Kapal Tenggelam di Selat Bali

Detik detik Kesaksian Riko ABK KMP Tunu Pratama Jaya, Kapal Oleng Usai Dihantam Ombak dan Tenggelam

Salah satu korban selamat dari insiden tersebut adalah Riko, ia mengungkapkan detik-detik kapal KMP Tunu Pratama Jaya sebelum tenggelam.

Editor: Wiwit Purwanto
aflahul abidin/surya.co.id
KORBAN SELAMAT - Korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya saat bertemu keluarga di Banyuwangi, Kamis (3/7/2025). Posko informasi gabungan tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya mengupdate data terbaru jumlah korban selamat tercatat 30 orang, sementara korban tewas 6 orang, hingga Kamis (3/7/2025) pukul 17.00 WIB. 

SURYA.CO.ID – Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) sekitar pukul 23.15 WIB menjadi sorotan banyak pihak. Sebagian penumpang selamat namun banyak juga yang meninggal dunia bahkan ada yang belum ditemukan.

Salah satu korban selamat dari insiden tersebut adalah Riko, ia mengungkapkan detik-detik kapal KMP Tunu Pratama Jaya sebelum tenggelam di Selat Bali.

Riko adalah  Anak Buah Kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya.

Ia sudah bekerja selama 5 tahun di kapal tersebut, Riko menjelaskan jika kapal mengalami blackout hingga kemudian miring ke kanan dan akhirnya tenggelam.

Saat kejadian, Riko mengaku sedang beristirahat untuk bergantian jaga dengan ABK yang lainnya.

Baca juga: Gelagat Anak Hawaludin Sebelum Sang Ayah Naik KMP Tunu Pratama Jaya, Nangis Bilang: Jangan Pergi

"Sekitar setengah 12 malam, kapal udah kerasa kayak miring ke kanan, saya langsung bangun ambil handphone langsung cari posisi tertinggi. Kapal ke kanan saya lari ke kiri karena jika posisi terendah ikut kapal tenggelam," kata Riko.

Setelah kapal benar-benar miring dan tenggelam, Riko berusaha melompat ke laut memanggil semua orang, baik ABK maupun penumpang yang ia lihat.

CREW KAPAL - KMP Tunu Jaya Pratama saat olah gerak di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kapal tersebut tenggelam pada Rabu (2/7/2025) malam.
CREW KAPAL - KMP Tunu Jaya Pratama saat olah gerak di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kapal tersebut tenggelam pada Rabu (2/7/2025) malam. (Dok tribunnews)

Setelah terkumpul, barulah ia berusaha menggunakan life raft atau jenis perahu karet seperti pelampung berwarna oranye.

"Saya naik itu (life raft) bersama belasan orang lainnya yang selamat saat ini.”

“Saat itu situasinya tidak bisa dibayangkan, orang-orang semua sudah kelelahan ada yang muntah, banyak minum air laut dan lain sebagainya hingga tak bisa mengayuh pelampung itu," sambungnya.

Baca juga: Daftar Terbaru Korban KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, Sementara 6 Orang Meninggal

Karena kelelahan, belasan orang tersebut hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan dari nelayan hingga pagi.

Keluarga Riko menyambut haru kedatangannya di Pelabuhan Ketapang, menurutnya ketika itu Riko sempat video call dalam kondisi selamat dan sehat, ia berada di Pelabuhan Gilimanuk setelah berhasil diselamatkan oleh tim SAR.

“Tadi sudah telepon video call, alhamdulillah selamat dan sehat, katanya sempat melihat kapalnya oleng setelah dihantam ombak besar dan langsung tenggelam dengan cepat,” kata salah satu keluarganya.

Riko sendiri melihat penunpang berhamburan ke laut setelah kapal miring dan tenggelam. Penumpang panik ketika kapal oleng dan miring lalu tenggelam.

Insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya terjadi pada Rabu (2/7/2025) malam.

Baca juga: Ibu dan Balita Asal Banyuwangi Jadi Korban Meninggal KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali

Kapal diketahui membawa 65 orang (53 penumpang dan 12 kru) serta 22 unit kendaraan tersebut akan bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Sekitar 25 menit setelah keberangkatan, atau sekitar pukul 23.20 WIB, kapal dilaporkan mengalami kebocoran di ruang mesin, yang memicu padamnya sistem kelistrikan (blackout).

Tak lama kemudian, kapal kehilangan keseimbangan dan tenggelam di perairan Selat Bali sekitar pukul 23.35 WIB.

Kondisi gelombang laut yang mencapai 1,7 hingga 2,5 meter diduga menjadi faktor penyebab utama insiden tersebut.


Kondisi Cuaca

Sementara itu, pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah III buka suara terkait kondisi cuaca di Selat Bali saat kapal tenggelam.

Kapokja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, I Wayan Musteana mengatakan kondisi cuaca di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) pukul 23:00 WIB terpantau berawan.

"Informasi yang kami terima dari BMKG Stasiun Meteorologi Banyuwangi-Pelabuhan Ketapang saat kejadian kapal tenggelam kondisi cuaca umumnya berawan," ujar Musteana kepada awak media, Kamis (3/7/2025).

“Sementara arah angin dari Selatan dengan kecepatan maksimum 8.7 knots dan pukul saat 00.00 WIB 8.9 knots,” sambungnya.

Musteana  mengatakan  gelombang laut pada saat kejadian terpantau memiliki ketinggian 1 meter.

"Masuk Peringatan Dini 1 atau status Waspada dengan Arus Kuat dengan kecepatan lebih 1.2 m/s, dan tinggi gelombang 1 meter," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, status waspada tersebut merupakan peringatan dini pertama kecepatan angin 10-15 knots, tinggi helombang 1-1,5 meter, sedangkan peringatan dini kedua berstatus Siaga kecepatan angin 15-20 knots tinggi gelombang 1,5 - 2 meter.


KESAKSIAN KORBAN SELAMAT - Belasan penumpang dan ABK KMP Tunu Pratama Jaya saat berhasil dievakuasi ke pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis 3 Juli 2025 pagi. Riko, salah satu korban selamat yang juga sebagai Anak Buah Kapal (ABK) KMP Tunu Pratama Jaya menceritakan detik-detik kapal sebelum tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025). 

TribunBali.com/Ni Luh Putu Wahyuni

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved