Berita Viral

Duduk Perkara Siswa SD di Surabaya Dibanting Pelatih Futsal Tim Lawan, Bikin Cak Eri Marah Besar

Terungkap duduk perkara video viral yang menampakkan seorang siswa SD di Surabaya diduga dibanting pelatih futsal dari tim lawan.

Kolase SURYA.co.id/Tony Hermawan dan instagram
SISWA SD DIBANTING - (kanan) tagkap layar video viral siswa SD di Surabaya dibanting pelatih futsal tim lawan. (kiri) Bambang Sri Mahendra, ayah korban. 

SURYA.co.id - Terungkap duduk perkara video viral yang menampakkan seorang siswa SD di Surabaya diduga dibanting pelatih futsal dari tim lawan.

Si pelatih futsal tersebut kini harus berurusan dengan polisi karena ayah korban tak terima.

Selain itu, kejadian ini juga membuat Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi marah besar.

Dalam video yang beredar, tampak sekelompok anak mengenakan jersey hijau tampak mendatangi tenda biru.

Selanjutnya, mereka berselebrasi dengan telapak tangan di belakang telinga.

Akan tetapi, seorang pria dengan kemeja dan bertopi warna hitam secara tiba-tiba berlari mendekatinya.

Lalu, dia mendorong salah satu anak dan mendorongnya hingga terpental.

Tak hanya itu, pria tersebut juga sempat menunjuk anak yang sudah tersungkur ke tanah.

Kemudian, dia terlihat didatangi dua wasit serta sejumlah orang lain hingga suasana memanas.

Pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus kekerasan yang terjadi di tengah pertandingan futsal antar-siswa ini.

Berikut rangkuman fakta sebenarnya.

  1. Kronologi Sebenarnya

Seorang guru SD Negeri di Surabaya, Bayu Ahmad Zakaria (33) terkejut saat dilaporkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya

Dia dituduh membanting BAI, siswa MI Al-Hidayah berusia 11 tahun.

Insiden tersebut terjadi pada Minggu (27/4/2025), setelah MI Al-Hidayah memenangkan pertandingan futsal melawan SDN Simolawang KIP dengan skor 4-2.  

BAI yang berhasil mencetak 2 gol, saat sedang merayakan kemenangan ditarik Bayu hingga terjungkal ke lapangan.

Momen tersebut terekam video kakak BAI.

2. Dilaporkan Polisi

Bambang Sri Mahendra, ayah BAI, setelah insiden itu mencoba menghubungi Bayu melalui WhatsApp. Namun, tak mendapat respons. 

Bambang yang tak terima anaknya diperlakukan demikian, membuat laporan ke polisi.

"Saya mencoba hubungi terlapor (Bayu Ahmad Zakaria) untuk tanya maksudnya  apa bertindak demikian. Pesan saya dibaca tapi tidak ada balasan, sehingga saya memutuskan di malam itu membuat laporan. Nah, setelah ada laporan baru ada respons dari terlapor,"  kata Bambang, Selasa (29/4/2025).

Meskipun demikian, Bambang menekankan tetap sisi kemanusiaan. Apabila terlapor mengutarakan permintaan maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatan arogan terhadap anak, maka dapat menjadi pertimbangan untuk memaafkannya. 

Kendati demikian, Bambang sudah menyerahkan kasus ini ke hukum, maka seluruh proses hukum diserahkan kepada kepolisian.

Kini, Bayu diperiksa polisi di unit PPA Polrestabes Surabaya

Tampak saat itu anak Bambang juga terlihat dimintai keterangan.

Bahkan, rekan sejawat Bayu Ahmad Zakaria, juga terlihat hadir di lokasi.

3. Cak Eri Marah Besar

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atau Cak Eri menyesalkan tindakan seorang guru banting siswa di Kota Pahlawan. 

Wali Kota Cak Eri berharap, oknum guru tersebut mendapat sanksi setimpal.

Ia juga memberikan atensi khusus, dan telah memerintahkan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk menangani permasalahan yang terjadi pada salah satu kompetisi futsal di lembaga sekolah swasta tersebut.

"Saya sudah instruksikan Dispendik dan Inspektorat Kota Surabaya untuk menjadikan kasus ini atensi khusus. (Oknum bersangkutan) akan mendapatkan sanksi terberat dan juga sudah ada laporan ke polisi,” kata Cak Eri dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (29/4/2025).

Ia mengingatkan, guru di Surabaya harus menghindari kekerasan kepada siswa. 

Sebaliknya, kegiatan pendidikan kepada siswa harus membuat nyaman kepada seluruh warga di lingkungan sekolah.

Karenanya, Cak Eri tak segan memberikan sanksi berat kepada oknum tersebut. 

"Ini soal keselamatan anak-anak kita. (Pemerintah berkewajiban) melindungi mereka dari ancaman bahaya di sekitarnya. Pelaku harus diberikan sanksi berat," tuturnya.

"Guru seharusnya digugu dan ditiru. Terima kasih kepada semua guru di Surabaya yang telah berkinerja baik. Yang melanggar ya harus disanksi," tambah ayah dari dua anak ini.

4. Tak Boleh Mengajar

Di konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Yusuf Masruh memastikan telah memproses tindakan kekerasan tersebut. 

Pihaknya telah memanggil guru SDN Simolawang berinisial BAZ, yang diduga merupakan pelaku kekerasan tersebut.

"Guru tersebut tidak boleh mengajar sampai proses pemeriksaan selesai dan sanksi ditetapkan. Hari ini, guru tersebut juga kembali kami panggil. Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti Inspektorat," beber Yusuf.

Terkait dengan proses hukum, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada polisi. 

Yusuf berharap, apa pun hasilnya nanti, bisa berharap dapat memberikan keadilan untuk semua pihak.

Dia menyerukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali ke depan. Turnamen olahraga seharusnya menjadi arena kompetisi yang menyenangkan bagi anak-anak.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved