Berita Viral

Pantas Dodi Romdani Memilih Kerja di Jepang Daripada Meneruskan Jadi Kades, Gaji 10 Kali Lebih Besar

Dodi Romdani memilih kerja di Jepang daripada meneruskan jadi Kepala Desa, Gajinya 10 kali lebih besar

Editor: Adrianus Adhi
KOMPAS.com
KERJA DI JEPANG - Mantan kades Dodi Ramdanni saat ditemui di rumahnya, Jumat (14/2/2025). Dodi menunjukkan pekerjaannya selama jadi PMI di Jepang 

SURYA.co.id - Dodi Romdani, mantan Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk mundur dari jabatan kepala desa dan memilih bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang.

Menurutnya, penghasilan sebagai TKI di Jepang jauh lebih besar dibandingkan gaji kepala desa di daerahnya.

Perbandingan gaji antara kepala desa dan pekerja migran di Jepang bahkan bisa mencapai satu banding sepuluh.

Dodi menjelaskan, gaji kepala desa di Ciamis berkisar sekitar Rp 3 juta per bulan.

Sementara itu, pekerja migran di Jepang dapat memperoleh gaji hingga Rp 30 juta per bulan.

"Nominal mendapat Rp 30 juta itu mudah, itu (gaji) kotor," ujar Dodi saat ditemui di rumahnya di Desa Sukamulya pada Jumat (14/2/2025) oleh reporter KOMPAS.com

Gaji tersebut sudah termasuk uang lembur, dan Dodi merasa bersyukur jika dibandingkan dengan pendapatan di Indonesia.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah TK Jember Tewas di Tangan Pacar Ibunya, Dipukuli Lalu Dikubur di Kebun Kopi

Pengalaman Kerja di Jepang

Dodi pernah bekerja di Jepang dari tahun 2008 hingga 2013.

Selama bekerja di sana, ia berhasil mewujudkan impian-impiannya, seperti membeli mobil, sawah, dan motor.  "Alhamdulillah tercukupi," katanya.

Setelah pulang ke kampung halaman pada tahun 2013, Dodi menggunakan uang hasil kerjanya di Jepang untuk membeli mobil yang kini digunakan untuk kegiatan sosial.

"Ada yang sakit diangkut mobil itu, kemudian untuk angkut ibu-ibu ke pengajian," ujar Dodi.

Meskipun status mobil tersebut bukan dihibahkan, masyarakat setempat diperbolehkan meminjamnya tanpa biaya.

Dodi hanya berpesan agar mereka mengisi bahan bakar mobilnya dan memberikan uang rokok kepada sopir secara sukarela.

"Mobil dipergunakan oleh warga sehingga saya dipermudah (jalan) menjadi kepala desa," tambah Dodi.

Baca juga: VIRAL 100 Wanita Jadi Budak Sel Telur Gangster China di Georgia, Dipaksa Melalui Proses Menyakitkan

Alasan Mundur dari Jabatan Kepala Desa

Dodi mengklarifikasi soal pengunduran dirinya sebagai kepala desa hingga berangkat ke Jepang.

"Saya menjabat sebagai kepala desa tahun 2019 dan harusnya berakhir di Oktober 2024," kata Dodi.

Namun, di luar dugaannya, terjadi perpanjangan masa jabatan kades yang tadinya 6 tahun menjadi 8 tahun.

Menurut dia, terjadi riak di masyarakat dan netizen bahwa ia tidak menyelesaikan masa jabatan dan memilih bekerja di Jepang.

"Saya merasa ini harus diluruskan. Kewajiban saya sesuai SK (surat keputusan) dari Bupati Ciamis ialah 6 tahun jabatan kepala desa," tutur Dodi.

"Saya sudah melaksanakan kewajiban. Adapun tambahan dua tahun saya tidak ambil karena jauh-jauh hari sudah ada perencanaan untuk tugas kembali ke Jepang bersama rekan-rekan saya," kata Dodi.

Dodi menceritakan, dirinya menjabat sebagai kepala desa hampir 6 tahun, sejak tahun 2019.

Namun, seiring berjalannya waktu, kebutuhan ekonominya semakin bertambah. "Anak semakin besar, butuh biaya juga," katanya.

Baca juga: Telanjur Kades Kohod Tuduh Sosok S yang Palsukan SHGB Pagar Laut Tangerang, Bareskrim Berkata Lain

Atas dasar kebutuhan itu, Dodi berpikir untuk kembali bekerja di Jepang.

Kebetulan, banyak temannya yang sudah tiga atau empat kali bekerja di Jepang. Bahkan, ada temannya yang sudah tinggal di sana.

"Saya kembali menjalin komunikasi dan menanyakan apakah ada pekerjaan di sana atau enggak," kata Dodi.

Hasil komunikasi tersebut, temannya menyampaikan bahwa mantan bosnya dulu ingin bertemu.

"Si bos menanyakan saya, dan ada pekerjaan, sibuk pekerjaan, sehingga saya ditawarkan," jelasnya. Pada tahun 2023, ia bertemu mantan bosnya di Bandung.

Dodi mengatakan, dirinya berangkat ke Jepang pada 17 November 2024. Dia bekerja selama 2,5 bulan di sana. Kemudian, pada 18 Januari 2025, dia pulang ke Ciamis karena sakit.

Dodi harus berangkat kembali pada tanggal 26 Januari 2025.

Dengan adanya berita viral terkait dirinya, Dodi memutuskan sementara waktu tinggal di Ciamis.

Dia merasa harus meluruskan berita terkait dirinya yang seolah-olah meninggalkan tugas sebagai kepala desa dan memilih bekerja di Jepang

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur. Klik di sini untuk untuk bergabung

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved