Penemuan Mayat Dalam Koper Ngawi

Siasat Licik Antok Kelabui Ayah Uswatun Khasanah Sebelum Membunuh dan Mutilasi, Lagaknya Sok Kaya

Siasat licik Rohmad Tri Hartanto (RTH) aliasi Antok (33), tersangka pemutilasi Uswatun Khasanah terkuak. Bohongi ayah korban hingga sok gaya.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Musahadah
kolase surya/luhur pambudi
Antok, tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah yang mayatnya ditemukan dalam koper di Ngawi. 

SURYA.CO.ID - Terungkap siasat licik Rohmad Tri Hartanto (RTH) aliasi Antok (33), tersangka pembunuh dan pemutilasi Uswatun Khasanah (29), warga Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, yang jasadnya ditemukan dalam koper di Kabupaten Ngawi. 

Antok yang sudah memiliki istri dan dua anak itu mengaku sebagai suami siri kepada ayah korban, Nur Khalim. 

Hal itu disampaikan Nur Khalim usai menemui Kapolres Blitar, AKBP Arif Fazlurrahman yang takziah di rumah duka ibu kandung korban di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Senin (27/1/2025). 

"Anak saya pernah pulang ke rumah bawa laki-laki dikenalkan sebagai suami siri namanya Antok, rumahnya Tulungagung. Itu sekitar tiga tahun lalu," kata Nur Khalim. 

Saat ditunjukkan foto Antok, Nur Khalim langsung menyebut pria itu yang dulu dikenalkan kepadanya sebagai suami siri korban. 

Baca juga: Tabiat Rohmad Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah Diungkap Para Tetangga: Dikenal Angkuh

"Ya itu Antok, yang pernah dikenalkan kepada saya sebagai suami siri anak saya," ujar Nur Khalim sambil jarinya menunjuk foto Antok yang diperlihatkan dari layar ponsel. 

Ketika itu, Nur Khalim sempat marah kepada korban. Karena Nur Khalim, sebagai ayah kandung tidak pernah diminta menjadi wali pernikahan anaknya, yaitu, korban. 

"Waktu itu saya sempat marah, saya tidak pernah merasa menjadi wali nikah anak saya," katanya. 

Menurut Nur Khalim, Antok memang jarang datang ke rumah Nur Khalim di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. 

Dalam setahun, Nur Khalim menuturkan, Antok datang ke rumah di Blitar hanya tiga sampai enam kali.

Tiap ikut pulang anaknya ke Blitar, Antok paling lama hanya menginap dua hari, lalu kembali lagi ke Tulungagung. 

"Biasanya, tiga minggu kemudian datang lagi ke Blitar. Saya tidak pernah mengobrol dengan dia, hanya menyapa biasa. Setahun terakhir ini, dia memang tidak pernah datang ke Blitar," ujarnya.

Nur Khalim merasa bersyukur pelaku pembunuhan terhadap anaknya sudah ditangkap. Ia berharap pelaku dihukum berat. 

"Jelas (pelaku) harus dihukum berat. Anak saya sudah jadi korban mutilasi, kalau bisa (pelaku) ya harus dihukum mati. Dia yang bertindak melukai anak saya," katanya. 

Nur Khalim juga berharap bagian tubuh lain anaknya yang sudah ditemukan bisa segera diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan jadi satu dengan tubuh korban.

"Kami belum tahu kapan potongan tubuh anak saya dikirim ke rumah duka. Memprihatinkan sekali tubuh anak saya yang terpisah," katanya. 

"Saya juga berterimakasih kepada kepolisian yang sudah membantu menemukan pelaku dan jenazah anak yang dibuang pelaku," tandasnya. 

Kelakuan Janggal Antok 

Pelaku pembunuhan dan mutilasi Rohmad menjalani pemeriksaan Polda jatim
Pelaku pembunuhan dan mutilasi Rohmad menjalani pemeriksaan Polda jatim (surya.co.id/pam)

Sementara itu, warga Desa Gombang, Kecamatan Pakek, Kabupaten Tulungagung mengaku terkejut mendengar bapak dua anak itu menjadi tersangka pembunuhan dan mutilasi.

Mereka tak percaya sosok yang biasa dipanggil Antok ini bisa berbuat begitu keji.

Antok tinggal bersama istrinya di desa ini, rumahnya menghadap jalan desa dan kawasan persawahan.

"Ibunya menemani budhenya (kakak ibunya) di Sambi (Desa Kesambi, Kecamatan Bandung)," ucap seorang warga yang tinggal dekat rumah Antok.

Selama ini Antok dikenal tidak mau bergaul dengan warga sekitar.

Karena sikapnya itu dia dikenal angkuh oleh warga.

Selain itu Antok dikenal sering gonta-ganti mobil.

"Pokoknya kadang merah, beberapa hari ganti lagi putih, selang beberapa hari lahi ganti warna lain," ungkap tetangga lainnya.

Gaya hidup Antok yang sering gonta-ganti mobil membuat warga sekitar merasa heran.

Sebab mereka tidak tahu secara pasti apa pekerjaannya.

Antok memang pernah bekerja di Taiwan selama 6 tahun, namun itu sudah lama.

"Pekerjaannya apa juga gak ada yang tahu. Tapi mobilnya gonta-ganti," ucapnya.

Di kalangan makelar mobil, Antok dikenal pemain mobil "patasan" atau mobil "bablasan".

Istilah ini sebutan mobil yang dijual hanya dengan STNK saja.

Mobil milik korban jenis Suzuki Ertiga warna putih sempat dijual mesti tanpa BPKP.

Mobil itu disita polisi dari seorang pembeli di Kediri dan menjadi salah satu barang bukti.

Antok pernah aktif di sebuah organisasi pencak silat.

Bahkan rumahnya dulu, saat masih bujangan pernah menjadi tempat berlatih.

Namun dia kemudian bekerja di Taichung, Taiwan sehingga vakum dari kegiatan pencak silat.

"Waktu itu posisinya terhormat, tapi sampai sepulang dari Taiwan dia gak pernah aktif," ungkap sumber yang sama. 

Motif Tersangka

Tersangka RTH jadi buruan media saat digelandang ke Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025).
Tersangka RTH jadi buruan media saat digelandang ke Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025). (surya/luhur pambudi (pampam))

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur mengungkap motif tersangka membunuh dan memutilasi korban. 

Ternyata, pembunuhan itu berawal dari urusan hubungan asmara keduanya.

Jumhur menerangkan, ditengah perjalanan hubungan percintaan antara korban dan tersangka, memang kerap terjadi prahara. 

Korban selalu memaksa agar tersangka segera menikahi dia secara sah dengan sebuah prasyarat yang sulit dilakukan tersangka. 

Yakni, tersangka harus menceriakan istri sahnya sesegera mungkin. 

Bahkan, saking kuatnya keinginan korban untuk dinikahi tersangka. Jumhur mengungkapkan, korban pernah 'melabrak' rumah tempat tinggal istri sah tersangka. 

"Korban perempuan ini minta dinikahi resmi, dan segera pelaku menceriakan istri sahnya. Dan pelaku tersinggung soal itu," katanya. 

"Intinya banyak yang bikin pelaku marah. Yang terakhir si korban datang ke rumah pelaku, mendobrak tempat istri sah pelaku, iya kepingin segera dinikahi," tambahnya. 

Namun, permintaan korban tidak dapat dikabulkan dengan cepat oleh tersangka.

Dan, yang bikin korban makin naik pitam. Ternyata, tersangka belakangan diketahui memiliki anak kedua dengan istri sahnya. 

Sehingga, lanjut Jumhur, muncullah umpatan bernada sumpah serapah menyangkut anak kandung tersangka, hingga akhirnya membuang tersangka tersinggung dan merasa dendam. 

"Korban itu kecewa dengan pelaku karena istri sahnya punya anak lagi. Dan disumpahserapah kalau lahir didoain jadi ini dan itu (doa buruk)," pungkasnya. 

Hal senada mengenai begitu rapuhnya tersangka tatkala disinggung soal anak, disampaikan juga oleh PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi. 

Bahwa, tersangka berkali-kali menangis kalau disinggung mengenai kondisi sang anak, ditengah menjalani interogasi penyidik. 

Menurutnya, tersangka begitu sayang dengan kedua anak perempuannya. 

Namun, bak pepatah 'nasi sudah menjadi bubur', penyesalan yang tersangka ternyata datangnya terlambat, karena terlampau belakangan. 

Yakni, belakangan setelah tersangka akhirnya nekat menjalin hubungan terlarang dengan korban secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. 

"Betul. Setiap saya tanya soal anaknya, selalu nangis. Dia sayang ke anak. Tapi menyesalinya baru setelah kejadian," ujar Fauzi saat dihubungi TribunJatim.com, pada Senin (27/1/2025). 

Di lain sisi, Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman menerangkan, tersangka mengaku sakit hati dengan kelakuan korban yang berselingkuh dengan pria lain. 

Bahkan, tersangka mengaku pernah memergoki korban bersama pria lain di dalam kosannya kawasan Tulungagung. 

Padahal, hubungan keduanya sudah berlangsung selama tiga tahun. Dan selama ini, tersangka kerap beberapa kali memberikan uang kepada korban. 

Dan, selama ini, tersangka mengaku-ngaku sebagai suami siri korban saat ditanyai oleh para warga di sekitar permukiman kosan korban. 

Nyatanya, ungkap Farman, tersangka tidak bisa menunjukkan bukti jika dirinya sebagai suami siri dan sudah menikah secara siri dengan korban. 

"Karena korban ketahuan memasukkan laki-laki ke kosannya. Sementara tersangka ini di sekitar kosan korban, mengaku sebagai suami siri korban," ujarnya di Ruang Konferensi Pers Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025). 

"Kemudian, korban sering meminta uang ke pelaku. Tanggal 19 Januari, pertemuan di hotel kediri. Itu memang tersangka uang sudah menyiapkan Rp1 juta untuk diberikan ke korban," tambahnya. 

Kemudian, motif lain tersangka, Farman menerangkan, tersangka merasa tersinggung karena korban kerap mengolok-olok anak perempuannya. 

Perlu diketahui, tersangka memiliki istri sah yang dikaruniai dua anak perempuan. 

Nah, korban pernah mengolok-olok dan menyumpahserapahi anak tersangka dengan ucapan yang tidak terpuji. 

"Lain lagi sakit hatinya. Berdasarkan hasil pemeriksaan. Bahwa tersangka memiliki seorang anak perempuan. Pernah berucap kepada tersangka bahwa korban mendoakan kalau nanti sudah besar anak ini akan menjadi, mohon maaf, PSK. Nah itu membuat tersangka sakit hati," terangnya. 

Tak cuma itu, Farman menambahkan, tersangka juga begitu merasa mendendam karena korban pernah menyuruh tersangka untuk menghilangkan anak kedua tersangka. 

Dan, pernyataan atau ucapan dari korban menimbulkan dendam bagi benak tersangka. 

"Korban juga tidak terima kalau pelaku memiliki anak yang kedua. Sehingga dari korban sendiri sempat melontarkan supaya pelaku menghilangkan anak keduanya," pungkasnya. (david yohanes/samsul hadi/luhur pambudi)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved