Berita Viral

Ditemukan Usai 19 Hari Menghilang, Siswi SMP Surabaya Terjerat Narkoba, Ayahnya Tolak Bantuan Pemkot

Ketemu Setelah Hilang 19 Hari, Siswi SMP di Surabaya Positif Narkoba, Ayahnya Tolak Dirawat Pemkot

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase Dok Polsek Tegalsari/Canva.com
Ditemukan Usai 19 Hari Menghilang, Siswi SMP Surabaya Terjerat Narkoba, Ayahnya Tolak Bantuan Pemkot 

SURYA.CO.ID - Seorang siswi SMP berinisial RAB (15) di Kota Surabaya ditemukan dalam kondisi mengejutkan setelah menghilang selama 19 hari. Remaja ini diketahui menginap bersama lima orang dewasa di sebuah hotel dan positif mengonsumsi narkoba.

Pemkot Surabaya melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) sebenarnya telah mengupayakan rehabilitasi bagi RAB.

Namun, sang ayah EF (40) menolak tawaran dan bantuan tersebut.

"Yang (4 pelaku pria) dewasa sudah diproses di (Polsek Tegalsari) situ. Anak ini (korban) diproses di Polrestabes Surabaya, dites urine positif (narkoba)," kata Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati, saat dikonfirmasi, Jumat (20/6/2025) dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Menurut Ida, pihaknya telah berkomunikasi dengan keluarga untuk mengupayakan rehabilitasi korban.

Namun, respons dari sang ayah belum sesuai harapan.

"Anak ini sakit, karena sudah konsumsi (narkoba) begitu, mau kita rehabilitasi si anak ini. Ini masih komunikasi sama bapaknya, karena masih alot melepas anaknya mau kita rawat," jelasnya.

Pihaknya bahkan telah menawarkan dua opsi, baik rawat inap di RSUD Menur maupun rawat jalan di BNN Surabaya.

"Kami masih meyakinkan bapaknya, kita sampaikan anaknya mau dirawat di Rumah Sakit Menur, tapi konotasinya rumah sakit cuman buat orang gila. Padahal, ada rehab narkoba di sana," ujar Ida.

"Ya sudah kalau enggak mau rawat inap di Rumah Sakit Menur, kita tawarkan bagaimana kalau anaknya rawat jalan saja di BNN Surabaya. Ayahnya masih belum mau juga," imbuhnya.

Korban sendiri telah dikembalikan ke pihak keluarga setelah dimintai keterangan oleh aparat. Meski demikian, DP3APPKB Surabaya masih terus berupaya agar anak tersebut tetap mendapatkan penanganan yang layak.

Kabur dari Rumah

Diketahui, awalnya Siswi SMP berinsial RAB diketahui kabur dari rumahnya.

Setelah 19 hari berlalu, remaja perempuan tersebut ditemukan oleh anggota Polsek Tegalsari pada Senin (16/6/2025) di sebuah hotel kawasan Kecamatan Tegalsari, Surabaya.

Ia diketahui menginap bersama teman barunya di antaranya empat orang laki-laki dan satu perempuan.

Empat orang teman di antaranya laki-laki berusia dewasa yakni RH (22), DA (23), RAF (18) dan RH (21), dan seorang perempuan berusia dewasa berinisial LZV (20).

Dari hasil penggeledahan di kamar hotel, petugas menemukan enam bungkus plastik kecil berisi sabu serta alat hisap (bong).

Setelah dilakukan tes, siswi SMP tersebut dinyatakan positif mengonsumsi narkotika jenis sabu.

“Unit Reskrim Polsek Tegalsari dipimpin AKP Pandu Bimantara berhasil menemukan anak hilang tersebut, di sebuah hotel wilayah Tegalsari bersama 5 orang dewasa lainnya. Saat dilakukan penggeledahan di kamar hotel, juga ditemukan barang bukti narkoba,” ujar Kapolsek Tegalsari Kompol Rizki Santoso, saat dihubungi SURYA.CO.ID Selasa (17/6/2025).

Selain itu, pihak kepolisian menduga remaja perempuan ini juga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Berdasarkan keterangan awal, ia sempat dijajakan kepada pria hidung belang sebanyak tiga kali oleh seorang perempuan dalam kelompok tersebut.

Terpengaruh Teman Baru

Berdasarkan penelusuran pihak berwenang, anak ini kabur dari rumah sejak 28 Mei 2025.

Ia diduga terpengaruh pergaulan dan ajakan teman-teman barunya yang seluruhnya adalah orang dewasa.

Sang anak tinggal bersama ayah, kakek, dan pamannya.

Sementara sang ibu sudah tidak tinggal bersama mereka sejak bercerai.

Ida menduga, minimnya komunikasi dan kehadiran sosok orang tua membuat sang anak mencari figur pengganti dari lingkungan yang salah.

“Mungkin dia ingin mencari figur keluarga. Ayahnya bekerja sampai larut malam. Komunikasi kurang, dan pergaulan salah arah,” jelas Ida.

Ida menegaskan bahwa ketahanan keluarga merupakan faktor penting dalam menjaga tumbuh kembang anak.

Lingkungan rumah yang harmonis dan perhatian dari kedua orang tua dapat mencegah anak terjerumus dalam pergaulan yang salah.

“Kalau keluarga pecah, dampaknya ke mana-mana, terutama ke anak. Komunikasi harus dibangun agar anak bisa terbuka tentang kehidupan sosialnya,” pungkasnya.

(Kompas.com/Surabaya.tribunnews.com/Luhur Pambudi/Pipit Maulidiya)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved