Produksi Susu Sapi di Tulungagung Dipastikan Tidak Terpengaruh PMK

Komisi B DPRD Tulungagung, memastikan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak berpengaruh dengan peternakan sapi perah di Tulungagung, Jawa Timur.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
MENYEMPROTKAN DESINFEKTAN - Petugas menyemprotkan desinfektan pada kendaraan yang membawa sapi masuk ke Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung, Jawa Timur pada saat hari pasaran Pahing, Jumat (14/2/2025) lalu. Penyemprotan ini dilakukan di tengah kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Karena itu, pembukaan Pasar Hewan Terpadu (PHT) dianggap sudah sangat tepat.

“PMK sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pedagang menilai kondisinya sudah aman,” tandas Widodo.

Sebelumnya, PHT Tulungagung ditutup sejak 9 Januari - 9 Februari 2025, karena merebak kasus PMK.

PHT dibuka kembali pada pasaran Pahing, Jumat (14/2/2025), namun jumlah sapi yang diperdagangkan hanya 208 ekor. 

Para pedagang banyak yang datang tanpa membawa sapi, sekedar untuk memantau harga hewan ternak.

Sementara, jumlah sapi yang diperdagangkan saat situasi normal mencapai 750 ekor.

PHT Tulungagung menjadi salah satu pasar hewan terbesar di wilayah barat daya Jawa Timur.

Setiap Pahing, pedagang yang datang bukan hanya dari Tulungagung, namun juga wilayah sekitar, seperti Blitar, Trenggalek, Kediri juga Malang.

Bahkan pedagang dari Madura, Sidoarjo dan Gresik banyak yang datang ke PHT, terutama menjelang Idul Adha. 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved