Hikmah Ramadan 2025

Hikmah Ramadan 2025, Puasa dan Kepedulian Sosial

Puasa merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada umat manusia dari generasi ke generasi.

|
Editor: irwan sy
MUI Jatim
HIKMAH RAMADAN - Drs H Ahsanul Haq MPdI, Ketua MUI Jawa Timur Bidang Ukhuwah, Katib Syuriyah PWNU Jawa Timur & Wakil Ketua II BAZNAS Jawa Timur. Ahsanul Haq menyebut puasa merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada umat manusia dari generasi ke generasi. 

Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa Sahabat Anas bin Malik pernah menemani Rasulullah SAW ketika ada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada beliau perihal sedekah yang terbaik, lalu Nabi pun menjawab: "Sedekah di bulan Ramadhan".

Secara letterlijk, hadis tersebut telah dengan jelas dan lugas menyebutkan bahwa bulan Ramadan tidak hanya tentang ibadah puasa dalam pengertian yang terbatas pada laku spiritual individu.

Lebih luas dari itu, Ramadan adalah bulan berbagi.

Statement ini agaknya dapat ditemukan dalilnya dalam riwayat lain di mana Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Barang siapa yang memberi makan (untuk buka puasa) orang yang sedang berpuasa, maka ia berhak atas pahala puasa orang tersebut tanpa mengurangi pahala puasa yang ia lakukan".

Berdasarkan beberapa riwayat di atas, kiranya dapat ditarik benang merah bahwa jika dalam pengertian yang terbatas puasa dimaknai sebagai menahan diri, maka dalam pengertian yang luas puasa dapat dimaknai sebagai menahan diri dan melapangkan urusan orang lain.

Dengan kata lain, kesalehan dalam spiritual dalam ibadah puasa, dapat dimaksimalkan secara optimal dengan meningkatkan kesalehan sosial.

Tentu, makna sedekah di sini tidak terbatas pada pemberian makanan untuk berbuka puasa.

Memberi santunan kepada fakir miskin dan anak yatim, memudahkan dan meringankan urusan orang lain, memberikan peluang dan membuka lapangan pekerjaan kepada para pencarinya serta mengapresiasi karya dan kinerja karyawan dengan layak juga merupakan sedekah yang dapat menjadi perantara optimalnya keberkahan dalam ibadah puasa.

Beberapa uraian di atas agaknya dapat menjadi bahan renungan bersama dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan ini.

Bahwa ibadah yang kita jalani di bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini tidak hanya berkisar pada kemanfaatan diri masing-masing, tetapi seyogyanya juga dapat bermanfaat bagi orang lain.

Bahwa ibadah puasa yang kita jalani tidak hanya tentang urusan menahan lapar dan dahaga tetapi juga menghilangkan lapar dan dahaga orang lain.

Tidak hanya menahan diri dari mengambil sesuatu yang bukan hak kita tetapi juga menyediakan sarana dan kemudahan bagi orang lain untuk memperoleh haknya.

Dengan memperluas cakupan manfaat inilah, diharapkan keberkahan dalam ibadah puasa akan diperoleh secara optimal.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved