Ibu Diserahkan ke Panti Jompo

Profil Arief Camra yang Viralkan Kisah Nasikah Lansia Sidoarjo Diserahkan Anaknya ke Panti Jompo

Inilah sosok Arief Camra yang memviralkan kisah Nasikah, wanita lanjut usia (lansia) asal Sidoarjo, Jawa Timur. 

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase TikTok/ist
LANSIA - (kiri) Tangkap layar seorang wanita lanjut usia (lansia) asal Sidoarjo, Nasikah, diserahkan dua anaknya ke Griya Lansia Husnul Khatimah. (kanan) Arief Camra, Ketua Yayasan Husnul Khatimah 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Arief Camra yang memviralkan kisah Nasikah, wanita lanjut usia (lansia) asal Sidoarjo, Jawa Timur. 

Melalui akun TikTok @griyalansiamalang, Arief Camra menceritakan kisah Nasikah yang diserahkan oleh dua anak kandungnya ke Griya Lansia Khusnul Hatimah, Malang.

Arief menjelaskan, kedua anak Nasikah menyerahkan secara total sehingga tak bisa bertemu lagi dengan sang ibu

“Jangan nangis dengan berita ini. Jadi ada satu ibu ini, di samping saya. Jadi beliau ini diserahkan anak kandungnya secara total ke Griya Lansia,” ucap Arief Camra.

Tak hanya itu, mereka juga tak akan mendapatkan kabar jika sang ibu meninggal dunia.

Dua anak Nasikah, SR dan F pun menyetujui persyaratan tersebut. 

"Ikhlas. Sudah jalannya," kata seorang anak Nasikah

Siapa sosok Arief Camra?

Sosok Arief Camra

Baca juga: Sosok Agam Rinjani yang Buka Donasi usai Evakuasi Jasad Juliana Marins, Ada Tujuan Mulia di Baliknya

Melansir dari akun TikTok nya, Arief Camra ternyata merupakan penggagas Griya Lansia Husnul Khotimah, yang terletak di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Saat ini ia menjadi Ketua Yayasan Griya Lansia.

Arief juga merupakan aktivis sosial yang menangani anak yatim, ODGJ dan bayi terlantar.

Ia memberikan pelayanan gratis 100 persen sampai wafat kepada seluruh lansia terlantar binaannya.

Profil Griya Lansia

Baca juga: Kisah Pilu Nasikah Lansia Sidoarjo Diserahkan Anaknya ke Panti Jompo, Rela Tak Dikabari jika Wafat

DISERAHKAN - Dua wanita menyerahkan ibu kandungnya ke Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang
DISERAHKAN - Dua wanita menyerahkan ibu kandungnya ke Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang (Kolase TikTok)

Arief Camra perintis panti jompo tersebut sejak tahun 2019 dan baru dibangun pada Januari 2021.

Pembangunan Griya Lansia berasal dari donasi masyarakat yang dikumpulkan tiga lembaga yakni Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa dan Galena.

Sejak Juli 2021, panti tersebut mulai merawat lansia.

Baca juga: Rekam Jejak Abdul Hadi, Anggota DPR yang Sebut Insiden Juliana Marins Jadi Momen Evaluasi Basarnas

Empat bulan berjalan, ada 60 lansia yang dirawat di panti tersebut.

Arief menegaskan, panti jompo itu dibangun untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah lansia yang ditelantarkan.

"Griya Lansia membantu pemerintah menyelesaikan problem Lansia terlantar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih baik," kata Arief, dikutip dari Kompas.com yang tayang Rabu (3/11/2021).

Arief tidak menampik unggahan tentang Griya Lansia di Facebook-nya untuk menarik donasi.

Menurutnya, yayasannya adalah lembaga amal yang beroperasi dari dana hasil donasi.

Ia mengatakan dalam sebulan, setiap lansia bisa menghabiskan dana Rp 1 juta. Jika ada 60 orang, maka kebutuhan merawat lansia mencapai Rp 60 juta dalam sebulan.

Besaran biaya tersebut masih belum termasuk biaya perawatan fasilitas Griya Lansia yang memiliki 18 kamar, tiga bangsal, area taman dan honor bagi empat perawat yang bertugas.

“Sebab Griya Lansia ini ladang amal bersama, bukan milik perorangan. Siapa saja boleh ikut beramal, membantu lansia," kata Arief.

"Merawat lansia itu pekerjaan terberat diantara yang berat. Maka butuh support publik agar tidak ada manusia yang tinggal di sampah, di kolong jembatan dan lain-lain," tambahnya.

Mayoritas Lansia Terlantar

Para lansia yang menjalani kehidupan di tempat tersebut sebagian besar adalah lansia yang terlantar dan tak memiliki keluarga. Namun ada juga lansia yang diserahkan oleh pihak keluarga seperti Trimah, Marti’in dan Soetiyo. 

Nurhadi, penanggung jawab Griya Lansia mengatakan lansia yang dirawat di fasilitas tersebut harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Pertama, lansia tersebut benar-benar dalam kondisi terlantar dan tidak ada yang merawat.

Selain itu, para lansia yang sebagian besar dibawa oleh para relawan bukan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). 

Saat pertama kali masuk juga harus ada penanggung jawab yang melakukan serah terima kepada pengelola.

"Untuk yang diserahkan pihak keluarga juga ada. Alasannya karena kesibukan atau juga tidak mampu. Kami tetap menerima dan gratis, tidak ada biaya apapun," ujarnya.

“Banyak lansia yang terlantar dan tidak terurus. Kemudian kami memiliki inisiatif untuk membangun griya lansia ini,” tambah Nurhadi dikutip dari Antara.

Ia sangat berharap tidak ada lagi kasus serupa yang dialami para lansia, khususnya yang memiliki keluarga.

Griya Lansia Husnul Khatimah juga memberikan kesempatan kepada pihak keluarga jika ingin kembali merawat orang tua tersebut.

Para lansia yang berada di Griya Lansia Husnul Khatimah tersebut tidak sekadar dirawat oleh pengelola, namun juga dibimbing dan diarahkan untuk menjadi lebih baik di masa tua mereka.

Pengelola griya lansia memberikan bimbingan keagamaan bagi para lansia tersebut agar lebih siap jika sewaktu-waktu ajal datang menjemput mereka. Keseharian para lansia itu diisi dengan mengaji, shalat berjamaah dan istighatsah rutin setiap pagi. 

"Kami membimbing untuk berdoa. Para lansia, rata-rata teringat keluarga dan masa lalu mereka."

"Untuk keluarga, kami persilahkan untuk mengunjungi, tidak ada syarat khusus," kata dia.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved