Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksekutif Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo dr Yunus Mahatma, Bangun IGD Terpadu
RSUD dr Harjono Ponorogo kini menjadi rumah sakit yang memiliki pelayanan hospitality seperti hotel.
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: irwan sy
Kalau bedah jantung gawat darurat, seperti penyakit namanya mohon maaf tamponat jantung begitu, ada cairan di dalam rongga jantung.
Tetapi kegawatdaruratan lain-lain, kita sudah mempunyai dokter bedah saraf, bedah tulang, bedah umum, bedah abdomen semua sudah lengkap.
SURYA: Dan itu stanby juga di IGD itu gitu ya?
dr Yunus Mahatma: Ya tidak, ketika dikonsuli mau dioperasi pasti datang ke situ. Karena golden timenya itu 6 jam.
SURYA: Dok, menarik juga ketika IGD baru bagus. Biayanya gimana? Apakah IGD terpadu bisa diakses BPJS?
dr Yunus Mahatma: Rumah Sakit negeri itu dasar pendiriannya untuk masyarakat miskin, dasar pendirian kedua kalau perusahaan itu seperti BUMN, sebagai penyimbang perusahaan swasta. pemerintah mendirikan tarif murah. Kita tidak pernah melihat tarif. Siapapun yang gawat boleh datang.
Ada BPJS, kalau kecelakaan ada Jasaraharja. Mungkin yang miskin orang Ponorogo tidak ada kartu BPJS atau KIS kita punya Baznas. Atau rumah sakit menggratiskan bisa.
SURYA: Tentu tidak hanya warga Ponorogo. Bisa jadi rumah sakit rujukan?
dr Yunus Mahatma: Untuk karesidenan Madiun, tapi yang katakan tidak punya kartu miskin, kartu BPJS, gratis KTP Ponorogo saja.
SURYA: Dok ini kan kurang lebih 1 tahun peresmian IGD Terpadu. Evaluasi apa yang perlu ditingkatkan. Apa sisi tenaga medis?
dr Yunus Mahatma: Evaluasinya mungkin perlu adanya keterampilan staff atau dokter perawat tentang tindakan yang perlu.
Contohnya kecelakaan massal, ada patah tulang terbuka. Dokter bedah tulang perlu wakru. Harus berani stabilkan. Harus berani transfusi. Harus lebih cepat lagi. Takut konsul dikerjakan atau tidak.
Ketika pemeriksaan canggih, tempatnya canggih. Ada ventilator dan lain-lain tidak mau bertindak.
SURYA: Tahun 2025 ini RSUD dr Harjono yang katanya sekelas bintang 5. Tetapi harganya PK5. Bisa dijelaskan dok?
dr Yunus Mahatma: Saya berpikir di sini banyak orang kaya. Banyak pejabat. Juga orang-orang yang membutuhkan kenyamanan. Sakit tetapi seperti tinggal di hotel.
Wawancara Eksklusif Zulia Mahendra, Putra Sulung Amrozi Pelaku Bom Bali yang Kini Cinta Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Gubernur Khofifah, Sukses Bawa Jatim Jadi Provinsi Terdepan di Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji, Optimisme Tinggi dari Kursi Legislatif |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa yang Majukan Wisata |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Gebrakan Bupati Gus Fawait, Warga Jember Gratis Berobat di Faskes se-Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.