Banjir Jombang

Cerita Warga Jombang Korban Banjir, Ada yang Ngungsi ke Warkop Hingga Bertahan Demi Ternak

Hujan deras selama hampir satu minggu lebih yang turun di Kabupaten Jombang dan menyebabkan sejumlah wilayah tergenang banjir

surya.co.id/anggit pujie widodo
Banjir yang Menggenangi Beberapa Kecamatan di Jombang di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Hujan deras selama hampir satu minggu lebih yang turun di Kabupaten Jombang dan menyebabkan sejumlah wilayah tergenang banjir menyisakan kisah dari beberapa warga. 

Karena banjir, banyak warga yang harus menghentikan sementara aktivitas mereka.

Ada pula yang sampai harus menginap di warung kopi terdekat karena tempat tinggalnya yang tergenang banjir. 

Seperti yang dialami Ayub Ahmad Dani (20) mahasiswa semester akhir Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Rejoso Peterongan, Jombang.

Ia terpaksa menginap sementara warung kopi milik temannya karena air masuk ke kosnya. 

"Sementara ini tinggalnya di warung kopi teman dulu. Karena kos saya di Wonokerto, Peterongan, Jombang kebanjiran," ucapnya saat dikonfirmasi pada Rabu (11/12/2024). 

Baca juga: Ketinggian Banjir di Kesamben Jombang Terus Naik, Balita Hingga Ibu Hamil Diungsikan

Ayub sapaan akrabnya ini mengatakan jika, hujan deras yang setiap hari turun dan menyebabkan banjir ini membuat kosnya yang memang berada di wilayah dataran rendah lebih mudah kebanjiran. 

Mulanya, Ayun santai saja saat hujan terus menerus turun. Ia juga menyadari jika hujan terus turun maka banjir akan tiba.

Namun, yang tidak ia sadari adalah luapan air banjir yang masuk ke kosnya. 

"Saya santai saja, saya mikirnya air banjir tidak masuk ke kos saya. Tapi kok tiba-tiba pas pagi baru bangun tidur ternyata air sudah masuk ke kos saya, tingginya semata kaki," katanya. 

Melihat air banjir yang mulai masuk perlahan ke dalam kos nya, Ayub mengamankan segala koneksi aliran listrik dan mengamankan baju-baju serta berkas kuliahnya. 

"Saya langsung amankan beberapa barang penting seperti perlengkapan mandi, buku, laptop, berkas-berkas kuliah, biar tidak basah sewaktu-waktu. Apalagi kos saya ini bocor sedikit. Jadi seperti bantal, kasur, guling ikut basah," ungkapnya. 

Karena ia merasa sudah tidak mungkin untuk tinggal di kosnya karena kebanjiran, Ayub pun memilih untuk tinggal sementara di warung kopi milik rekannya yang berada di pinggir jalan juga di wilayah Kecamatan Peterongan. 

Sama seperti yang dialami oleh Dedi Zulkarnain, salah satu warga Peterongan yang rumah saudaranya terendam banjir.  

Dirinya menceritakan bahwa air mulai masuk ke pemukiman pada Senin malam (9/12/2024) sekitar pukul 20.00 WIB.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved