Gelar Sharing Session IBC 2025, Kadin Jatim: Langkah Strategis Ciptakan Kurikulum Berbasis Industri

Kadin Jatim melalui Kadin Institute menggelar kegiatan Sharing Session Industry-Based Curriculum (IBC)

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Kadin Jatim
IBC - Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto (kiri) saat memberi sambutan dalam kegiatan Sharing Session Industry-Based Curriculum (IBC) yang digelar di Graha Kadin Jatim, Senin (16/6/2025). 

Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah dalam menjawab ketidaksesuaian antara lulusan vokasi dan kebutuhan industri.

"Kurikulum IBC adalah muara utama dari kerja TKDV. Ini bukan hanya soal link and match, tapi benar-benar memastikan lulusan siap kerja sesuai kebutuhan pasar," ungkap Benny.

Ia juga menyampaikan ide penggabungan kurikulum SMK dan politeknik dalam satu lintasan pendidikan selama empat tahun, di mana dua tahun terakhir difokuskan pada pemagangan di industri.

Model ini diyakini mampu mencetak lulusan dengan kesiapan kerja lebih tinggi.

Benny juga menyoroti fakta bahwa lulusan SMK masih menduduki peringkat tertinggi dalam tingkat pengangguran terbuka.

Berdasarkan data BPS Agustus 2024, TPT lulusan SMK mencapai 9 persen, tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya.

“Melalui kurikulum yang relevan dan pemagangan yang terstruktur, kita harapkan lulusan vokasi bisa langsung terserap industri, tanpa perlu masa adaptasi panjang,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi peran Kadin dan Swisscontact dalam memfasilitasi penyelarasan antara sektor pendidikan dan dunia kerja.

Menurutnya, keberhasilan sistem vokasi Jerman bisa dijadikan inspirasi, di mana sektor pendidikan benar-benar menjadi tulang punggung ekonomi.

Sharing Session IBC ini juga menjadi ruang diskusi untuk menyamakan persepsi antar pemangku kepentingan.

Kegiatan ini diharapkan dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan teknis, menyusun strategi penyelarasan, serta mempercepat implementasi kurikulum berbasis industri secara luas di Jawa Timur.

"Kami percaya bahwa keberhasilan ini hanya bisa dicapai jika semua pihak bergerak bersama: pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan. Tanpa sinergi, kurikulum IBC tidak akan berjalan maksimal," tambah Nurul.

Dengan berlangsungnya pelatihan ini, Jatim menunjukkan keseriusannya menjadi provinsi percontohan dalam pengembangan pendidikan vokasi nasional.

TKDV hadir sebagai pengungkit strategis agar kualitas lulusan sejalan dengan arah pembangunan industri daerah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved