayur, buah-buahan dan hasil bumi di tumpeng. Sementara anak-anak juga disediakan tumpeng berisi aneka jajanan untuk diambil.
Setelah perebutan hasil bumi itu, 4 sesepuh nelayan membacakan doa-doa sembari menghadap lurus ke laut. Asap dupa dan kemenyan mengepul mengiringi mereka merapal doa.
Keempatnya lalu membimbing rakit berisi sesajen untuk dibawa ke dermaga, selanjutnya ditarik dengan perahu nelayan.
Sejumlah orang menggotong sesajen sampai bibir laut, sebelum diceburkan dan ditarik dengan perahu ke tengah Teluk Popoh.
Ketua Paguyuban Nelayan Pantai Popoh, Mohammad Sadat mengatakan, tradisi labuh laut ini turun temurun sejak nenek moyang. Kini tradisi itu dipertahankan dan dikemas menyesuaikan dengan situasi kekinian.
“Tradisi ini sudah ada sejak Pantai Popoh pertama menjadi tempat aktivitas warga. Ini bagian dari upaya mempertahankan budaya yang ada,” ujar Sadat.
Labuh laut Pantai Popoh kali ini mengusung tema Ajining Bangsa Saka Agunging Budaya (harga diri bangsa pada kebesaran budayanya). Karena itu, Sadat menekankan pentingnya menjaga warisan kearifan lokal Pantai Popoh.
Upacara adat ini juga menjadi bukti kekuatan gotong royong dan kekompakan nelayan Pantai Popoh. “Kegiatan ini diselenggarakan oleh nelayan. Setiap tahun kami menyisihkan penghasilan agar bisa menyelenggarakan kegiatan ini,” jelasnya.
Untuk pertama kalinya, pada tahun 2025 ini Labuh Laut di Pantai Popoh mendapat dukungan pendanaan dari Pemkab Tulungagung. Saat ini ada sekitar 200 nelayan menggantungkan kehidupannya di Pantai Popoh.
Labuh Laut menjadi bentuk syukur para nelayan, karena laut telah memberi hasil yang melimpah. Selain itu, Labuh Laut menjadi doa para nelayan agar diberi keselamatan sepanjang tahun.
“Kami di laut Selatan kan daerah rawan bencana, seperti tsunami. Kami percaya pada sesuatu yang gaib, semoga semua dilepaskan dari bala musibah dan diberi hasil (tangkapan ikan) yang maksimal,” tandas Sadat.
Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, turut hadir dalam upacara adat ini bersama pada kepala OPD terkait. Menurut bupati, tradisi ini harus terus dilestarikan agar tidak punah.
Karenanya butuh kepedulian para nelayan dan masyarakat Popoh agar labuh laut ini tetap terjaga. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan nguri-uri (melestarikan),” kata Gatut.
Labuh Laut
Pantai Popoh Tulungagung
tradisi melarung masyarakat nelayan
Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo
tradisi sesaji ke laut
Labuh Laut Pantai Popoh
bantuan Rp 50 juta untuk Labuh Laut
tradisi larung hasil bumi
Tulungagung
400 Hektare Lahan Tembakau di Tulungagung Mati Gegara Hujan di Musim Kemarau, Kerugian Rp2 Miliar |
![]() |
---|
Gubernur Khofifah Beri Bantuan 300 Drum Aspal untuk Perbaikan Jalan Rusak di Desa Bago Tulungagung |
![]() |
---|
Dalami Korupsi Pemakaian SKTM di RSUD Dr Iskak, Kejari Tulungagung Sudah Incar Calon Tersangka |
![]() |
---|
Pinjam Motor Teman Perempuan Untuk Beli Minuman, Pemuda Tulungagung Malah Kabur 3 Hari |
![]() |
---|
Sharing Material Untuk Perbaikan Jalan, Khofifah Bantu 300 Drum Aspal Untuk Pemkab Tulungagung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.