Berita Viral

Nasib Oknum Parpol Penyunat Dana PIP yang Diungkap Hanifah Siswi SMAN 7 Cirebon, Kasus Naik Lidik

Oknum partai politik (parpol) yang menyunat dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 7 Cirebon, kini tidak bisa tenang. 

Editor: Musahadah
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
SISWA ADUKAN PUNGLI - Seorang siswi salah satu SMAN di Cirebon, Hanifah Kaliyah Ariij saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, Jumat (8/2/2024). Kini, oknum parpol yang menyunat dana PIP sedang diselidiki Kejari Kota Cirebon. 

SURYA.co.id - Oknum partai politik (parpol) yang menyunat dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 7 Cirebon, kini tidak bisa tenang. 

Kejaksaan Negeri Kota Cirebon sudah menaikkan status kasus ini ke penyelidikan. 

Hal ini diungkapkan Kasi Intel Kejari Cirebon, Slamet Haryadi saat diwawancarai media di ruangannya, Selasa (18/2/2025).

“Soal statusnya sudah mulai naik ke penyelidikan, saat ini masih pengumpulan data dan bahan keterangan."

"Karena kita ingin lebih real pelaksanaan PIP itu bagaimana di Kota Cirebon ini khususnya,” sambungnya.

Baca juga: Protes Hanifah dan Siswa SMAN 7 Cirebon Mulai Berhasil, Dana PIP yang Disunat Parpol Dikembalikan

Dengan dinaikkannya kasus ini ke penyelidikan, penyidik sudah melihat indikasi penyimpangan di kasus ini. 

Bahkan, disebut ada oknum yang mengaku berasal dari salah satu partai politik.

“Untuk saat ini memang ada indikasi ke sana (tindakan korupsi), ada oknum ya yang mengaku salah satu partai, cuma untuk lebih lanjutnya kami belum bisa menyampaikan dulu untuk saat ini, karena itu tadi karena ini kan masih pengumpulan data dan keterangan secara tertutup,” ujarnya.

Selain SMA Negeri 7 Cirebon, Kejari Cirebon juga tidak menutup kemungkinan akan menelusuri sekolah lain yang mendapatkan program PIP aspirasi.

“Soal tidak hanya SMAN 7 Cirebon yang dilakukan pulbaket, yang jelas untuk saat ini kita masih tetap fokus ke SMAN 7, walaupun kita tidak tertutup kemungkinan tim kami di lapangan juga akan melihat terkait dengan program PIP aspirasi ini ke mana saja dan apakah pelaksanaannya sudah sesuai aturan atau tidak,” ucap Slamet.

Slamet menjelaskan bahwa penyelidikan ini bermula dari informasi publik yang viral terkait PIP di SMA Negeri 7 Kota Cirebon.

Menindaklanjuti informasi tersebut, pihaknya melakukan intelijen penegakan hukum dengan mengumpulkan data dan bahan keterangan (pulbaket) di lapangan.

“Dari informasi tersebut, kami melakukan intelijen penegakan hukum berupa pengumpulan data dan bahan keterangan (pulbaket) di lapangan terkait dengan pelaksanaan PIP itu sendiri,” ucapnya.

Pulbaket dilakukan dengan cara wawancara langsung untuk meminta keterangan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan PIP, baik dari pihak sekolah maupun pihak luar yang terkait.

Namun, Kejari Cirebon belum bisa membeberkan jumlah orang yang telah dimintai keterangan.

“Soal berapa orang yang ditemui, untuk saat ini mohon maaf terkait dengan data dan bahan keterangan yang kami kumpulkan, kami belum bisa menyampaikan ke publik."

"Karena ini masih tertutup dan hasilnya nanti kami sampaikan ke pimpinan untuk tindak lanjut ke depan,” jelas dia.

Hingga kini, penyelidikan terus berlanjut dan Kejari Cirebon akan segera melaporkan hasilnya ke pimpinan untuk menentukan langkah berikutnya.

Identitas Parpol Misterius, Siasat Terkuak

Hingga kini, identitas partai politik (parpol) yang menyunat dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 7 Cirebon belum terungkap. 

Padahal, jumlah dana yang disunat parpol ini cukup fantastis, lebih dari Rp 100 juta. 

Jumlah ini dihitung dari besaran dana yang disunat masing-masing siswa berkisar Rp 200 ribu, dengan jumlah siswa penerima ada 539 siswa pada tahun 2024.

Jumlah ini sempat membuat Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi sampai tercengang. 

"Itu Rp 100 juta lho pak," sebut Dedi di hadapan guru dan wakil kepala SMAN 7 Cirebon, seperti dikutip dari video yang diunggah di channel youtube-nya.

Baca juga: Buntut Hanifah Siswi SMAN 7 Cirebon Diintimidasi Usai Bongkar PIP Disunat Parpol, 2 Pihak Lindungi

Meski keterlibatan parpol dalam kasus ini semakin jelas, Dedi Mulyadi enggan membeber identitasnya. 

Meski demikian, hal itu akan menjadi urusannya untuk diselesaikan. 

"Gak usah nyebutin pihak lain. Itu kan urusan saya. saya sensitif, saya politisi. Nanti dianggap mencari-cari kesalahan orang lain," kata Dedi Mulyadi di depan Hanifah Kaliyah Ariij, siswa SMAN 7 Cirebon yang membongkar kasus ini,  dikutip dari konten lain di channel youtube-nya. 

Sebelumnya, terungkap siasat licik oknum pengurus partai politik (parpol) menyunat dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 7 Cirebon.

Siasat oknum parpol ini diungkap seorang guru SMAN 7 Cirebon saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi belum lama ini. 

Diceritakan, suatu hari dia didatangi oknum parpol yang menawarkan untuk pemberian kuota PIP bagi siswa SMAN 7 Cirebon

"Waktu itu ada dari partai, bilang: mau gak ada dana PIP sekian. Saya kasih banyak, mau gak," kata sang guru dikutip dari Kang Dedi Mulyadi Channel pada Sabtu (15/2/2025).   

Saat itu, sang guru tidak bisa memutuskan karena harus laporan ke kepala sekolah. 

Baca juga: Dibongkar Hanifah Siswi SMAN 7 Cirebon, Partai Politik yang Sunat Dana PIP Jadi Urusan Dedi Mulyadi

Awalnya kepala SMAN 7 CIrebon menolak pemberian PIP tersebut.

Namun, oknum parpol ini kembali datang dengan mengatakan bahwa sekolah lain sudah menyanggupi.

Akhirnya, kasek SMAN 7 Cirebon pun menyanggupi dan akhirnya didapat kuota PIP untuk sekira 500 siswa. 

"Setelah rembug dulu, ya udah ambil. Tapi (Pihak parpol) minta dipotong. Jadi pemotongan itu bukan dari sekolah," katanya di hadapan Dedi Mulyadi. 

Akhirnya pihak sekolah sepakat ada pemotongan sekitar Rp 200 ribu untuk setiap siswa penerima PIP. 

Sang guru mengatakan, uang hasil potongan itu diberikan ke parpol, bukan ke anggota DPR.

Dan saat memberikan uang itu tidak ada kwitansinya. 

Sang guru mengaku sudah menyosialisasikan tentang pemotongan ini kepada anak-anak untuk dikabarkan ke orangtua. 

"Kita panggil anak-anak, kita beri tahu, ini ada dari PIP, ketika cair minta dipotong. Nanti sampaikan ke orangtua," ungkapnya. 

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Undang Ahmad Hidayat yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menambahkan, pihak sekolah sebenarnya takut dengan pemotongan itu. 

Karena itu, pada 2023 silam, sekolah memilih untuk tidak mengambil jatah PIP tersebut. 

Namun saat itu sekolah justru diprotes orangtua karena merasa jatah PIP nya tidak cair. 

"Yang rugi, orangtua dan anak, harusnya menerima manfaat jadi gak dapat. Dilematis," katanya. 

Karena itu lah, pada 2024, pihak sekolah akhirnya menerima jatah PIP lagi dengan ketentuan dipotong oleh pihak parpol tersebut.

Di bagian lain, sang guru juga mengungkap bahwa PIP di sekolahnya tidak tepat sasaran. 

Ternyata, banyak anak dokter dan ASN mendapatkan PIP, namun anak yang kurang mampu justru tidak mendapatkan. 

"Kita juga bingung di lapangan. Sementara yang harusnya dapat, tidak dapat," ungkap sang guru yang mengaku anaknya yang masih SMP juga mendapatkan PIP. 

Ditambahkan Undang, adanya anak dokter atau ASN mendapatkan PIP karena datanya mengambil dari dapodik, bukan pengajuan dari sekolah.

"Pusat mengambil dari dapodik. Kita gak mengusulkan," tukasnya. 

PEMOTONGAN DANA PIP - Tangkapan layar momen Hanifah bercerita ke Dedi Mulyadi soal adanya dugaan pungli potongan dana PIP di sekolahnya, Senin (10/2/2025). Nasibnya kini kasihan.
PEMOTONGAN DANA PIP - Tangkapan layar momen Hanifah bercerita ke Dedi Mulyadi soal adanya dugaan pungli potongan dana PIP di sekolahnya, Senin (10/2/2025). Nasibnya kini kasihan. (Youtube Dedi Mulyadi)

Sebelumnya, ada penyunatan dana PIP ini dibongkar Hanifah Kaliyah Ariij, siswa SMAN 7 Cirebon.

Hanifah menyebut setiap siswa ditarik Rp 250 ribu, dari dana PIP Rp 1,8 juta yang harusnya diterima. 

"PIP kita yang diambil. Harusnya kan tiap siswa dapat Rp 1,8 juta."

"Tapi ternyata kita itu diambil Rp 250 ribu untuk partai. Kita ke bank, di depan pintu ada guru dari TU buat ambil buku tabungan, pin, sama kartu kita," kata Hanifah saat melaporkan pemotongan itu kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi yang mengunjungi sekolahnya minggu lalu. 

Baca juga: Duduk Perkara Hanifah Siswi SMAN 7 Cirebon Bongkar Pemotongan PIP hingga 5 Guru Diperiksa Kejaksaan

Pernyataan Hanifah dibenarkan  Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Undang Ahmad Hidayat.

Undang menjelaskan bahwa pencairan dana PIP di SMAN 7 Kota Cirebon dilakukan pada Desember 2024 menjelang liburan sekolah. 

Sebanyak 539 siswa menerima dana PIP dengan nilai Rp 1.800.000 per siswa untuk satu tahun. 

Jumlah ini meningkat Rp 800.000 dari tahun sebelumnya, yang hanya Rp 1.000.000 untuk 225 siswa.

Pada 2023, dana PIP di sekolah tersebut tidak dicairkan karena adanya permintaan potongan dari partai politik.

"Kita dilema, karena minta dipotong, tidak dicairkan orangtua nuntut, tapi tetap tidak dicairkan," ujar Undang.

Undang menyebutkan bahwa pada pencairan tahun ini, tiap siswa mengalami pemotongan dana dengan nominal yang bervariasi, rata-rata sekitar Rp 200.000, yang diduga merupakan sumbangan kepada partai tertentu sebagai imbalan atas kelancaran pencairan PIP. 

Kasus ini telah menjadi perhatian berbagai pihak.

Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat telah melakukan beberapa kali pemeriksaan, dan sejumlah pihak masih meminta keterangan dari guru-guru SMAN 7 Kota Cirebon terkait dugaan potongan dana tersebut.

Undang tidak merinci jumlah guru yang menjalani pemeriksaan dalam kasus ini.

Pihaknya telah mengambil langkah dengan mengumpulkan seluruh guru dan tenaga kependidikan untuk membahas persoalan ini.

"Sangat menjadi perhatian, setelah kejadian ini, kita dipanggil Komisi 3 DPRD Kota Cirebon. Makanya hari Senin kemarin, kita mengumpulkan seluruh guru, TU, termasuk komite, untuk membicarakan ini dan menentukan langkah yang harus diambil," kata Undang saat ditemui Kompas.com, Kamis (13/2/2025) petang.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul PIP SMAN 7 Cirebon Sedang Diselidiki, Kasi Intel Kejari Cirebon Angkat Bicara

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved