Tren Indeks Bela Negara Diprediksi Cenderung Turun Sampai Tahun 2027, Lemhanas Ingatkan Hal Ini

Tren indeks bela negara (IBN) diprediksi menurun sampai tahun 2027, mengacu pada tiga penilaian terakhir. Ini yang harus dilakukan agar tidak terjadi!

Editor: Musahadah
istimewa
Brigjen Pol Trio Santoso dalam Webinar Nasional Penguatan Nilai-nilai Kebangsaan Dalam Rangka Keamanan Nasional, yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Bhayangkara, Surabaya pada Selasa (21/1/2025).  

SURYA.CO.ID I SURABAYA - Tren indeks bela negara (IBN) diprediksi menurun sampai tahun 2027, mengacu pada tiga penilaian terakhir, tahun 2019, 2021 dan 2022. 

Pada tahun 2019 indeks bela negara hanya 3,37. Nilai ini sempat naik pada 2021 mencapai 3,59, namun turun kembali di tahun 2022, hanya 3,3.

Menurut Direktur Sosialisasi dan Media, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Brigjen Pol Trio Santoso, tren IBN ini diprediksi cenderung menurun jika tidak dilakukan perbaikan metode atau pola atau jenis pembinaan kesadaran bela negara. 

"Memperhatikan angka tren IBN 2022, nilai dasar bela negara paling rendah adalah sadar berbangsa dan bernegara, dibandingkan 4 kriteria lainnya yakni, cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada pancasila, rela berkorban dan kesiapan awal bela negara," terang Brigjen Pol Trio Santoso dalam Webinar Nasional Penguatan Nilai-nilai Kebangsaan Dalam Rangka Keamanan Nasional, yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Bhayangkara, Surabaya pada Selasa (21/1/2025). 

Manurut Trio, kondisi ini disebabkan belum semua pemerintah daerah provinsi dan kabupaten, memahami pentingnya pendidikan kesadaran bela negara. 

Baca juga: Sosialisasi Bahaya Narkoba di Zona Merah, Mahasiswa KKN Ubhara Surabaya Gandeng BNNK Pasuruan

"Di internal pemerintahan sendiri belum ada komitmen bersama yang kuat," katanya dalam seminar yang dipandu Dosen Fisip Ubhara, Fierda Nurany.  

Kondisi ini ditambah kurikulum pendidikan kesadaran bela negara dalam dunia pendidikan mulai anak usia dini sampai pendidikan tinggi yang tidak memadai. 

Kemudian adanya resistensi sebagian masyarakat yang menganggapnya sebagai upaya militerisasi serta belum ada perhatian pihak swasta. 

Turunnya tren indeks bela negara menambah daftar permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini, di antaranya indeks persepsi korupsi yang hanya 34. Kemudian, peredaran narkoba dan judi online yang begitu marak. 

Di satu sisi, Trio mengutip hasil kajian yang dilakukan Kantor Staf Kepresidenan (KSP) yang mengungkap kondisi generasi muda Indoneasia  saat ini, dimana empat dari 10 aktif di media sosial, 60 persen tidak punya rekening tabungan tapi 85 persen punya ponsel.

Selain itu, mereka bisa hidup tanpa ponsel paling lama 7 menit, mengakses internet rata-rata 8-11 jam sehari, minat baca peringkat 60 dari 61 negara, baca buku rata-rata 27 halaman per tahun, serta 
baca koran rata-rata 12-15 menit per hari. 

"Mencermati fenomena ini,  jadi perhatian kita bahwa Indonesia dalam keadaan yang cukup perlu diperhatikan, khususnya, korupsi, narkoba, judi online, termasuk karakter bangsa ini," tegas Trio. 

Hal ini penting untuk menghadapi Indonesia Emas 2045 mendatang. 

"Ini harus menjadi perhatian, agar bisa mempertahankan eksistensi NKRI di masa yang akan datang," tegasnya. 

Selain Brigjen Pol Trio Santoso, webinar nasional ini juga menghadirkan Bonggas Adhi Chandra, Alumnus ToT Lemhanas serta dosen di sejumlah kampus di Indonesia. Serta, Prof Prasetijo Rijadi, Guru Besar Fakultas Hukum, Ubhara Surabaya. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved