Ada Pergeseran Musim Tanam, Tahun Lalu Serapan Pupuk Bersubsidi di Jember Tidak 100 Persen

8 persen sisa alokasi yang tidak terserap di tingkat petani otomatis akan hangus, sebab di tahun berikutnya pemerintah telah menjatah lagi.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/Imam Nahwawi (ImamNahwawi)
SERAPAN PUPUK SUBSIDI: AE Pupuk Indonesia, Jember Slamet Saputra memberi penjelasan mengenai serapan pupuk bersubsidi di Jember selama 2024, usai mengikuti pertemuan di gedung DPRD Jember,Kamis (13/2/2025). 


SURYA.CO.ID, JEMBER - PT Pupuk Indonesia mencatat, serapan alokasi pukul bersubsidi di Kabupaten Jember pada tahun anggaran 2024 tidak sampai 100 persen, melainkan 92 persen.

AE Pupuk Indonesia di Jember, Slamet Saputra mengatakan, serapan pupuk bersubsidi jenis Urea tahun 2025 sebesar 59.487 ton, sementara NPK 47.922 ton.

"Sementara alokasi pupuk subsidi tahun 2024, untuk Urea sebanyak 64.956 ton dan NPK 51.839 ton. Kalau persentasenya ada 92 persen yang terserap," kata Slamet, Kamis (13/2/2025).

Menurutnya, 8 persen sisa alokasi yang tidak terserap di tingkat petani otomatis akan hangus, sebab di tahun berikutnya pemerintah telah menjatah lagi. "Jadi tidak dikembalikan karena kalau tidak terserap itu, dan terdata bahwa pupuk tidak tersalurkan," kata Slamet.

Slamet menjelaskan 8 persen sisa pupuk subsidi yang belum terserap, berati barang tersebut belum tersimpan di gudang Pupuk Indonesia di Jember. "Kalau yang ada di gudang berarti itu sudah ditebus, jadi belum sempat dialokasikan," tuturnya.

Slamet menambahkan, kendala utama serapan pupuk subsidi di Jember tahun 2024 tidak 100 persen adalah karena ada pergeseran musim tanam.

"Seharusnya masa tanam itu akhir 2024 berbesar masuk di Januari 2025, sehingga penebusan mengunakan alokasi baru di 2025," kata Slamet.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto mengatakan, tidak terserapnya pupuk subsidi secara penuh karena ada beberapa masalah saat petani membeli di kios.

"Petani diminta menebus pupuk subsidi dan juga menebus pupuk non subsidi. Kedua, rata-rata petani tidak ditunjukkan jatah pupuk yang mereka miliki, sehingga mereka membeli di bawah kuota," kata Candra. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved