Berita Surabaya

Terlambat Ke Dokter Bisa Fatal Jika Bayi Memiliki Tanda Tanda Ini, waspada Atresia Bilier

Gathering atresia bilier, pihaknya mensosialisasikan ke masyarakat tentang penyakit ini.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
Surya.co.id/Wiwit purwanto
gathering atresia bilier, pihaknya mensosialisasikan ke masyarakat tentang penyakit ini. 

Ia bersyukur sampai saat ini bisa memberikan pengobatan baik dengan atau tanpa operasi pada bayi dengan kolestasis, asal tidak terlambat.

Dulu masih kata dr Bagus, penyakit ini dikira atresia bilier adalah penyakit turunan atau sudah ada sejak dilahirkan, tapi bukan, ini adalah penyakit yang berproses, dan bisa dilakukan pencegahan dini dan diperbaiki agar jangan sampai betul-betul terjadi kebuntuan pada saluran empedu. 

Sementara itu dr Rendi Aji Prihaningtyas, M.Ked.Klin,SpA menambahkan dengan pertemuan atau gathering atresia bilier, pihaknya mensosialisasikan ke masyarakat tentang penyakit ini.

Sekaligus meminta mereka para pelaku ini menjadi provider ke masyarakat lainnya.

Bahwa penyakit kuning ini bukan hal biasa, yang disebabkan kurang minum atau sembuh dengan dijemur.

“Ada hal tertentu yang menyebabkan kuning yang tidak normal pada bayi, termasuk menjadi penyakit yang membahayakan,” ujarnya.

Ia menambahkan, deteksi dini atresia bilier penting dilakukan. Jika sudah lebih dari usia dua minggu bayi tampak kuning atau warna BAB makin pucat maka harus diwaspadai.

“Kita ada kartu warna tinja untuk memantau kuning yang tidak normal, jika warna tinja makin pucat maka harus diwaspada dan jangan ragu melakukan pemeriksaan kadar bilirubin direk dan total pada darah ,” jelasnya.

 “Atresia bilier adalah penyumbang terbesar transplantasi hati pada bayi,” tukasnya.

dr. Bagus menjelaskan bahwa untuk penyebabnya belum diketahui, banyak yang mengaitkan dengan virus yang berproses selama kehamilan.

Yang mengakibatkan kerusakan empedu dan berakhir kerusakan hati kalau tidak ditangani dengan baik.

Namun ia meyakinkan penyakit ini bisa sembuh jika ditangani secara dini.

“Banyak yang sembuh, hari ini semua pasien yang sembuh dan belum sembuh kita undang, pasien yang belum sembuh ini karena agak terlambat datang,” ungkapnya.

Dr Firyal Nadiah Rahmah, salah satu panitia mengatakan mereka yang hadir ini adalah para Pejuang Bayi dengan Kolestasis, sebagian besar adalah Pejuang Atresia Bilier.

“Mereka komunitas Pejuang Kolestasis, terutama Atresia Bilier yang berobat di RSU Dr. Soetomo, dan hari ini berkumpul dengan jumlah yang banyak dan dari berbagai daerah,” jelasnya.

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved