Berita Viral
5 Kelakuan Janggal Keluarga Juliana Marins Ucap Layanan Publik Indonesia Buruk hingga Ragukan Otopsi
Keluarga Juliana Marins masih terus mengecam Indonesia meski jenazah anaknya sudah dievakuasi dari jurang Gunung Rinjani dan telah dibawa ke Brasil.
SURYA.CO.ID - Keluarga Juliana Marins masih terus mengkritik Indonesia meski jenazah anaknya sudah dievakuasi dari jurang Gunung Rinjani dan telah dibawa pulang ke Brasil.
Bahkan setelah upacara pemakaman Juliana Marins pada Jumat (4/7/2025), kecaman ke Indonesia masih terus dilayangkan.
Pemakaman yang digelar di Parque da Colina de Pendotiba, Niterói, kota tempat tinggal Juliana tersebut juga dihadiri Ibu Negara Brasil Janja da Silva didampingi Menteri Kesetaraan Ras Anielle Franco.
Keluarga memutuskan jenazahnya tidak akan dikremasi, seperti yang direncanakan sebelumnya, tetapi langsung dikuburkan.
"Kami ingin kremasi tetapi hakim telah memutuskan untuk menguburkannya, jika penggalian jenazah diperlukan. Pagi ini, Kantor Pembela Umum memberi tahu kami bahwa mereka berhasil membatalkan keputusan tersebut, tetapi kami memilih untuk tetap menguburkannya," kata Manoel Marins ayah Juliana Marins.
Baca juga: Bukan Pemerintah Brasil yang Mau Lapor Kematian Juliana Marins ke HAM Internasional tapi Pihak Ini
Ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Brazil yang menghadiri pemakaman.
"Kami tidak bisa mendapatkan dukungan dari semua orang. Kami baru akan mendapatkan dukungan setelah otopsi kedua (dilakukan di Brasil, yang laporannya belum dirilis). Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pers yang meliput kasus ini, sehingga isu ini menyebar ke seluruh Brasil," ujarnya.
Pemerintah Kota Niterói memberikan penghormatan kepada Juliana Marins dengan menamai sebuah jalan di Praia do Sossego dengan namanya.
Ini adalah tempat favorit Juliana Marins di kota Rio de Janeiro.
"Kami mengikuti seluruh perjuangan untuk menyelamatkan Juliana. Kasus ini menggemparkan seluruh kota," kata Rodrigo Neves, Wali Kota Niterói.
Meski telah mendapat simpati luar biasa, keluarga Juliana Marins masih terus mengecam Indonesia.
Berikut kelakuan janggal kekuarga Juliana Marins:
- Sebut layanan buruk di Indonesia
Manoel Marins, ayah Juliana Marins menyebut kematian anaknya adalah sebuah kelalaian dan kurangnya kesiapan.
"Ini soal kelalaian terhadap nyawa manusia. Ini adalah bentuk kelalaian," katanya.
Menurut Manoel, kematian anaknya menunjukkan betapa buruknya layanan publik di Indonesia.
"Sayangnya, ini adalah sebuah negara tujuan wisata, destinasi wisata yang dikenal di seluruh dunia.
"Sebuah negara yang bergantung pada pariwisata untuk bertahan hidup, seharusnya memiliki lebih banyak infrasruktur memadai," katanya.
2. Salahkan pemandu
Ibu Juliana, Estela Marins dalam wawancara TV Globo medida Brasil, Estela menuding, kematian putrinya bukan sekadar kecelakaan biasa.
“Ini sangat menyakitkan dan membuat kami marah. Orang-orang ini telah membunuh putri saya,” kata Estela dengan suara bergetar.
Sementara sang ayah, Manoel Marins, menuding, pemandu meninggalkan Juliana sendirian di jalur pendakian setelah ia mengeluh kelelahan.
Manoel menyebut bahwa pemandunya meninggalkan Juliana karena ingin merokok.
“Dia ditinggal hanya karena pemandunya ingin merokok. Untuk merokok! Saat kembali, putri saya sudah hilang dari pandangan,” tegas Manoel.
Menurut penuturan Manoel, kejadian bermula sekitar pukul 04.00 pagi, Juliana meminta istirahat karena merasa lelah.
Pemandu menyuruhnya duduk di tempat dan kemudian pergi sekitar 5–10 menit untuk merokok. Saat kembali, Juliana sudah tak terlihat lagi.
Dua jam berselang, tepat pukul 06.08 pagi, pemandu mengaku baru melihat Juliana kembali dari kejauhan dan merekam sebuah video untuk dilaporkan ke atasannya.
Bagi keluarga, kejadian itu menjadi bukti nyata bahwa keselamatan wisatawan tidak dijaga dengan semestinya.
3. Salahkan TNGR
Manoel juga mengkritik perusahaan wisata menjual paket pendakian lewat kios-kios kecil tanpa memberikan informasi akurat tentang tingkat kesulitan jalur.
“Seolah-olah ini jalur ringan, padahal berbahaya,” katanya.
Keluarga juga menyalahkan pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang dianggap lambat dalam memberikan respons setelah laporan hilangnya Juliana diterima.
“Koordinator taman terlambat menghubungi tim penyelamat,” tegas Manoel.
4. Ragukan hasil otopsi di Indonesia
Dilansir dari Tribunnews, setelah jenazah tiba di Brasil, keluarga Juliana melalui lembaga Defensoria Pública da União (DPU) segera mengajukan permintaan resmi ke Advocacia-Geral da União (AGU) agar dilakukan autopsi ulang.
Permintaan tersebut langsung disetujui AGU dan diajukan ke Pengadilan Federal di Niterói.
Autopsi ulang direncanakan dilakukan maksimal enam jam setelah jenazah tiba.
Langkah ini dianggap penting untuk memastikan penyebab kematian dan memperjelas waktu meninggalnya Juliana.
Hal tersebut berkaitan dengan dugaan bahwa Juliana masih hidup selama beberapa hari setelah kecelakaan, namun tidak segera mendapat pertolongan.
“Kami ingin tahu benar apa yang terjadi pada Juliana. Ada banyak hal yang belum jelas, dan sejak awal kami merasa diabaikan,” ujar Mariana Marins, saudari korban, dalam pernyataannya kepada media Brasil.
Sebelumnya, autopsi pertama telah dilakukan oleh tim forensik di Bali, Indonesia setelah jasadnya berhasil dievakuasi dari Gunung Rinjani.
Hasilnya menunjukkan bahwa Juliana meninggal akibat luka dalam dan fraktur di berbagai bagian tubuh, tanpa adanya tanda-tanda hipotermia.
Tim forensik menyimpulkan bahwa korban hanya bertahan hidup kurang dari 20 menit setelah mengalami trauma.
Namun, hasil tersebut belum memuaskan pihak keluarga.
Mereka mengungkapkan kekecewaan karena hasil autopsi diumumkan ke publik sebelum disampaikan secara pribadi kepada mereka. Keluarga bahkan menilai langkah itu sebagai tindakan yang "tidak manusiawi".
5. Rencana ajukan gugatan hukum
Pihak keluarga masih mempertimbangkan kemungkinan mengajukan gugatan hukum.
Manoel Marins mengatakan ia menunggu hasil autopsi untuk selanjutnya mengambil langkah hukum.
“Ini adalah kasus ketidaksiapan, pengabaian terhadap kehidupan manusia, kelalaian dan ketidakpastian layanan di negara tersebut,” katanya.
Niat keluarga Juliana yang akan mengambil sikap hukum ini mendapat sambutan dari Kantor Pembela Umum Federal (DPU) Brasil.
Pada Senin (30/6/2025), Kantor Pembela Umum Federal (DPU) Brasil telah mengajukan permintaan kepada Kepolisian Federal (PF) untuk menyelidiki dugaan kelalaian dari otoritas Indonesia dalam insiden tersebut.
Jika ditemukan indikasi pelanggaran, Brasil tidak menutup kemungkinan akan membawa kasus ini ke forum internasional seperti Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR).
“Kami sedang menunggu laporan yang disusun oleh otoritas Indonesia. Setelah laporan itu diterima, kami akan menentukan langkah hukum berikutnya,” ujar Taisa Bittencourt, Pembela HAM Regional dari DPU.
Terkait otopsi ulang yang diminta keluarga, menurut DPU, pemeriksaan ulang tersebut sangat penting untuk mengklarifikasi dugaan bahwa Juliana mungkin tidak mendapatkan pertolongan memadai setelah kecelakaan terjadi.
“Otopsi kedua ini adalah permintaan dari keluarga. Kami akan mendampingi mereka sesuai hasil laporan dan keputusan yang akan diambil,” ujar Taisa.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Juliana Marins Dimakamkan Dihadiri Ibu Negara Brasil, Warga Berduyun-duyun Beri Penghormatan
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Juliana Marins
Kematian Juliana Marins
Pendaki Brasil Jatuh di Gunung Rinjani
Gunung Rinjani
Manoel Marins
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Lihat Harga Token Listrik Rumah Tangga Per Tanggal 1 September 2025, Lengkap Cara Hitungnya |
![]() |
---|
5 Tokoh Penting yang Beri Bantuan Untuk Keluarga Driver Ojol Affan, Ada Pramono hingga Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Mahfud MD Bongkar Gaji DPR: Lebih dari Rp 230 Juta, Bisa Miliaran Rupiah |
![]() |
---|
Tabiat Farel Prayoga Bikin Kagum, Enggan Terima Hadiah Mewah untuk Konten, Pilih Usaha Beli Sendiri |
![]() |
---|
Sosok Pengemudi Rantis Brimob yang Resmi Tersangka Kasus Kematian Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.