Berita Viral

Gelagat Rismon Sianipar di Kasus Ijazah Jokowi, Sebut Bareskrim Takut Tapi Selalu Mangkir Panggilan

Gelagat Ahli digital forensik, Rismon Sianipar di kasus ijazah Jokowi jadi sorotan. Sebut Bareskrim ketakutan, tapi dia sendiri mangkir panggilan.

kolase Tribun Medan
IJAZAH JOKOWI - Kolase foto ijazah Jokowi dan Rismon Sianipar. Gelagat Rismon di kasus ijazah Jokowi jadi sorotan. 

Sejauh ini, kata Ade, tercatat sudah 29 orang saksi yang dimintai keterangan terkait laporan tersebut.

Meski demikian, sambung dia, gelar perkara belum dilakukan karena masih menunggu beberapa tahapan penyelidikan lainnya.

"Tahapannya itu klarifikasi dulu dari pelapor, korban barang bukti dicek lagi. Dalam penyelidik ada nama-nama yang disebutkan dalam peristiwa kemudian dikumpulkan dilakukan pendalaman pemeriksaan ahli, barang bukti baru gelar perkara. Jadi tahapannya masih disini nanti pasti akan ada update lain ya," katanya.

Rismon Sianipar adalah satu dari lima orang yang dilaporkan Jokowi ke Polda Metro Jaya.

Kelima orang itu selama ini, menuding ijazah milik Jokowi palsu, termasuk juga dengan skripnya di Fakultas Kehutanan UGM. 

Sosok Rismon Sianipar

Melansir dari Wikipedia, Rismon Hasiholan Sianipar lahir 25 April 1977.

Ia adalah seorang akademisi, peneliti, dan pengembang perangkat lunak asal Indonesia yang dikenal luas dalam bidang keamanan multimedia, pemrosesan sinyal/citra/video digital, kriptografi, komunikasi digital, forensik multimedia, serta kompresi dan pengkodean data.

Baca juga: Tak Puas Cuma Ragukan Ijazah Jokowi, Roy Suryo Malah Mau Laporkan Bareskrim, Beber Kejanggalan Ini

Ia juga dikenal sebagai aktivis, dan aktif sebagai penulis buku dan pembimbing akademik di berbagai institusi pendidikan tinggi.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Negeri 3 Pematangsiantar, Rismon melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar Sarjana Teknik (S.T.) pada tahun 1998 serta Magister Teknik (M.T.) pada tahun 2001 di bidang Teknik Elektro.

Penelitiannya saat itu difokuskan pada analisis sinyal tak-stasioner menggunakan transformasi wavelet diskret untuk pemetaan energi pada domain waktu-frekuensi.

Pada tahun 2003, ia memperoleh beasiswa Monbukagakusho dari Pemerintah Jepang dan melanjutkan studi di Universitas Yamaguchi.

Di bawah bimbingan Prof. Dr. Hidetoshi Miike, ia meraih gelar Master of Engineering (M.Eng.) pada tahun 2005 dan Doctor of Engineering (Dr.Eng.) pada tahun 2008. 

Disertasinya menggabungkan metode tapis non-linear FitzHugh-Nagumo dengan kriptografi kurva eliptik (ECC) untuk meningkatkan keamanan dan otentikasi data digital.

Setelah menyelesaikan studi doktoralnya, ia aktif dalam penelitian dan pengembangan di bidang kriptografi, kriptanalisis, dan forensik digital, bekerja sama dengan berbagai universitas dan lembaga riset di Jepang.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved