26 Sapi di Yogyakarta Mati Terjangkit Antraks, Disnakeswan Lamongan Lakukan Antisipasi

Disnakeswan Lamongan mengingatkan para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit antraks pada hewan ternak.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: irwan sy
hanif manshuri/surya.co.id
ANTRAKS - Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi didampingi anggota Forkopimda meninjau peternakan sapi di Tikung saat kasus penyakit mulut dan kuku merebak beberapa waktu lalu. Disnakeswan Lamongan mengingatkan para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit antraks yang sudah terjadi di Gunungkidul Yogyakarta. 

SURYA.co.id | LAMONGAN - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan mengingatkan para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit antraks pada hewan ternak.

Imbauan Disnakeswan Lamongan itu didasari mulai munculnya kasus antraks yang  menyebabkan kematian 26 ekor sapi di Gunungkidul, Yogyakarta.

"Hingga saat ini memang  tidak ada laporan kasus antraks di Kabupaten Lamongan, tapi langkah-langkah pencegahan tetap menjadi prioritas utama," kata  Kepala Disnakeswan Lamongan, Shofiyah Nur Hayati, Minggu (13/4/2025).

Untuk pemantauan situasi dan sosialisasi kepada peternak sangatlah penting.

Para peternak diimbau tetap waspada terhadap penyakit tersebut.

Para peternak Lamongan harus mempunyai kekompakan untuk mengantisipasi agar penyakit antraks pada sapi tidak masuk ke Lamongan.

Pihaknya juga sedang menunggu arahan dari Pemprov Jatim terkait langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi situasi ini.

"Ada kejadian di Gunungkidul, dan kita juga menunggu keputusan dari Provinsi menyangkut kewaspadaan  mengantisipasi kasus antraks," ungkapnya.

Meskipun kondisi di wilayah Lamongan saat ini dinyatakan aman dari antraks, pihaknya mengimbau para peternak untuk segera melaporkan jika menemukan gejala-gejala mencurigakan pada hewan ternak mereka.

"Kami akan memberikan solusi dan informasi,  serta edukasi kepada para peternak agar mereka lebih waspada dan dapat mengenali tanda-tanda awal antraks," jelasnya.

Selain itu, Disnakeswan juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan untuk memastikan agar para pedagang daging sapi di pasar dapat mengenali ciri-ciri daging atau jeroan yang tidak sehat.

"Jika ada tanda-tanda seperti bengkak atau gejala lain yang mencurigakan, kami harap pedagang segera melaporkan kepada petugas kami," katanya.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang diambil, diharapkan Lamongan tetap aman dari ancaman Antraks, sehingga masyarakat dapat merayakan Idul Adha dengan tenang dan tanpa kekhawatiran.

Disebutkan, gejala antraks di antaranya, demam tinggi, gelisah, kesulitan bernafas, kejang, rebah, kematian mandadak, pembengkakan kelenjar, keluar darah encer dari lubang telinga, hidung, anus, dan alat kelamin, kemudian ada luka pada lidah dan gigi gemerutuk.

Antraks adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang menyerang hewan berdarah panas seperti sapi, kerbau, babi, kuda, rusa, dan satwa liar lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved