Ciptakan Lingkungan Bersih dan Berdayakan Ekonomi Warga Gresik, PTFI Dirikan Rumah Kompos di 3 Desa

Dana yang diperoleh akan dialokasikan kembali untuk membangun infrastruktur pengelolaan sampah di sembilan desa penerima manfaat.

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
surya/mochammad sugiyono
KELOLA SAMPAH ORGANIK - PT Freeport mendidikan Rumah Kompos di Desa Manyar, Kecamatan Sidorukun, Kabupaten Gresik yang nantinya akan dikelola masyarakat setempat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) SABAR. 

SURYA.CO.ID, GRESIK - PT Freeport Indonesia (PTFI) mendirikan Rumah Kompos di tiga desa di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Pembangunan Rumah Kompos itu adalah bagian dari inisiatif Waste for Waste untuk mengatasi permasalahan sampah organik di lingkungan permukiman. 

Rumah Kompos yang diinisiasi PTFI itu masing-masing berada di Desa Manyar Sidorukun, Desa Manyarejo dan Desa Manyar Sidomukti. Tujuannya untuk mengolah limbah sampah rumah tangga dan memberdayakan masyarakat melalui pendekatan ekonomi sirkular. 

"Rumah Kompos itu merupakan bagian dari desa prioritas di sekitar area operasional Smelter PTFI. Fasilitas ini menjadi kebutuhan warga tiga desa tersebut dalam pengelolaan sampah organik, guna mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," kata VP Business Process Smelting & Refining PTFI, Aripin Buman dalam rilis Humas PTFI, Senin (9/6/2025). 

Menurut Arifin, sampah tersebut selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi pertanian dan penghijauan. Sehingga bisa menambah kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. 

“Kami berharap, program ini dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Sekaligus mendorong praktik ekonomi sirkular dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis,” terang Arifin.

Program Waste for Waste merupakan implementasi nyata dari konsep ekonomi sirkular. Di mana pendanaan pembangunan Rumah Kompos berasal dari hasil pengelolaan dan penjualan sampah konstruksi Smelter PTFI yang dikelola oleh mitra sosial PTFI, yakni Pusat Transformasi Bersama (PTB) yang ditangani tokoh masyarakat Manyar Komplek. 

Dana yang diperoleh akan dialokasikan kembali untuk membangun infrastruktur pengelolaan sampah di sembilan desa penerima manfaat.

Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, masing-masing desa membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk menjalankan operasional Rumah Kompos.

Yaitu KSM SABAR di Desa Manyar Sidorukun, KSM Mukti Survive Compost di Desa Manyar Sidomukti, dan KSM MAKIN GEMES di Desa Manyarejo. 

"Ketiga KSM ini mendapat pendampingan dari Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta), yang merupakan mitra pelaksana PTFI dalam mendukung penguatan kapasitas masyarakat serta keberlanjutan program," imbuhnya.

Wehasta telah melakukan assessment sesuai dengan kebutuhan di masing-masing desa di sekitar area operasi Smelter PTFI, guna memastikan pendekatan yang sesuai dan tepat sasaran. 

Selain Rumah Kompos di tiga desa di Kecamatan Manyar ini, program pengelolaan sampah selanjutnya adalah bank sampah di tiga desa di Mengare dan Desa Karangrejo, serta Pembangunan fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Reduce- Reuse- Recycle (TPS3R) di Desa Banyuwangi dan Desa Bedanten.

"Melalui kolaborasi antara perusahaan, masyarakat, dan mitra lokal, program ini diharapkan menjadi contoh nyata pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di wilayah lain. PTFI terus berkomitmen mendorong inisiatif lingkungan yang memberikan dampak positif dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan," paparnya.

Untuk memulai pembangunan Rumah Kompos dan menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, PTFI menggelar tasyakuran di ketiga desa yang dihadiri segenap perangkat desa dan perwakilan warga. "Rumah Kompos ditargetkan akan rampung dan siap beroperasi pada Juli 2025," ungkap Arifin.

Sementara Kepala Desa Manyar Sidomukti, Ach Chasin memberi apresiasi kepada PTFI dalam membangun Rumah Kompos ini.

Ia menilai program ini sangat bermanfaat karena bisa mengatasi permasalahan sampah, sekaligus memberikan peluang bagi warga mendapat tambahan penghasilan. 

"Harapan kami, kegiatan seperti ini bisa terus berjalan dan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Chasin.****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved