Di Pelabuhan Semayang, BHS Apresiasi Fasilitas Terminal Penumpang dan Cek Kesehatan Gratis

Fasilitas di terminal Semayang Balikpapan sudah bagus, di antaranya ada mushala, toilet hingga klinik kesehatan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Deddy Humana
istimewa
Anggota DPR-RI Fraksi Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) dalam kunjungannya ke pelabuhan Semayang, Balikpapan. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) telah meninjau kesiapan liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di pelabuhan Semayang Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Dalam tinjauannya waktu itu, BHS mendorong peningkatan fasilitas terminal penumpang dalam memberikan pelayanan maksimal bagi para konsumen pengguna jasa transportasi.

Menurut BHS, fungsi terminal selain sebagai tempat berkumpulnya penumpang, juga bisa difungsikan sebagai sarana tempat wisata. 

"Ternyata sudah difasilitasi oleh GM Pelindo dan penekanan oleh KSOP, karena lantai paling atas dari terminal ini digunakan untuk penumpang menunggu. Mereka merasa nyaman seperti berwisata. Ini yang diapresiasi dari Pelindo serta KSOP" Kata BHS dalam rilisnya, Selasa (31/12/2024) lalu.

Fasilitas di terminal Semayang Balikpapan sudah bagus, di antaranya ada mushala, toilet hingga klinik kesehatan. Saat meninjau Posko koordinasi Nataru, BHS melihat semua perlengkapan. 

"Termasuk adanya layanan pengaduan dan kebutuhan kesehatan, seperti posko kesehatan yang dilengkapi mobil ambulans," ungkap BHS.

Karena sebelum penumpang itu berangkat, diharapkan mereka bisa melakukan pengecekan kesehatan secara gratis. Kalau perlu perusahaan pelayaran menyediakan pengecekan gratis, dan memastikan semua penumpang dalam keadaan sehat.

"Karena kalau sakit di atas kapal, ada keterbatasan kru. Kalau di pelabuhan bisa sewaktu-waktu dapat diantisipasi," tambah BHS.

Saat peak season sekarang, terjadi peningkatan penumpang yang bisa melebihi kapasitas kapal.

Hal ini berdampak pada peningkataan kapasitas penumpang di terminal pelabuhan. Sementara, jumlah kursi di pelabuhan hanya bisa menampung penumpang untuk satu kapal.

"Padahal panjang dermaga di sini 490 meter, bisa untuk dua kapal. Ini membutuhkan tambahan ruangan penumpang untuk mensiasati ruang penumpang yang belum ditambah. Perusahaan pelayaraan diharapkan dapat menginformasikan kepada masyarakat, misalkan 4 jam sebelumnya atau 2-3 jam sebelumnya, sehingga saat di terminal ini tidak terjadi penumpukan," beber BHS.

BHS juga memberikan apreasiasi kepada pelabuhan yang telah menyediakan posko BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Keberadaan posko ini sangat penting untuk menginformasikan cuaca dalam perjalanan.

"Kami juga melihat ada posko Basarnas (Badan SAR Nasional). Kalau bisa tidak hanya ditempatkan di pelabuhan, tetapi harus di tengah-tengah Indonesia. Seperti di Kepulauan Masalembo, ini letaknya sangat strategis," papar BHS.

Apalagi di titik tersebut ada ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia), sehingga bisa terlihat peduli pada keamanan dan keselamatan.

BHS juga menanggapi Undang-Undang (UU) Nomor 66 Tahun 2024 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang telah memisahkan Coast Guard.

Ia menegaskan akan mendorong agar rancangan Peraturan Pemerintah dan aturan turunannya segera ditetapkan untuk memberikan kepastian hukum terhadap perlindungan lingkungan maritim Indonesia. *****
 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved