Hikmah Ramadan 2025
Merawat Kemabruran Puasa Ramadan - Dari Syariah ke Hakikat
Barang siapa yang bertasawuf (hakikat) tanpa berfikih (syariah) maka ia fasik. Barang siapa yang berfikih tanpa bertasawuf maka ia zindiq
Seseoarang bisa mendapatkan bimbingan dari ulama atau ustaz yang mendasarkan ajarannya pada Alquran dan hadis. Hanya saja, bimbingan mereka sering dianggap bersifat generik dan umum.
Bimbingan khusus secara intensif banyak dirasakan orang melalui tarekat, yang di dalamnya ada tata krama tertentu yang mesti diamalkan.
Namun, kita juga harus hati-hati karena banyak aliran tertentu yang cenderung dipertanyakan keabsahan dan kemuktabarahannya menggunakan istilah tarekat.
Jika ingin bertarekat, kita dianjurkan untuk memilih tarekat yang betul-betul ajarannya bersumber dari Alquran dan hadis.
Tarekat seperti ini, biasa disebut dengan tarekat mu'tabarah, suatu tarekat yang tidak diragukan ajarannya.
Tarekat yang tidak populer (gair mu'tabarah) belum tentu salah atau sesat. Namun, kita harus hati-hati. Kita harus melihat secara kritis dan memastikan substansi ajarannya tidak bertentangan dengan ajaran Alquran dan hadis. (*)
Renungan Spiritual dan Sosial di Penghujung Ramadhan : Sudahkah Kita Menjadi Pribadi yang Fitri ? |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa - Dari Salam, Islam dan ke Istislam |
![]() |
---|
Puasa Ramadhan di Indonesia, Indah dan Nikmat ! |
![]() |
---|
Merawat Kemabruran Puasa - Dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati |
![]() |
---|
Kebutuhan Ramadhan Meningkat, Pinjol Solusinya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.