Tanggapan Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo Soal Boyongan Ndalem Keprabon

Menurut Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, tradisi Boyongan Ndalem Keprabon ini bagian dari rasa syukur, karena diberi amanah

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
BERSIAP RERESIK - Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo bersama istri bersiap reresik (bersih-bersih) dalam rangkaian upacara adat Boyongan Ndalem Keprabon pada Jumat (7/3/2025) malam. Tradisi ini, sebagai penanda kepindahan dari rumah pribadi ke rumah dinas di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo menggelar tradisi Boyongan Ndalem Keprabon pada Jumat (7/3/3025) malam.

Upacara adat ini menjadi penanda, secara resmi bupati pindah dari rumah pribadi ke Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, rumah dinas Bupati Tulungagung.

Sebelumnya, Bupati Gatut Sunu Wibowo berangkat dari rumah pribadi di Desa Gandong, Kecamatan Bandung, dan tiba di gerbang pendopo pada pukul 22.00 WIB.

Baca juga: Bupati Tulungagung Boyongan Ndalem Keprabon, Ini Simbol dan Makna yang Terkandung

“Kami mohon maaf, karena acara ini digelar cukup malam,” ucap Gatut Sunu selepas melakukan rangkaian upacara adat.

Menurutnya, tradisi boyongan atau pindahan ini bagian dari rasa syukur, karena diberi amanah menjadi Bupati Tulungagung.

Boyongan mempunyai makna yang dalam bukan sekedar pindah secara fisik.

Boyongan penuh filosofi sebagai gambaran pindah ke tanggung jawab yang lebih besar.

“Secara resmi kami akan menempati pendopo ini. Pindah tanggung jawab mengabdi, melayani masyarakat Tulungagung,” tambahnya.

Gatut menegaskan, Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso bukan tempat tinggal pribadi.

Pendopo ini rumah dinas dan menjadi rumah rakyat, serta rumah kebersamaan.

Bupati berharap, pendopo akan menjadi tempat diskusi dan bekerja untuk kemajuan Tulungagung.

“Jadikan pendopo pusat aspirasi, bertemunya berbagai gagasan yang membawa kesejahteraan bagi semua masyarakat Tulungagung,” tegasnya.

Boyongan juga mencerminkan gotong royong dan kebersamaan.

Ia mengajak semua elemen di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), untuk terus bersinergi tanpa lelah membangun Tulungagung menjadi lebih baik dan maju.

Boyongan juga perlambang untuk menjaga keseimbangan lahiriah dan batiniah.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved