Berita Viral

Setelah Ijazah dan Album, Kini Giliran Transkrip Nilai Jokowi Disorot, Ini Fakta di Balik Nilai D

Setelah ijazah dan album alumni, kini giliran transkrip nilai Jokowi jadi sorotan lantaran ada nilai D. Sahabat Jokowi ungkap faktanya.

kolase Kompas.com
TRANSKRIP NILAI JOKOWI - (kiri) Transkrip nilai Jokowi ditampilkan saat konferensi pers Bareskrim Polri. Nilai D jadi sorotan. 

SURYA.co.id - Setelah ijazah dan album alumni, kini giliran transkrip nilai Jokowi jadi sorotan lantaran ada nilai D.

Beberapa netizen menanyakan mengapa nilai D bila lulus dari UGM.

Sahabat Jokowi pun memberikan pembelaan dengan menyebut sosok mantan Presiden tersebut sangat berprestasi saat kuliah.

Transkrip nilai Jokowi itu muncul setelah menjadi dokumen bukti dalam konferensi pers tudingan ijazah palsu kepadanya.

Bareskrim Polri menayangkan transkrip nilai bersama dengan ijazah.

Baca juga: Serangan Balik Roy Suryo dan TPUA Usai Bareskrim Nyatakan Ijazah Jokowi Asli: Gelar Perkara Khusus

Berikut adalah rincian nilai Jokowi di beberapa mata kuliah yang diambilnya saat berkuliah di UGM tahun 1980 hingga 1985:

Nilai A:

KKN
Filsafat Pancasila
Fisiologi Pohon

Nilai B:

Botani II
Agama I
Filsafat Ilmu Pengetahuan
Pancasila
Kimia II
Matematika I
Ilmu Tanah
Bahasa Indonesia II
Ekologi Hutan
Silvikultur

Nilai C:

Kewiraan
Botani I
Taksonomi tumbuh-tumbuhan
Zoologi
Ekonomi Umum
Agama II
Hukum Agraria
Kimia I
Klimatologi
Klasifikasi Tanah
Bahasa Inggris I
Bahasa Inggris II
Bahasa Indonesia I

Nilai D:

Matematika II
Fisika
Genetika
Penyakit Tanaman Hutan
Statistik I
Ilmu ukur kayu

Melihat nilai Jokowi selama berkuliah, netizen di media sosial ramai berkomentar.

Ada yang dibuat salah fokus dengan banyaknya nilai C yang didapatkan Jokowi hingga ada beberapa mata kuliah yang dapat nilai D.

"Nilai banyak C D kok lulus,"

"Di tahun itu untuk sekelas UGM bisa dapet A sih udah keren banget ya, dapet ceria dari oma gw untuk UGM standar nya tinggi banget, yang dapet A pun cuma bisa dihitung dengan jari," katanya. 

Jokowi Sosok Berprestasi

Sahabat Jokowi pun membongkar fakta di balik nilai-nilai tersebut.

Teman kuliah yang juga satu angkatan dengan Jokowi di UGM, Mustoha Iskandar menceritakan sosok Jokowi selama berkuliah lima tahun.

Kendati Jokowi banyak mendapatkan nilai C hingga D, Mustoha menyebut Jokowi adalah sosok berprestasi.

Sebab di angkatan tahun 1980 Fakultas Kehutanan, Jokowi adalah salah satu yang lulus cepat.

"Dari generasi 80 itu pak Joko Widodo termasuk generasi pertama yang lulus," ungkap Mustoha Iskandar dalam wawancara di kanal tv one news.

Selama berkuliah pun kata Mustoha, Jokowi adalah sosok yang rajin belajar meskipun ikut banyak kegiatan kampus.

"Pak Jokowi orangnya sederhana, humble, enggak banyak bicara tapi banyak kawan, aktivitasnya tidak banyak, paling naik gunung, rajin, belajar sehingga lulus lebih cepat," imbuh Mustoha.

Berani menyebut Jokowi adalah sosok berprestasi, Mustoha punya alasan kuat.

Kata Mustoha, Jokowi membanggakan fakultasnya karena bisa lulus cepat.

"Kalau ukuran kelulusan itu, waktu kelulusan itu jadi ukuran mahasiswa berprestasi ya Pak Joko Widodo termasuk berprestasi karena lebih cepat dari teman yang lain lulusnya," ujar Mustoha.

Lebih lanjut, tak cuma bicara soal prestasi Jokowi selama kuliah, Mustoha juga menanggapi tudingan ijazah palsu sang presiden.

Ditegaskan Mustoha, ia adalah saksi hidup yang mengetahui Jokowi kuliah hingga lulus dari UGM.

Karenanya kata Mustoha, pihak yang menuduh ijazah Jokowi palsu adalah orang-orang yang mengarang cerita saja.

"Itu (yang bilang ijazah Jokowi palsu) ngarang aja itu.

Saya nih saksi fakta, artinya yang menyaksikan bukan sekadar 'katanya', saya melihat, mendengar, berinteraksi langsung dengan mas Joko Widodo sejak sama-sama masuk 1980, beliau lulus 1985," tegas Mustoha.

Album Alumni Disorot

Polemik ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi belum selesai. 

Setelah foto jazah Jokowi, kini muncul album alumni Universitas Gajah Mada (UG) viral di media sosial. 

Dalam album alumni UGM tersebut, terlihat foto Jokowi semasa muda. 

Di album alumni itu juga tertulis nama Joko Widodo, lahir di Solo tanggal 21 Juni 1961. 

Tertulis pula Jokowi merupakan lulusan SMA 6 Surakarta. 

Pada bagian depan album itu tertulis 'Album Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada'. 

Kemudian ada pula tulisan tahun album itu diterbitkan, yakni 'Peringatan 25 tahun Fakultas Kehutanan UGM 23 Agustus 1988'. 

Saat dibandingkan dengan ijazah Jokowi yang beredar, ada perbedaan tempat kelahiran. 

Rupanya di ijazah Jokowi yang ada di media sosial tertulis tempat kelahiran di Surakarta. 

Sementara pada album alumni tertulis lahir di Solo. 

"Beda yah dengan ijazah tadi, ijazah tadi di Surakarta lahirnya," kata Pakar Hukum Pidana Univ Al Azhar Indonesia, Prof Suparji Ahmad. 

Menanggapi itu, Analis Komunikasi Publik Hendri Satrio mengatakan kalau Solo dan Surakarta sama saja. 

"Bukannya Solo adalah Surakarta, Surakarta adalah solo gak sih?," kata Hendri Satrio dikutip dari Youtube TV One, Rabu (21/5/2025). 

Namun ia tidak bisa memastikan secara hukum apakah Surakarta dan Solo itu berbeda. 

Hendri Satrio menilai, Jokowi percaya diri bahwa ijazahnya itu asli, begitu juga dengan UGM. 

"Pak Jokowi PD kelihatannya. UGM juga tadi saya bilang kepala jadi kaki, kaki jadi kepala dia bilang itu harus asli tuh. Kalau enggak repot UGM-nya," kata dia. 

Ia juga menilai bahwa Jokowi nyaman dengan isu ini, dan merasa bisa membuktikan keaslian ijazahnya. 

"Sekarang ada buku tahunannya tuh. Ya udah selesai kan. Kalau dia ya udah dia berjalan aja dengan asyiknya," ungkapnya. 

Bahkan menurut dia, jika terbukti asli, itu bisa jadi senjata Jokowi untuk menarik kembali kepercayaan publik. 

"Nanti ujungnya pada saat itu dibuktikan asli dan dia bisa menekan saya selama ini dizalimi. Saya sedih sekali. Sedih sekali," kata dia. 

Hendri juga mengatakan bahwa isu ini sarat akan kepentingan politik, baik bagi Jokowi dan pihak yang menuding ijazahnya palsu. 

"Jadi ini masalahnya dua-duanya sedang menikmati cat walk nih. Nanti ujungnya kita lihat aja. Tapi ini semua adalah peristiwa politik. Kalau peristiwa politik pasti ada maksud dan tujuan. Apa itu? Kepentingan ujungnya," tandasnya. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved