Berita Viral 

Apa itu Metode Error Level Analysis? Dipakai Roy Suryo dalam Uji Forensik Kasus Ijazah Jokowi

Apa itu metode Error Level Analysis (ELA), yang dipakai Pakar telematika Roy Suryo, dalam kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas
IJAZAH JOKOWI - Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro saat membeber hasil uji forensik ijazah Jokowi. 

Terikait kasus ini, Ade Ary menegaskan pihaknya juga berkoordinasi dengan Dewan Pers.

Hal tersebut dilakukan untuk meminta keterangan soal beberapa video yang diajukan oleh Jokowi sebagai bukti.

Penyidik ingin memastikan apakah video tersebut merupakan produk jurnalistik atau bukan.

"Proses penyelidikan masih berlangsung. Penyelidik juga telah berkoordinasi dan meminta keterangan Dewan Pers terkait beberapa video yang diajukan sebagai bukti untuk dilakukan pendalaman," ucapnya.

Ade Ary menuturkan bahwa nantinya Dewan Pers yang akan menelaah secara langsung video untuk ditentukan masuk dalam kategori karya jurnalistik atau sebaliknya.

"Video tersebut akan didalami apakah merupakan produk jurnalistik atau bukan jadi proses penyelidikan masih berlangsung," tuturnya.

Sementara untuk pemeriksaan saksi-saksi, sejauh ini penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap 29 saksi.

Ade Ary mengatakan, ada beberapa tahapan sebelum masuk ke gelar perkara.

"Tahapannya itu klarifikasi dulu dari pelapor, korban barang bukti dicek lagi. Dalam penyelidik ada nama-nama yang disebutkan dalam peristiwa kemudian dikumpulkan dilakukan pendalaman pemeriksaan ahli," pungkasnya.

Sebelumnya, kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan sejumlah pasal dalam KUHP dan UU ITE.

“Pasal yang kita duga dilakukan itu ada 310 dan 311 KUHP tentang pencemaran nama baik, ada juga beberapa pasal di Undang-Undang ITE, antara lain 27A dan juga pasal 32 dan pasal 35,” ungkap Yakup di Polda Metro Jaya, Rabu (30/4/2025).

Pihaknya, kata Yakup, juga telah menyerahkan barang bukti berupa 24 video yang diduga memuat pencemaran nama baik terhadap Jokowi.

“Ada 24 video ya, sekitar 24 objek yang Pak Jokowi sudah laporkan juga, itu juga diduga dilakukan oleh beberapa pihak,” tambahnya.

Dalam hal ini, ada beberapa nama yang dilaporkan memiliki inisial RS, ES, T, dan K.

Dari penelusuran, inisial tersebut merujuk pada tokoh publik seperti Roy Suryo, Rismon Sianipar, dokter Tifa, Eggi Sudjana, dan Kurnia Tri Royani.

“Kami tentunya sudah menyerahkan ini kepada para penyidik, dan penyelidik mungkin masih sekarang tahapannya."

"Sehingga kami hormati dan kami akan menyerahkannya kepada pihak koalisi untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai pokok perkaranya,” kata Yakup.

Lantas, apa itu ELA?

Dilansir SURYA.CO.ID dari laman UPI, ELA merupakan teknik dalam forensik digital yang digunakan untuk mendeteksi manipulasi pada gambar digital, khususnya format JPEG. 

Konsep dasar ELA bahwa setiap kali sebuah gambar JPEG disimpan ulang, tingkat kompresi di seluruh bagian gambar seharusnya relatif seragam. 

Namun, jika ada bagian yang telah diedit, bagian tersebut akan menunjukkan pola kompresi yang berbeda.

Proses ELA melibatkan:

1. Menyimpan ulang gambar dengan tingkat kompresi yang sama seperti aslinya.
2. Menghitung perbedaan antara gambar asli dan gambar hasil penyimpanan ulang.
3. Menampilkan perbedaan dalam bentuk peta kesalahan (error map), yang memperlihatkan area mencolok sebagai indikasi potensi manipulasi.

Dalam dunia forensik digital, ELA digunakan untuk:

1. Verifikasi Keaslian Gambar: Mengetahui apakah suatu gambar telah diedit atau masih asli.
2. Deteksi Pemalsuan Dokumen: Mendeteksi manipulasi pada tanda tangan, cap, atau elemen lain dalam dokumen digital.

3. Investigasi Kriminal Digital: Memberikan bukti visual manipulasi gambar dalam konteks hukum atau penyelidikan.

Keunggulan utama ELA adalah kemampuannya mendeteksi perubahan secara visual tanpa bergantung pada metadata gambar, serta fleksibilitasnya untuk dikombinasikan dengan teknik forensik digital lain.

Meski demikian, penggunaan ELA tidak bisa berdiri sendiri sebagai alat bukti definitif. Metode ini hanya memberikan indikasi awal yang harus diperkuat dengan bukti dan metode forensik lain yang lebih komprehensif.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved