Berita Viral

Sosok Adhel Setiawan, Berani Laporkan Dedi Mulyadi ke Komnas HAM Gegara Masukkan Siswa ke Barak

Sosok Adhel Setiawan, Berani Laporkan Dedi Mulyadi ke Komnas HAM Gegara Masukkan Siswa ke Barak

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase TribunBogor.com/YouTube Kang Dedi Mulyadi
LAPOR KE KOMNAS HAM - Adhel Setiawan menjadi sorotan, usai melaporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Komnas HAM. Adhel mengaku tak setuju dengan kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirim anak bermasalah ke barak militer. 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Adhel Setiawan, wali murid yang menjadi sorotan usai melaporkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham).

Adhel Setiawan melaporkan Dedi Mulyadi, karena kebijakan memasukkan siswa bermasalah ke barak militer.

Menurut Adhel Setiawan, kebijakan Dedi Mulyadi itu melanggar HAM. Sebagai wali murid, ia secara tegas mengaku tidak setuju.

Lantas, siapakah sebenarnya Adhel Setiawan hingga berani melaporkan Dedi Mulyadi ke Komnas HAM?

Minta Kebijakan Dedi Mulyadi Dihentikan

Adhel Setiawan memutuskan melapor ke Komnas HAM, agar kebijakan Dedi Mulyadi mengirim anak bermasalah ke barak militer, dihentikan.

"Saya selaku orang tua murid di Jawa Barat tidak setuju dengan kebijakan ini. Saya ingin kebijakan itu dihentikan karena kami menilai kebijakan ini syarat dengan dugaan pelanggaran HAM," ungkap Adhel Setiawan dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (9/5/2025).

Ada tiga alasan utama di balik penolakan Adhel.

Pertama, ia menyoroti bahwa Dedi Mulyadi tidak memahami esensi pendidikan.

"Saya melihat Dedi Mulyadi ini enggak ngerti atau enggak paham dengan falsafah pendidikan. Pendidikan itu kan tujuannya memanusiakan manusia, artinya anak didik itu bukan tanah liat atau benda yang harus dibentuk. Tapi anak didik itu subjek atau manusia yang harus dibimbing atau ditumbuhkan potensi tumbuh kembang atau bakatnya," pungkas Adhel Setiawan.

Menurut Adhel, kenakalan siswa muncul karena mereka tak didengar. Solusinya bukan pemiliteran, tapi pembinaan.

"Permasalahan kenakalan remaja menurut kami sebagai orang tua siswa, kenakalan siswa karena mereka tidak didengar permasalahan mereka, dan itu tugas guru dan orang tua beserta pemerintah yang memegang kebijakan tentang pendidikan. Bukan ujug-ujug dibawa ke militer," sambungnya.

Kedua, ia mempertanyakan metode dan kurikulum di barak militer.

Adhel merasa miris mendengar siswa bangun pukul 4 pagi, tidur pukul 10 malam, dan harus mengikuti pelatihan militer.

"Ada enggak jaminan selama dibina di barak ini mereka tidak diintimidasi, tidak dibentak, tidak dimarahi? Buktinya kemarin saya baca di berita itu mereka bangun jam 4 pagi, tidur jam 10 malam, dipakain baju militer, diajarin baris berbaris, rambut dibotakin, ini terbuka peluang yang sangat besar untuk terjadinya pelanggaran HAM," ujar Adhel.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved