Berita Viral

Kekayaan Kades Kohod Disorot Imbas Disebut Menteri KKP Sebagai Pemasang Pagar Laut Tangerang Rp 45 M

Kekayaan Kades Kohod Arsin kini disorot setelah disebut Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono sebagai pihak yang memasang pagar

Editor: Musahadah
Tangkapan layat youtube Official iNews
PEMASANG PAGAR LAUT TANGERANG - Kades Kohod, Arsin, membongkar sumber uangnya hingga mampu membeli mobil Rubicon RP 800 juta, Honda Civic hingga CRV dalam wawancara eksklusif di acara AB+ yang diunggah di youtube Official iNews pada Selasa (18/2/2025). Kini, Arsin disebut Menteri KKP sebagai pemasang pagar laut Tangerang. 

SURYA.co.id - Kekayaan Kades Kohod Arsin kini disorot setelah disebut Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono sebagai pihak yang memasang pagar laut Tangerang.

Kades Kohod yang dibeberapa wawancara membantah terlibat dalam kasus pagar laut Tangerang, kini harus menanggung ganti rugi puluhan miliar. 

Hal ini diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/2/2025). 

Selain Kades Arsin, sosok lain yang harus bertanggunggang jawab soal pemasangan pagar laut Tangerang, adalah perangkat desa inisial T.

Hal ini terungkap usai KKP menggelar investigasi untuk mengusut pemilik pagar laut.

Baca juga: Imbas Kades Kohod Cs Ditahan di Kasus Pagar Laut Tangerang, Ini Calon Tersangka Baru yang Dibidik

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan bukti-bukti yang ada maka telah ditetapkan 2 orang sebagai penanggung jawab pembangunan pagar laut yaitu saudara A selaku kepala desa dan saudara T selaku perangkat desa," ujar Trenggono di ruang rapat komisi IV DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Dijelaskan Trenggono, pelaku sudah mengakui perbuatannya saat diperiksa. 

Mereka juga sudah bersedia membayar denda administratif kepada negara.

"Dan saat ini sudah dikenakan denda sebesar Rp 48 miliar sesuai dengan luasan dan ukuran. Lalu kemudian juga ada pernyataan," ujar dia.

Sakti mengungkapkan penetapan dua pelaku terkait pagar laut Tangerang dilakukan setelah melalui proses yang begitu panjang.

Pengusutan kasus ini berbeda dengan kasus pagar laut di wilayah Bekasi, Jawa Barat, yang pemiliknya sudah diketahui, yakni PT TRPN.

"Jadi, tidak sama dengan yang terjadi di Bekasi. Kalau di Bekasi ada penanggung jawabnya sebuah PT, jadi lebih jelas dan lebih cepat. Sementara, kalau di Tangerang memang tidak diketahui siapa," ucap dia.

Terhadap PT TRPN selaku pemilik pagar laut di Bekasi juga diberi sanksi administratif.

"Selanjutnya PT TRPN telah melakukan pembongkaran mandiri pagar laut dan menyatakan bertanggung jawab serta bersedia membayar denda administrasi sesuai peraturan yang berlaku," ujar dia.

Dalam kasus ini, KKP telah menindaklanjuti pelanggaran pagar laut di Tangerang dengan melakukan penghentian kegiatan penyegelan. Saat ini, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Bareskrim Polri. 

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri menahan Kades Kohod Arsin dan tiga tersangka lain kasus pemalsuan dokumen SHGB pagar laut di Tangerang.

Tiga tersangka lain yakni Sekretaris Desa Kohod Ujang Karta dan dua orang lain berinisial SP dan CE. 

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan keempat tersangka ditahan di rutan Bareskrim Polri.

Keempat tersangka diperiksa marathon selama 11-12 jam didampingi pengacaranya.

"Para tersangka menghadiri panggilan kami sekitar jam 12.30 WIB sampai 20.30 WIB setelah itu kami beserta unit melaksanakan gelar internal," ungkapnya kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025) malam.

Pihak kepolisian kemudian memutuskan untuk melakukan penahanan terhadap keempat tersangka.

"Kepada empat orang tersangka kita putuskan kita laksanakan penahanan," paparnya.

Adapun penahanan dilakukan guna melengkapi berkas yang nantinya akan dikoordinasikan dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Kami terus kembangkan keterkaitan penanganan perkara lebih lanjut sampai tuntas, semoga berkas segera P21," tukasnya.

Berapa kekayaan Kades Kohod hingga mau membayar denda Rp 48 miliar?

Dalam wawancara di program AB+ yang tayang di iNews TV, Arsin sempat mengungkap sumber uangnya hingga mampu membeli mobil Rubicon seharga Rp 800 juta.

Tak hanya mobil Rubicon ternyata Arsin juga memiliki mobil Honda Civic dan CRV seharga ratusan juta rupiah. 

Arsin membantah mobil Rubicon itu dibeli dari hasil mengurus sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) di area pagar laut Tangerang. 

Dijelaskan, sebelum membeli Rubicon itu, dia awalnya kredit mobil Honda Brio. 

"Begitu lunas, mobil saya diambil sebagai DP, saya kredit Rubicon," sebut Arsin dikutip dari tayangan AB+ yang diunggah di channel youtube Official iNews pada Selasa (18/2/2025). 

Baca juga: Percuma Kades Kohod Cuci Tangan di Kasus Pagar Laut Tangerang, Susno Duadji Sebut Sudah Pasti Kena

Dikatakan Arsin, alasan dia kredit Rubicon karena mobil jeep itu bisa masuk ke kota dan kampung-kampung. 

"Jadi kalau banyak-banyak bisa kemana juga. Itu juga kredit," ujarnya kepada presenter Abraham Silaban. 

Saat ditanya berapa  harga mobil Rubicon itu, Arsin tidak mau menyebut angka pastinya.  

"Itu harganya Rp 800 juta kalau cash nya," katanya. 

Sementara untuk mobil Honda Civic, dibeli Arsin pada tahun 2018, sebelum dia menjadi kepala desa Kohod. 

Sedangkan CRV dibeli saat dia sudah menjadi Kades Kohod

Saat ditanya berapa gajinya sehingga dia sampai bisa beli mobil-mobil mahal itu, Arsin hanya tertawa tanpa mau menyebutkan. 

Namun, ketika ditanya sumber uangnya, Arsin mengungkap jika dia memiliki usaha kos-kosan di Desa Kohod maupun di daerah Kalibaru. 

Usaha itu sudah ada sebelum dia menjadi kades. 

Selain itu, anaknya juga memiliki usaha bengkel. 

Arsin juga membantah jika kekayaannya itu didapat dari pembrian seseorang karena dia mengurus sertifikat di area pagar laut Tangerang. 

"Enggak. Apalagi itu.  Saya gak ikut campur itu. Gak tahu saya," serunya dengan nada tinggi.

Arsin tidak m,au menjawab saat ditanya berapa gaji atau pendapatannya sebagai kades.  

Arsin baru menjawab saat ditanya keberadaannya yang disebut menghilang setelah kasus pagar laut Tangerang.

Diakuinya, selama ini dia tidak kemana-mana. 

Dia mengaku sakit karena kondisi cuaca dan demam. 

"Kemarin aja, kita berobat di RS, sampai di mabes disiapin dokter. Bahkan dikasih obat juga. Kalua dirawat enggak, ntar dibilang ilang beneran," ujarnya. 

Arsin juga membantah tidak berkantor selama dua minggu. 

"Enggak, warga mana (bilang itu). Warga saya tiap hari juga ada. Bukan nginap, emang saya gak mena-mana, yang bilang saya pergi siapa. Ini jangan di itulah, Saya gak pernah kemana-mana. 

"Masa saya harus demi Allah, demi RosulAllah, cuma urusan begitu. Saya ada. Ini yang saya pergi kemana aja. Punya paspor aja engak, umroh aja belum," serunya dengan nada tinggi. 

Dikatakan Arsin, selama ini dia banyak urusan rapat di kecamatan, kabupaten hingga panggilan pemeriksaan di KKP dan bareskrim. 

Saat Bareskrim menggeledah rumah dan kantornya, Arsin mengaku ada urusan rapat di Tangerang. 

Disinggung tentang adanya petugas yang sengaja mengamankan dia, Arsin membantahnya. 

"Gak ada. Itu saudara saya, abang saya, kadang-kadang RT, RW. Gak ada pengaman desa. 
Masak lurah diamanin, orang di kampung saya, saya lahir di sini. Masak diamanin, enggak lah," tukasnya. 

Rubicon Masih Dicicil 

RUBICON KADES KOHOD. Foto kolase. Kiri: kondisi rumah Kades Kohod, Arsin yang tak berpenghuni setelah polemik pagar laut Tangerang. Tampak mobil civic terparkir di depannya. Foto kanan: Arsin usai berdebat dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid soal SHGB pagar laut Tangerang.
RUBICON KADES KOHOD. Foto kolase. Kiri: kondisi rumah Kades Kohod, Arsin yang tak berpenghuni setelah polemik pagar laut Tangerang. Tampak mobil civic terparkir di depannya. Foto kanan: Arsin usai berdebat dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid soal SHGB pagar laut Tangerang. (kolase kompas.com/acep nazmudin)

Sebelumnya, kuasa hukum Arsin, Yunihar, menyebut mobil rubicon Arsin angsurannya belum lunas.

"Sempat beredar di publik soal kekayaan pak Kades, tapi dalam kesempatan ini kami sampaikan bahwa Rubicon itu benar milik Kades Arsin, tapi untuk mendapatkannya, beliau dengan cara dicicil," paparnya kepada wartawan di Kawasan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (11/2/2025), melansir dari Tribunnews.

Baca juga: Bukan Rubicon, Ini Mobil Kades Kohod yang Disorot saat Bareskrim Geledah Rumahnya Terkait Pagar Laut

Yunihar juga mengatakan, mobil Jeep Rubicon itu hingga saat ini masih berstatus kredit dan masih dicicil oleh Kades Arsin. 

"Itu masih kredit, dan sampai saat ini pun statusnya masih kredit, beliau (Arsin) masih mencicil hingga saat ini," ujarnya.

Sebelumnya, hal serupa juga pernah diungkapkan Edi, pekerja di rumah Arsin.

"Jeep Rubicon, sepengtahuan saya itu kredit, bukan beli kontan," kata Edi dikutip dari tayangan Kompas Petang pada Minggu (2/2/2025). 

Edi juga membantah mobil Rubicon itu berwarna putih seperti yang ramai diberitakan.

"Padahal bukan putih, warnanya hitam. Tahun tua, mobil second. 

"Kalau dikata itu mobil baru, tahu sendiri, harganya berapa duit mobil kayak gitu," ujar Edi. 

Edi juga membantah Arsin kabur atau menghilang setelah ramai-ramai polemik pagar laut Tangerang. 

Menurutnya, sang majikan itu ada di rumah, bahkan beberapa jam sebelum diwawancara dia juga bertemu dengan Arsin. 

"Tadi ketemu sekitar jam 9, dia bilang bang, saya berangkat dulu. ya udah pak, hati-hati. 

"Diberitakan media, lurah Arsin kabur, itu tidak benar, setiap harinya pak lurah ada di rumah," tegasnya. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bukan Perusahaan, Menteri KKP Sebut Kades Kohod Sudah Akui Jadi Pemasang Pagar Laut

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved