Komunitas Rajut Blitar, Kelompok IRT yang Berusaha Produktif dari Rumah
Berawal dari hobi, sekelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Rajut Blitar, kini berkembang menjadi produsen kerajinan tangan rajut.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, BLITAR - Berawal dari hobi, sekelompok ibu rumah tangga (IRT) yang tergabung dalam Komunitas Rajut Blitar ini, berkembang menjadi produsen kerajinan tangan rajut.
Dengan memproduksi kerajinan rajut, para IRT ini bisa menghasilkan uang untuk membantu ekonomi keluarga, meski dari rumah.
"Anggota kami rata-rata memang ibu rumah tangga yang berusaha ingin produktif, meski di rumah," kata Ketua Komunitas Rajut Blitar, Nur Laili Sa'adah (45) atau yang akrab dipanggil Lelly Edelweiss di sela-sela kegiatan kopi darat (Kopdar) komunitasnya, di Taman Sentul, Kota Blitar, Rabu (12/2/2025).
Di acara kopdar itu, mereka terlihat sedang membuat kerajinan rajut bersama-sama.
Kali ini, mereka belajar membuat kerajinan rajut bunga artificial atau bunga tiruan berbahan benang rajut.
Tangan para ibu rumah tangga tampak cekatan merajut benang hingga membentuk kerajinan bunga tiruan.
Kerajinan rajut bunga tiruan terlihat cantik, sekilas mirip asli, dengan kombinasi warna yang serasi.
"Biasanya, kami kopdar sebulan sekali. Tapi, setelah pandemi Covid-19, kopdar dilakukan dua atau tiga bulan sekali," ujar Lelly.
Perempuan berjilbab itu mengatakan, acara kopdar memang tujuannya untuk belajar bersama-sama para anggota komunitas.
Biasanya, para anggota menentukan materi untuk bahan belajar bersama-sama membuat kerajinan rajut.
"Seperti hari ini kami belajar membuat bunga artificial. Ini bahannya dari benang rajut," katanya.
Lelly menuturkan, Komunitas Rajut Blitar terbentuk pada 2016. Di awal terbentuk, kondisi komunitas naik turun karena kesibukan masing-masing anggota sebagai ibu rumah tangga.
Saat ini, anggota Komunitas Rajut Blitar mencapai 100 orang.
"Kalau kopdar yang aktif sekitar 20-30 orang. Karena sebagian ada yang di luar kota. Tapi, kami di grup WA aktif, ketika ada hal-hal baru kami bahas di grup," tuturnya.
Dikatakannya, Komunitas Rajut Blitar memang sebagai wadah belajar bagi para penghobi kerajinan rajut.
Lambat laun, para anggota sudah mahir membuat kerajinan rajut sendiri di rumah. Hasil kerajinan rajut itu kemudian mereka jual.
Jenis kerajinan rajut yang diproduksi anggota komunitas, antara lain, gantungan kunci, taplak, baju, tas, kalung, dan dompet.
Para anggota memasarkan produk kerajinan rajut baik secara offline maupun online.
Harga kerajinan rajut bervariasi mulai paling murah harga Rp 5.000, hingga paling mahal mencapai jutaan rupiah.
Harga kerajinan rajut tergantung model, tingkat kesulitan, kombinasi warna dan bahan yang digunakan.
"Biasanya, kalau ada bazar atau pameran, kami juga diberi fasilitas stan untuk memasarkan produk kerajinan rajut anggota komunitas. Kalau secara pribadi, para anggota banyak yang menjual secara online," katanya.
Dengan komunitas ini, kata Lelly, para ibu rumah tangga bisa produktif di rumah. Mereka juga bisa menghasilkan uang untuk membantu ekonomi keluarga.
"Sambil mengurus keluarga, para ibu rumah tangga tetap produktif dan bisa menghasilkan uang dari rumah," ujarnya.
Salah satu anggota komunitas, Ayu Wiki Rinda (41) atau yang akrab dipanggil Kiki mengatakan gabung Komunitas Rajut Blitar ketika pandemi Covid-19.
Awalnya, ibu dua anak asal Jl Pamungkur, Sukorejo, Kota Blitar, itu bisnis kuliner.
Ketika pandemi menerjang, bisnis kuliner miliknya menurun dan akhirnya gulung tikar.
"Ibu saya yang lebih dulu ikut komunitas rajut. Ibu sering merajut di rumah. Saya akhirnya tertarik ikut komunitas," katanya.
Pertama ikut komunitas, Kiki belum begitu bisa membuat kerajinan rajut. Lama-lama, Kiki mulai mahir membuat kerajinan rajut.
Ia kemudian memproduksi sendiri kerajinan rajut tas dan dompet untuk dipasarkan secara online.
Dari penjualan kerajinan rajut tas dan dompet, dalam sebulan, Kiki mendapatkan penghasilan minimal Rp 1 juta.
Kiki memasarkan kerajinan rajut tas dan dan dompet secara online.
Ia menjual kerajinan rajut tas dengan harga Rp 130.000 per biji dan kerajinan rajut dompet dengan harga Rp 50.000 per biji.
"Saya produksi sendiri di rumah. Tiap hari bisa produksi tiga dompet. Pemasarannya online. Sebulan rata-rata bisa dapat penghasilan Rp 1 juta," katanya.
Gelagat RS Tersangka Penculikan Bos Bank Plat Merah Saat Digerebek Buat Polisi Emosi, Ini Perannya |
![]() |
---|
Rekam Jejak Jaja Mihardja 'Apaan Tuh' yang Dapat Tanda Kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto |
![]() |
---|
Manajer Farel Prayoga Ungkap Kondisi Sang Penyanyi Cilik, Sempat Pusing Bayar Kredit Rumah dan Mobil |
![]() |
---|
Nasib Immanuel Ebenezer Usai Jadi Tersangka Pemerasan K3, Mahfud MD Dengar Selentingan, Dijerat TPPU |
![]() |
---|
Sosok Adrianus Agal, Pengacara yang Bongkar Peran F Diduga Oknum Aparat Pembunuh Bos Bank Plat Merah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.