Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Cucu Hilang di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Tangis Kakek Saidi Pecah Ingat Video Mengaji

Cucu Kakek Saidi, Muhammad Adam Fidiansyah, adalah santri Ponpes Al Khoziny yang belum ditemukan sejak Senin (29/9/2025

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kompas.com/Izatun Najibah
MENUNGGU - Kakek Saidi (67) warga Sidoarjo, Jawa Timur hanya bisa menunggu kabar cucunya yang hilang di reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Buduran Sidoarjo. Cucunya bernama Muhammad Adam Fidiansyah. 

SURYA.CO.ID - Sudah lima hari Kakek Saidi (67) menunggu di posko evakuasi. Ia hanya bisa menatap layar monitor, berharap cucu tercinta segera ditemukan di reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Budaran, Sidoarjo.

Cucu Kakek Saidi, Muhammad Adam Fidiansyah, merupakan salah satu santri Ponpes Al Khoziny yang hilang sejak ambruknya bangunan mushala tiga lantai pada Senin (29/9/2025).

Matanya kosong, tapi raut wajahnya jelas menahan pilu.

“Setiap saat saya natap layar ini. Tadi di situ (layar monitor luar) karena panas jadi saya pindah ke dalam posko ini,” ucapnya lirih.

Saidi terus berharap ada kabar baik dari proses evakuasi.

“Sudah dari Senin di sini, nggak enak makan nasi. Cuma rokok sama roti. Cucu saya belum ketemu,” katanya saat ditemui, Jumat (3/10/2025).

Tangis Saidi pecah ketika memperlihatkan video Adam sedang mengaji.

Air matanya jatuh tanpa ia sadari, menggambarkan perasaan rindu pada cucunya yang tak tersampaikan.

Baca juga: Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditemukan Wafat dalam Sujud, saat Basarnas Evakuasi Haikal

Pertemuan Terakhir

PANTAU DARI LAYAR - Keluarga memantau evakuasi korban bangunan runtuh di ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo dari layar yang disediakan di posko Basarnas, Kamis (2/10/2025). Evakuasi korban bangunan runtuh mulai menggunakan alat berat.
PANTAU DARI LAYAR - Keluarga memantau evakuasi korban bangunan runtuh di ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo dari layar yang disediakan di posko Basarnas, Kamis (2/10/2025). Evakuasi korban bangunan runtuh mulai menggunakan alat berat. (SURYA.co.id/Ahmad Zaimul Haq)

Kakek Saidi bercerita tentang pertemuan terakhirnya dengan sang cucu Muhammad Adam Fidiansyah.

“Seminggu lalu pulang ke rumah sakit terus berobat dan maunya kembali ke pondok. Setelah itu ada insiden ini,” ungkap Saidi terbata-bata sembari mengusap air mata.

Baginya, Adam adalah cucu pertama yang pendiam, penurut, dan tidak pernah banyak menuntut.

Saidi masih ingat pesan terakhirnya untuk sang cucu sebelum kembali ke pondok, agar selalu berhati-hati dan menjadi anak sholeh.

Kini tidur Saidi pun tak pernah nyenyak.
Wajah Adam seolah hadir dalam mimpinya, seakan masih hidup, bisa ia tatap dan peluk.

“Mata saya terbayang-bayang dia masih hidup. Jadi seperti berhalusinasi, di rumah pulang sebentar gak kuat akhirnya ke sini lagi,” tuturnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved