Berita Viral 

Rezeki Nomplok Wahyu Pemuda Yatim Piatu Jadi Kuli Demi Hidupi Adik, Dedi Mulyadi Gercep Beri Bantuan

Kisah pilu yang dialami Wahyu, pemuda yatim piatu yang jadi kuli demi hidupi dua adiknya, menuai simpati dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Youtube Kang Dedi Mulyadi
PEMUDA YATIM PIATU - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bertemu Wahyu, pemuda yatim piatu yang rela jadi kuli demi menghidupi dua adiknya. 

SURYA.CO.ID - Kisah pilu yang dialami Wahyu, pemuda yatim piatu yang jadi kuli demi hidupi dua adiknya, menuai simpati dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi

Wahyu dan kedua adiknya, Linda dan Fahri, diundang ke kediaman Dedi Mulyadi.

Momen pertemuan Wahyu dan Dedi Mulyadi dibagikan oleh akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.

Ia dan adiknya jadi yatim piatu setelah sang ayah meninggal pada Februari 2025 lalu, sedangkan ibunya meninggal tiga tahun lalu.

Setelah lulus SMP, Wahyu mencari nafkah dengan menjadi kuli pikul di pasar.

"Pas keluar sekolah langsung diajakin di Pasar, bapak gak mampu biayain," kata Wahyu.

Dari pekerjaannya menjadi kuli pikul, Wahyu bisa menghasilkan uang Rp 60.000 - Rp 70.000 per hari.

Uang itu pun digunakan untuk makan dan mencukupi kebutuhan dua adiknya.

"Jadi 60 ribu itu dipakai apa aja?" tanya Dedi Mulyadi.

"Saya langsung masak sendiri, beli beras, telur, cukup," kata Wahyu.

YATIM PIATU - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bertemu Wahyu dan dua adiknya yang yatim piatu
YATIM PIATU - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bertemu Wahyu dan dua adiknya yang yatim piatu (Youtube Dedi Mulyadi)

Wahyu juga bercerita kalau ayahnya dulu bekerja sebagai kuli bangunan.

Baca juga: Kisah Wahyu Pemuda Yatim Piatu Jadi Kuli Demi Hidupi 2 Adik, Nangis Dapat Bantuan dari Dedi Mulyadi

Meski hidup bertiga, Wahyu menyebut masih ada keluarga yang memberikan bantuan kepada Wahyu dan kedua adiknya.

Saat lebaran pun mereka sempat menginap di rumah kakak orang tuanya.

"Uwak dari mama suka lihat kemarin pas lebaran, nginep juga," ujar Wahyu.

Lebih lanjut, Wahyu menceritakan jika sekolah adiknya sering menggunakan handphone untuk proses belajar.

Beruntung ketka itu, Wahyu mendapakan bantuan dari seorang keluarganya.

Saat mendengar itu, Dedi Mulyadi pun meminta agar sekolah khususnya SD tidak perlu menggunakan HP untuk menunjang pembelajaran.

 "Siapa yang pakai hp? Memang yang perlu hp siapa," tanya Dedi.

"Kalau di sekolah kan pada tugas di grup," ungkap Wahyu.

"SD sudah pakai HP, sekolah swasta apa negeri itu, di SD-nya ada grup," kata Dedi.

"Iya SD Negeri, di grup WA," kata adik Wahyu.

"Grup WA mah itu teh di zaman covid, harusnya bukan zaman sekarang."

"Kalau zaman covid memang pembelajaran digunakan karena orang tidak bisa bertemu, ini gurunya buat kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat walaupun itu kewenangan Bupati boleh dong saya berikan arahan."

"Tolong di cek di SDN Budiharja, menurut saya anak-anak SD tidak layak lagi menggunakan HP karena tatap mukanya tiap hari," imbau Dedi Mulyadi.

"Kira-kira akan fokus di belajar apa akan fokus di hp?" kata Dedi. 

"Pakai duit sejuta pakai beli hp, aduh-aduh aing mah," sambungnya.

Dedi Mulyadi pun berpesar, agar adik-adik Wahyu bisa saling membantu untuk melakukan pekerjaan rumah.

"Kamu beruntung punya kakak yang hebat, adiknya siap kerja keras harus siap," kata Dedi kepada adik perempuan Wahyu.

Kemudian, Dedi Mulyadi menawarkan agar Wahyu dan adik bungsunya untuk bekerja menggembala domba.

"Siap gak biar kerja keras semua, kakak perempuannya masak, adiknya ngurus domba, kakaknya cari duit, rumahnya hidup," saran Dedi.

"HP-nya jual lagi aja. Kamu asal mau sekolah pasti bisa sekolah, okey yes tidak," kata Dedi.

Dedi pun memberikan bantuan uang Rp 12 juta dengan rincian untuk membeli domba Rp 8 juta, Rp 3 juta untuk kandang ayam dan domba serta dapur, dan Rp 1 juta untuk kebutuhannya.

Dedi mengatakan, selagi muda harus yakin untuk maju dan bersemangat mencari uang.

"Anak-anak Jawa Barat harus tumbuh menjadi anak-anak yang hebat, petarung, ya, siap," ujar Dedi Mulyadi.

Sambil menangis, Wahyu langsung memeluk Dedi Mulyadi saat tahu mendapatkan rezeki.

"Ini sosok orang yang punya tanggung jawab untuk adik-adiknya, ditinggalkan oleh ibu dan ayahnya tidak membuatnya patah semangat."

"Meski tidak bisa melanjutkan sekolah sampai SMP karena kemiskinan justru dia menjadi pemuda yang mandiri tidak bergantung, kita sebagai anak muda harus malu sama dia" kata Dedi.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved