Berita Viral

Imbas Dedi Mulyadi Ubah Jam Masuk Sekolah Pukul 6, Ditolak Orangtua dan Guru, Psikolog Soroti Mental

Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akan menerapkan jam masuk sekolah pukul 06.00 WIB menjadi pro kontra.

Editor: Musahadah
Kompas.com/Dinda Aulia
ATURAN JAM MASUK SEKOLAH - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Universitas Indonesia, Selasa (27/5/2025). Dedi menjalankan sejumlah gebrakan baru lagi seperti mengubah jam masuk sekolah menjadi pukul 06.00 WIB. 

SURYA.co.id - Gebrakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akan menerapkan jam masuk sekolah pukul 06.00 WIB menjadi pro kontra.

Kebijakan ini ditolak sebagian orangtua siswa dan guru serta dikritik habis-habisan oleh  Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat.

Terbaru, kebijakan Dedi Mulyadi itu juga disorot psikolog dari Universitas Islam Bandung (Unisba), Stephani Raihana Hamdan.

Stephani mengatakan jam masuk sekolah yang dibuat maju dari biasanya itu akan berdampak secara mental kepada para siswa.

Jika peraturan itu dianggap sebagai hal negatif maka akan berdampak negatif pula pada mental siswa tersebut.

Baca juga: Dedi Mulyadi Dikritik Habis-habisan Lagi Usai Gebrakan Baru Aturan Jam Sekolah, Fortusis: Ngapain?

"Jadi kalau bicara ke kesehatan mental, ya itu tadi kalau dia menilainya negatif maka semua bisa dibawa ke negatif karena semua itu ada di penghayatan," ujarnya saat dihubungi TribunJabar, Minggu (1/6/2025).

Jika berkaca ke luar negeri, kata dia, berdasarkan hasil penelitian, bahwa penerapan jam sekolah terlalu pagi tersebut, persepsinya memang dinilai negatif karena ada tuntutan tenaga pendidik dan siswa untuk bangun lebih pagi.

"Karena hal-hal yang seharusnya bisa tenang dan santai di pagi hari untuk siap-siap, itu jadi harus cepat-cepat. Jadi persepsinya negatif, tapi persepsi itu sifatnya subjektif," ucapnya.

Namun, kata Stephani, urusan bangun tidur lebih pagi demi masuk sekolah pukul 06.00 WIb bukan hal mustahil untuk dilakukan.

Jika siswa menjadikan bangun pagi sebagai kebiasaan, maka dia tidak akan kesulitan masuk sekolah tepat waktu.

"Pada prinsipnya, bangun atau tidak bangun pagi-pagi itu lebih ke kebiasaan saja, bukan berarti orang gak bisa bangun pagi, semua orang bisa. Hanya apakah dia akan membiasakan diri apa tidak," ujar Stephani.

Tentu, jika aturan baru ini dianggap sebagai tantangan positif, maka akan berdampak positif pula kepada siswa.

Stephani menyarankan agar para siswa menerima gagasan Dedi Mulyadi itu.

"Jadi nikmatilah karena ini aturan yang sifatnya baik, maka sikapi dengan positif. Kalau sikap positif, maka bisa mengubah kebiasaan dan merasa tidak terbebani, sehingga bisa berdaptasi, kemudian mengikuti sekolah dan kehidupan sehari-hari dengan baik," katanya.

Sebelumnya, Ketua Fortusis Jabar, Dwi Subianto mengatakan, terkait kebijakan tersebut tentu aturannya harus jelas, terutama ketika siswa sudah tiba di sekolah atau sudah berada di kelas pada pukul 06.00 WIB.

Baca juga: Dedi Mulyadi Dikritik Habis-habisan Lagi Usai Gebrakan Baru Aturan Jam Sekolah, Fortusis: Ngapain?

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved