Breaking News

Kapal Tenggelam di Selat Bali

Pesan Terakhir Fitri Penumpang KMP Tunu Pratama Sebelum Meninggal, Niat Sambangi Suami Berubah Duka

Imam Bakri lemas mengetahui istrinya, Fitri April Lestari (32), dan anaknya, Afnan Aqiel Mustafa (3), jadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Tribun Bali I Made Prasetia Aryawan/Kompas.com
TENGGELAM - (kiri) Satu jenazah korban KMP Tunu Pratama Jaya tiba di ruang jenazah RSU Negara, Jembrana, Kamis (3/7/2025) (kanan) Imam Bakri tengah menanti kabar istri dan anaknya yang menjadi penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, di Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (3/7/2025). 

SURYA.CO.ID - Imam Bakri hanya bisa terduduk lemas mengetahui istrinya, Fitri April Lestari (32), dan anaknya, Afnan Aqiel Mustafa (3), jadi korban tewas tenggelamnya KMP Tunu Pratama. 

Jenazah Afnan teridentifikasi, Kamis (3/7/2025) sore. 

Begitu pula dengan jenazah Fitri yang sudah teridentifikasi terlebih dulu. 

"Sudah diidentifikasi, anaknya korban yang datang sebelumnya, Ibu Fitri," ungkap Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati, dikutip SURYA.CO.ID dari Tribun Bali.

Saat ini masih berada di ruang jenazah RSU Negara. 

Pesan Terakhir

Imam bercerita, istri dan anaknya melakukan perjalanan dari Banyuwangi ke Bali, untuk mengunjunginya yang bekerja di Kota Denpasar.

Nahas, rencana tersebut justru tak terwujud. 

"Istri dan anak saya mau ke Bali, mau ketemu saya. Mumpung anak libur sekolah."

"Anak saya yang ikut umur tiga tahun, kakaknya nggak ikut," ujar Imam Bakri saat ditemui di Posko Evakuasi Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis (3/7/2025), dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Fitri dan Afnan berangkat dari Celuring, Banyuwangi, menggunakan jasa travel.

Imam menyebut, pesan terakhir sang istri hanya memberitahu kabar perjalanannya.

"Sudah sempat ngabarin kalau sudah naik kapal, setelah itu nggak ada kabar lagi," ungkapnya.

Baca juga: 4 Cerita Dramatis Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Lolos dari Maut: Loncat, Terombang-ambing Semalam

Imam mendapatkan informasi mengenai musibah ini dari pihak travel yang digunakan oleh istrinya.

Travel tersebut menerima kabar dari pihak ASDP setelah melakukan identifikasi kendaraan yang ikut menyeberang.

"Jam 03.30 pagi saya ditelepon pihak travel, dikasih kabar kapal tenggelam. Plat mobil travel kan tercatat di manifest ASDP," ujarnya.

Setelah menerima kabar tersebut, Imam segera menuju Pelabuhan Gilimanuk untuk mencari informasi mengenai keberadaan istri dan anaknya.

"Saya langsung berangkat, jam 04.00 sudah di jalan."

"Sampai sini belum ada informasi keberadaan mereka. Saya terus berdoa dan cari kabar," kata Imam.

Kronologi KMP Tunu Pratama Tenggelam

Baca juga: Prihatin Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, DPRD Jatim akan Sidak ke Pelabuhan Ketapang

Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 60 orang (53 penumpang dan 12 kru), serta 22 kendaraan tenggelam pada Rabu (3/7/2025) tengah malam. 

Kapal itu tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin mengungkapkan, peristiwa tersebut pertama kali terpantau pada pukul 23.20 WIB.

Saat itu, KMP Tunu Pratama Jaya mengalami gangguan dan menyampaikan permintaan bantuan melalui saluran komunikasi radio.

"Berdasarkan informasi yang dihimpun, kapal mengalami blackout pada pukul 23.35 WIB," ujar Shelvy dilansir dari Kompas.com, Kamis (3/7/2025).

Tidak lama berselang, kapal tersebut terbalik dan hanyut ke arah selatan.

Untuk diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang pada Rabu (2/7/2025) pukul 22.56 WIB.

Saat itu, cuaca dilaporkan kurang bersahabat.

Sementara itu, Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi mengatakan, 24 menit setelah berangkat berlayar, kapal mengirim sinyal darurat atau distress call.

“Pukul 23.20 WIB kami mendapat info dari perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya mengenai panggilan distress,” ucap dia dikutip dari Kompas.com, Kamis (3/7/2025).

Selang 15 menit atau pada pukul 23.35 WIB, petugas jaga Syahbandar melihat kapal tersebut tenggelam.

Pada pukul 00.22 WITA, kapal dilaporkan terbalik dan hanyut ke arah selatan, usai mengirimkan pesan darurat melalui saluran komunikasi maritim channel 17.

Beberapa menit berikutnya, KMP Tunu Pratama Jaya kehilangan daya (blackout) dengan kondisi kapal makin memburuk.

Cerita Korban Selamat

  1. Loncat ke laut pakai pelampung
SELAMAT - Sejumlah penumpang yang selamat saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. Upaya pencarian korban terus dilakukan.
SELAMAT - Sejumlah penumpang yang selamat saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. Upaya pencarian korban terus dilakukan. (kolase istimewa/tribun bali)

Bejo Santoso, seorang penumpang selamat mengakui, kapal itu terbalik hanya dalam hitungan menit, membuat banyak penumpang tidak sempat menyelamatkan diri.

"Sekitar tiga menit setelah oleng, kapal sudah terbalik. Saya masih sempat meloncat," kata Bejo Santoso, seorang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya seperti dikutip Antara.

Bejo menyebut dirinya berhasil melompat menyelamatkan diri karena berada di sisi luar kapal. 

Ia juga sempat menjangkau jaket pelampung dan menggunakannya saat kapal mulai miring ekstrem.

"Kalau penumpang yang berada di dalam ruang saya pesimis mereka bisa keluar. Karena kapal itu terbalik dalam hitungan menit," ujar pria asal Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur itu.

Setelah terombang-ambing di laut sejak sekitar pukul 00.00 Wita, Bejo akhirnya diselamatkan nelayan menjelang pukul 06.00 Wita.

Ia bahkan membawa jenazah penumpang lain yang diikat ke ban pelampung agar tidak hanyut.

2. Selamat lewat Celah 

Penumpang lain, Imron, juga mengisahkan bagaimana ia lolos dari maut setelah kapal tiga kali oleng keras.

"Sekitar tiga kali kapal itu miring. Yang ketiga air laut sudah masuk ke ruang penumpang," katanya.

Warga Banyuwangi ini selamat setelah terdorong air ke atas dan berhasil keluar lewat celah di ruang penumpang.

Ia menemukan jaket pelampung terapung dan mengenakannya hingga akhirnya diselamatkan nelayan asal Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru. 

3. Temukan pelampung di laut

Satu penumpang yang ditemukan dalam kondisi selamat di wilayah perairan Desa Candikusuma diketahui bernama Saiful Munir (40), warga Dusun Banjarejo, Desa Gunung Sari, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Kapolsek Melaya, AKP I Ketut Sukadana, mengatakan bahwa Saiful langsung dievakuasi ke Pos Gilimanuk untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan setelah ditemukan.

Kepada petugas, Saiful mengaku berangkat dari Jember bersama seorang temannya yang hingga saat ini belum ditemukan.

Ia selamat karena menemukan jaket pelampung di tengah laut.

"Saya bisa selamat karena sempat menemukan jaket pelampung setelah sudah berada di laut," ujar Saiful.

4. Terombang-ambing semalam di perahu karet

KAPAL TENGGELAM - Tangis Baihaki (tengah) langsung pecah ketika mengetahui anaknya, Romi Alfa Hidayat, berhasil menyelamatkan diri dalam tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025). Foto kanan: diduga kapal yang tenggelam.
KAPAL TENGGELAM - Tangis Baihaki (tengah) langsung pecah ketika mengetahui anaknya, Romi Alfa Hidayat, berhasil menyelamatkan diri dalam tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025). Foto kanan: diduga kapal yang tenggelam. (kolase surya/aflahul abidin)

Salah satu anak buah kapal (ABK) Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Richo Krafsanjani (26), berhasil selamat setelah terombang-ambing di perairan Selat Bali.

Richo terombang-ambing di perahu karet penyelamat bersama belasan penumpang lainnya selama hampir semalaman.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu (2/7/2025) menjelang tengah malam saat menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.

"Saya lompat ke laut saat kapal sudah miring dan blackout. Saya langsung arahkan orang-orang ke perahu karet, ada belasan orang yang naik," kata Richo di Jembrana, Kamis (3/7/2025).

Setelah naik ke perahu karet, para korban terombang-ambing di tengah laut semalaman tanpa bantuan.

Ombak tinggi dan angin kencang memperburuk kondisi mereka.

"Banyak yang sudah muntah, kelelahan, minum air laut. Mau dayung tidak bisa. Kami hanya bisa menunggu," ujarnya.

Pada Kamis (3/7/2025) pagi, perahu karet yang ditumpangi Richo dan penumpang lainnya ditemukan oleh perahu nelayan yang melintas.

Perahu tersebut kemudian ditarik oleh perahu nelayan hingga Pantai Pebuahan di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

Hingga Kamis (3/7/2025) pagi pukul 08.41 WITA, tercatat 17 orang telah ditemukan. 

Sebanyak 17 penumpang ditemukan oleh nelayan dari Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

Satu penumpang lainnya ditemukan terpisah di perairan Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya.

“Informasi yang saya terima, dari 17 orang yang ditemukan nelayan, empat di antaranya meninggal dunia, satu orang dalam kondisi kritis, dan sisanya selamat,” ujar Kelian Banjar (Kepala Dusun) Pabuahan, Kanzan, seperti dilaporkan Antara.

Ia menambahkan, para nelayan setempat turut membantu proses pencarian dengan memantau laut selama mereka melaut. 

Saat ini, aparat gabungan dari Basarnas, TNI/Polri, serta nelayan setempat masih terus melakukan pencarian terhadap penumpang lain yang belum ditemukan. 

Belum diketahui secara pasti jumlah total penumpang yang berada di atas KMP Tunu Pratama Jaya saat insiden terjadi.

KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami insiden tenggelam di perairan Selat Bali dalam perjalanan penyeberangan.

Penyebab pasti tenggelamnya kapal masih dalam proses investigasi pihak berwenang.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved