Hikmah Ramadan 2025

Renungan Spiritual dan Sosial di Penghujung Ramadhan : Sudahkah Kita Menjadi Pribadi yang Fitri ?

Ciri pribadi yang Idul Fitri, adalah mereka yang diampuni dosa-dosanya oleh Allah, serta semakin meningkat ketaatannya kepada Allah setelah Ramadhan

Editor: Cak Sur
Istimewa
Dr H M Hasan Ubaidillah SHI, MSi 

Tidak hanya sebatas makanan, hasrat memperindah tampilan dengan pakaian dan celana baru dari brand ternama juga menjadi bagian dari tradisi lebaran kebanyakan masyarakat. 

Tampilan yang sudah maksimal tersebut, masih dirasa kurang apabila tidak dilengkapi dengan perhiasan, handphone yang terbaru juga alat transportasi yang digunakan semuanya mengarah kepada sikap ujub dan takabur atas kondisi yang dipertontonkan. 

Momentum Lebaran, dijadikan sebagai festival untuk mempertontonkan kesuksesan duniawi yang sungguh sangat menyimpang dari tujuan puasa itu sendiri.

Melihat realitas ini, lebaran yang dikatakan sebagai Idul Fitri yang dimaknai kembali kepada kesucian yang bebas dari noda dosa, seakan tenggelam oleh gegap gempinya pertunjukan yang mempertontonkan lakon pamer kesuksesan duniawi. 

Hal ini dapat terjadi, karena penghayatan terhadap nilai-nilai spiritual puasa tidak dilakukan.

Puasa yang dilakukan, hanya sebatas menahan diri untuk tidak makan dan tidak minum mulai munculnya fajar subuh hingga tenggelamnya matahari di waktu magrib. 

Puasa yang dilakukan tidak dibersamai dengan menahan diri  dari  sifat hasud, iri, dengki, ujub, riya’ takabur dan semisalnya. 

Puasa yang demikian itu, tentunya tidak akan membawa kepada Idul fitri, karena pada hakikatnya mereka tidak melakukan puasa. Mereka hanya mengatur pola dan merubah jam makan serta minum saja tanpa jihad untuk berperang dalam mengendalikan nafsunya secara substantif.

Menjadi Pribadi yang Fitri  

Ada ungkapan yang menarik dari Imam Ali bin Abi Thalib, bahwa setiap hari di mana kamu tidak melakukan maksiat kepada Allah SWT, adalah hari raya. 

Selaras dengan ungkapan tersebut, lebih lanjut dikatakan bahwa Idul Fitri bukan milik mereka yang berpakaian baru, akan tetapi milik mereka yang ketaatannya semakinmeningkat. 

Idul Fitri juga bukan juga milik mereka yang membaguskan busana dan kendaraannya, akan tetapi  milik mereka  yang diampuni segala dosa-dosanya. 

Dengan demikian ciri pribadi yang Idul Fitri, adalah mereka yang diampuni dosa-dosanya oleh Allah, serta semakin meningkat ketaatannya kepada Allah setelah Ramadhan berlalu. 

Predikat Muttaqien, merupakan gelar teologis yang disematkan kepada mereka yang telah menjalani puasa. 

Firman suci pun menegaskan, bahwa kewajiban puasa yang juga diwajibkan atas umat terdahulu bertujuan untuk membentuk pribadi yang bertaqwa.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved