Citizen Reporter

Buka Wawasan Jurnalis Kampus, ISTTS Gelar Workshop Jurnalistik 'Menulis itu Mudah'

Suasana ruang E-502 Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) tampak semarak saat para jurnalis kampus berkumpul mengikuti workshop.

Editor: Musahadah
istimewa
MENULIS - Workshop Jurnalistik yang digelar di Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS), pada Jumat (20/6/2025). 

SURYA.CO.ID - Suasana ruang E-502 Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS), di Jalan Ngagel Jaya Tengah 73-77 Surabaya tampak semarak saat para jurnalis kampus berkumpul mengikuti workshop pada Jumat (20/6/2025). 

Editor Surya Online (Tribun Jatim Network), Musahadah, tampil memberikan materi bertajuk “Menulis Itu Mudah”.

"Menulis berita bukanlah hal rumit jika dilakukan dengan cara yang tepat," ucap Uus, sapaan akrab Musahadah mengawali pemaparannya. 

Dengan tegas Uus mengatakan berita adalah fakta atau informasi yang benar-benar ada.

Dalam konteks jurnalistik, fakta harus dipastikan kebenarannya dan tidak boleh berasal dari dugaan atau asumsi pribadi.

Baca juga: 200 Developer Lintas Kota dan Usia Meriahkan 10 Tahun Google Developer Group (GDG) Surabaya di ISTTS

Ini menunjukan bahwa jurnalis memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Hal penting lain yang yang disampaikan Uus di sesi ini tentang pemilihan angle atau sudut pandang berita.

Dalam pemilihan angle, ada dua pendekatan yang bisa diambil, yakni angle lebar yang mencakup keseluruhan peristiwa secara umum, dan angle sempit yang lebih fokus pada satu sisi unik dari kejadian. 

Menemukan angle yang tepat akan sangat mempengaruhi kualitas dan daya tarik sebuah berita.

"Cari yang paling unik dari suatu peristiwa. Jangan berhenti di permukaannya saja," ujarnya.

Dalam menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana berita bisa bernilai, Uus menguraikan bahwa berita yang baik bukan hanya tentang apa yang terjadi, tetapi mengapa itu penting untuk dibagikan kepada masyarakat.

Berita yang menarik biasanya memiliki unsur aktualitas, kedekatan emosional atau geografis dengan pembaca, nilai edukasi, hiburan, hingga sentuhan kemanusiaan.

Menulis dengan memperhatikan aspek ini akan membuat karya jurnalistik lebih relevan dan bermakna.

Uus juga menekankan pentingnya wawancara dalam proses peliputan untuk memastikan informasi yang diperoleh berasal dari narasumber yang jelas dan kredibel.

Dalam sesi menulis, Uus berbagi cara membuat judul yang menarik dan tetap netral.

"Khusus untuk berita online, judul yang efektif biasanya memuat kata kunci dan mampu membangkitkan rasa penasaran pembaca," katanya. 

Ia kemudian menjelaskan peran lead atau teras berita yang tak kalah pentingnya. 

Lead yang baik diibaratkan seperti intro dalam lagu, untuk menggugah dan menggiring pembaca masuk ke dalam isi berita.

Ia menyebut berbagai bentuk lead, mulai dari 5W+1H (What, Why, When, Who, Where, How) hingga deskriptif dan naratif yang cocok untuk angle sempit. 

Menjelang akhir sesi, Uus mengingatkan peserta agar selalu peka terhadap etika penulisan.

Ia menggarisbawahi pentingnya menghindari penulisan unsur yang bersifat sensitif seperti tindakan ekstremisme atau bunuh diri yang dapat meresahkan masyarakat atau bahkan melanggar kode etik jurnalistik.

Menurutnya, menjadi jurnalis bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga soal menjaga nilai dan dampak dari informasi yang disampaikan.

Uus juga membagikan wawasan seputar karakteristik media sosial yang kini digunakan masyarakat, seperti Facebook, Instagram, TikTok, YouTube. 

Ia memberikan tips penyesuaian konten di tiap platform misalnya, buat konten ringan dan visual untuk TikTok dan Instagram, serta informasi yang lebih lengkap dan mendalam untuk YouTube. 

Menanggapi pertanyaan peserta tentang waktu unggah, Uus menjelaskan bahwa tidak ada waktu pasti, karena semua tergantung pada jenis konten dan target audiens.

Selain Uus, workshop ini juga menghadirkan Robertus Risky Pradianto K, yang memberikan materi tentang fotografi. 

Workshop ini memberikan kesan tersendiri bagi para peserta.

Seorang peserta, Luigi Darryl Joy Windoro yang akrab dipanggil Luigi, mengaku mendapatkan perspektif baru tentang dunia jurnalistik. 

"Workshop ini menambah wawasan baru untuk cara menulis berita, dan menulis berita tidak sesusah yang dibayangkan," ungkapnya.

Baginya, pemaparan materi yang sederhana namun mendalam membuat proses menulis menjadi lebih jelas dan terarah. 

Kepala Humas ISTTS, Masrara Dwi Yanti Handayani berharap adanya workshop ini, para jurnalist kampus bisa menambahkan skillnya dalam penulisan berita dan membantu penyebaran berita yang valid. 

"Teknologi pasti akan terus berkembang tetapi jurnalistik harus bisa memberikan berita yang berdasarkan fakta dan valid," tegasnya.

Penulis

Grace Natalia Gunawan, Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual, ISTTS.
Gregory Javier Oscar, Mahasiswa Jurusan Desain Produk, ISTTS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved