Ibadah Haji 2025

Kisah Pemijat Gus Dur saat Ibadah Haji 2025, di Mekah Jemaah Senang Dibantu Pijat

Ekspresi ceria penuh syukur mengiringi kedatangan Rochmad Munandar (56),  jemaah haji asal Kenjeran, Surabaya.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa PPIH Embarkasi Surabaya
HAJI - Rochmad Munandar dan istrinya Yuli Khotimah, saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Tukang pijat yang pernah melihat Gus Dur itu sudah menyelesaikan ibadah haji. 

Di Tanah Suci, Gus Mad itu tidak hanya memijat jemaah biasa. Dia juga pernah memijat artis Arie Untung hingga Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag RI, Muchlis Hanafi.

Rochmad merasa bersyukur karena di sana dapat membantu para jemaah yang membutuhkan dengan kemampuan yang ia miliki.

“Ada seorang jemaah yang sakit selama 10 tahun, sudah dibawa berobat kemana-mana belum ada yang cocok. Alhamdulillah atas izin Allah, ketika saya bantu, berangsur membaik,” kenangnya.

Usia SMP Bisa Memijat

Kemampuan memijat Rochmad memang tidak bisa dilepaskan dari skill sang kakek. Darah pandai memijat urat dan kesehatan itu kemudian menurun melalui cucunya.

Tanda-tanda kalau Rochmad remaja bisa melanjutkan kemampuan memijat itu terlihat saat dirinya beruisa SMP.

“Saya dari duduk di bangku SMP sudah bisa memjiat dari kemampuan yang diturunkan kakek. Tapi saya mulai memijat secara professional ketika di bangku SMA dan buka praktik pada tahun 1998,” terangnya.

Rochmad merasa bersyukur dengan kemampuan memijatnya ini, ia dapat memenuhi kebutuhan keluarganya bahkan dapat memenuhi panggilan Allah SWT ke Tanah Suci.

“Alhamdulillah, selama saya memijat saya hanya memasang tarif seikhlasnya, tidak mematok tarif khusus. Sejauh ini saya dapat gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan berhaji bersama istri,” tuturnya,

Dalam sehari, Rochmad bisa menyisihkan uang untuk kebutuhan rumah maupun untuk menabung haji.

Setiap hari dia terkadang mendapatkan pasien pijat hingga empat orang, baik dia datang ke rumah pasien maupun pasien yang datang ke rumah Rochmad di Jalan Cumpat Kulon Makam, Kenjeran Surabaya.

"Setiap hari tidak tentu, kadang dapat dua orang kadang empat orang. Hasilnya lalu saya berikan ke istri untuk dibagi sesuai kebutuhan rumah dan sebagian disisihkan untuk haji," jelasnya.

Ia menceritakan pada tahun 2012 mendaftar haji bersama istrinya. Sang istri saat itu menjadi pengajar Bahasa Hongkong.

“Dari hasil menabung pendapatan memijat yang saya sisihkan, pada tahun 2012 terkumpul uang untuk bisa mendaftar haji bersama istri,” terangnya.

Tidak hanya mampu menjalankan ibadah haji dengan lancar, Rochmad juga memperoleh rezeki materi dari kemampuan memijatnya. “Semua atas izin Allah SWT,” ucapnya.

Selama di Tanah Suci, Rochmad dan istrinya tidak lupa memanjatkan doa agar anak-anak  dan keluarga kami lainnya juga dapat kesempatan berhaji ke Baitullah. Semoga mabrur. 

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved