Ibadah Haji 2025
Kisah Pemijat Gus Dur saat Ibadah Haji 2025, di Mekah Jemaah Senang Dibantu Pijat
Ekspresi ceria penuh syukur mengiringi kedatangan Rochmad Munandar (56), jemaah haji asal Kenjeran, Surabaya.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ekspresi ceria penuh syukur mengiringi kedatangan Rochmad Munandar (56), jemaah haji asal Kenjeran, Surabaya.
Dia ditemani istrinya, Yuli Khotimah (53), selamat tiba kembali ke tanah air setelah menuntaskan rukun Islam kelima itu.
Tukang pijat urut ini terus mengembangkan senyum bahagia. Begitu tiba di Hall Muzdalifah Asrama Haji Sukolilo Surabaya, pria yang pernah memijat Gus Dur itu tidak henti-hentinya mengucap syukur.
"Alhamdulillah, saya bersama istri bisa lancar dan selamat kembali ke Surabaya. Rasanya ingin lama di sana. Banyak jemaah haji senang karena aku nanti memijat mereka," ucap Rochmad.
Melalui keterangan tertulis PPIH Embarkasi Surabaya, Kloter 16 yang membawa tukang pijat ini sebenarnya sudah tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya Senin (16/6/2025) sore kemarin.
Tukang pijat yang tidak pernah memasang tarif atas jasanya itu mengaku mendapat pengalaman berarti di Tanah Suci.
Tidak hanya khusuk beribadah, tapi juga membantu membuat jemaah haji di Mekkah. Jemaah yang lain senang karena pijatan Gus Mad, sapaan Rochmad Munandar, menambah semangat jemaah.
Gus Mad juga mengaku pernah mendapat pengalaman yang tidak bisa dilupakan saat diminta memijat Gus Dur.
Pada saat acara Muktamar PBNU, Rochmad dipanggil dan diminta memijat presiden RI keempat itu.
Rochmad beruntung bisa menguasai skill memijat yang diwariskan dari kakeknya. Hanya dirinya yang bisa melanjutkan kemampuan pijat urat dan kesehatan sang kakek. Skill ini pun bermanfaat di Mekkah.
Selama di Tanah Suci, Rochmad mengaku mendapat pengalaman spiritual yang luar biasa.
“Rasanya belum ingin pulang, masih ingin di Tanah Suci,” tutur pria yang pernah memijat almarhum Gus Dur ini.
Banyaknya jemaah yang minta dipijat membaut dia senang karena bisa membantu. Namun dia harus bisa menjaga waktu sehingga bisa melakukan ibadah haji dengan lancar.
Di Tanah Suci itu memang banyak jemaah yang memanfaatkan jasa Rochmad. Begitu mengetahui dirinya tukang pijat, jemaah di Madinah dan Mekkah banyak yang memanggil untuk dipijat.
"Saya pernah mijat di Masjidil Haram hingga ke Tower Zam-Zam. Alhamdulillah meskipun di sana saya banyak dipanggil memijat tetapi tidak menggangu ibadah haji saya karena memijat hanya saya lakukan ketika luang,” tuturnya.
Di Tanah Suci, Gus Mad itu tidak hanya memijat jemaah biasa. Dia juga pernah memijat artis Arie Untung hingga Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag RI, Muchlis Hanafi.
Rochmad merasa bersyukur karena di sana dapat membantu para jemaah yang membutuhkan dengan kemampuan yang ia miliki.
“Ada seorang jemaah yang sakit selama 10 tahun, sudah dibawa berobat kemana-mana belum ada yang cocok. Alhamdulillah atas izin Allah, ketika saya bantu, berangsur membaik,” kenangnya.
Usia SMP Bisa Memijat
Kemampuan memijat Rochmad memang tidak bisa dilepaskan dari skill sang kakek. Darah pandai memijat urat dan kesehatan itu kemudian menurun melalui cucunya.
Tanda-tanda kalau Rochmad remaja bisa melanjutkan kemampuan memijat itu terlihat saat dirinya beruisa SMP.
“Saya dari duduk di bangku SMP sudah bisa memjiat dari kemampuan yang diturunkan kakek. Tapi saya mulai memijat secara professional ketika di bangku SMA dan buka praktik pada tahun 1998,” terangnya.
Rochmad merasa bersyukur dengan kemampuan memijatnya ini, ia dapat memenuhi kebutuhan keluarganya bahkan dapat memenuhi panggilan Allah SWT ke Tanah Suci.
“Alhamdulillah, selama saya memijat saya hanya memasang tarif seikhlasnya, tidak mematok tarif khusus. Sejauh ini saya dapat gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan berhaji bersama istri,” tuturnya,
Dalam sehari, Rochmad bisa menyisihkan uang untuk kebutuhan rumah maupun untuk menabung haji.
Setiap hari dia terkadang mendapatkan pasien pijat hingga empat orang, baik dia datang ke rumah pasien maupun pasien yang datang ke rumah Rochmad di Jalan Cumpat Kulon Makam, Kenjeran Surabaya.
"Setiap hari tidak tentu, kadang dapat dua orang kadang empat orang. Hasilnya lalu saya berikan ke istri untuk dibagi sesuai kebutuhan rumah dan sebagian disisihkan untuk haji," jelasnya.
Ia menceritakan pada tahun 2012 mendaftar haji bersama istrinya. Sang istri saat itu menjadi pengajar Bahasa Hongkong.
“Dari hasil menabung pendapatan memijat yang saya sisihkan, pada tahun 2012 terkumpul uang untuk bisa mendaftar haji bersama istri,” terangnya.
Tidak hanya mampu menjalankan ibadah haji dengan lancar, Rochmad juga memperoleh rezeki materi dari kemampuan memijatnya. “Semua atas izin Allah SWT,” ucapnya.
Selama di Tanah Suci, Rochmad dan istrinya tidak lupa memanjatkan doa agar anak-anak dan keluarga kami lainnya juga dapat kesempatan berhaji ke Baitullah. Semoga mabrur.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Ibadah Haji 2025, Ini Daftar 7 Jemaah Haji Jatim yang Belum Bisa Pulang ke Tanah Air |
![]() |
---|
Ibadah Haji 2025, Kloter 97 Jadi Kloter Penutup Jemaah Haji Debarkasi Surabaya |
![]() |
---|
Sukardi, Jemaah Haji Asal Kepanjen Malang yang Hilang di Mekkah Belum Ditemukan |
![]() |
---|
26 Jamaah Haji Manggarai NTT Tertahan di Surabaya 4 Hari, Kini Bisa Pulang ke Kampung Halaman |
![]() |
---|
Sore Nanti, Pemulangan Terakhir Jemaah Haji Kloter Terakhir Debarkasi Surabaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.