Berita Viral 

Duduk Perkara Sandy Permana, Pesinetron 'Mak Lampir' Cekcok hingga Tewas Ditusuk Tetangganya

Inilah duduk perkara Sandy Permana, aktor sinetron Misteri Gunung Merapi atau Mak Lampir yang sempat cekcok hingga ditemukan tewas ditusuk tetangganya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase istimewa/Tribun Banten/Instagram
Sandy Permana, pesinetron 'Mak Lampir', yang ditemukan bersimbah darah di dekat rumahnya, Minggu (12/1/2025) 

SURYA.CO.ID - Inilah duduk perkara Sandy Permana, aktor sinetron Misteri Gunung Merapi atau Mak Lampir yang sempat cekcok hingga ditemukan tewas ditusuk tetangganya. 

Sandy Permana ditemukan bersimbah darah di dekat rumahnya, di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Minggu (12/1/2025) pagi. 

Saat ditemukan, Sandy diketahui mengalami luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya. 

Pemicu Cekcok

Ketua RT 05, Sudarmadji, mengungkapkan cekcok antara terduga pelaku dan Sandy dipicu rapat warga yang digelar pada Oktober 2024 lalu.

“Ya emang tadi disampaikan di dalam rapat yang 4 bulanan itu."

"Jadi, untuk somasi lebih kepada pribadi." 

"Jadi, setelah terjadi percekcokan atau kesalahpahaman masalah yang sudah disampaikan,” ujar Sudarmadji, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Dalam rapat tersebut, Sandy mengusulkan gerakan mosi tidak percaya terhadap Sudarmadji dan jajarannya, dengan alasan kurangnya kompetensi dalam memimpin.

Usulan tersebut memicu pro dan kontra di kalangan warga, namun pada akhir pertemuan, mayoritas warga memutuskan untuk mempertahankan Sudarmadji sebagai ketua RT.

“Nah, ini untuk perdebatan yang dikatakan sebagai pemicu dari penusukan ini ya, itu hanya di luar konteks."

"Karena ada menurut saya ketidaksenangan atau ketidaksetujuan pelaku terhadap korban yang menyatakan pendapatnya secara, bisa dibilang secara arogan lah."

Baca juga: Tabiat Sandy Permana Pesinetron Mak Lampir yang Tewas Ditusuk Tetangganya, Pernah Nyaleg Gagal

"Karena dia sambil berdiri, menuju ke arah saya, menyatakan saya sudah tidak pantas, saya sudah tidak layak,” ucap Sudarmadji.

Menurut Sudarmadji, kata-kata Sandy saat memberikan aspirasinya dianggap terduga pelaku sangat arogan sehingga terjadi cekcok.

“Jadi ada spontanitas dari terduga, menyentuh dengan kata-kata, ‘biasa aja dong.’"

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved