Pelajar Di Semarang Tewas Ditembak

Desak Kapolri Copot Kapolrestabes Semarang Imbas Polisi Tembak Mati Pelajar, YLBHI Sebut Ferdy Sambo

YLBHI mendesak Kapolri, Jendral Pol Listyo Sigit memberhentikan Kombes Irwan Anwar dari jabatan Kapolrestabes Semarang. Ini alasannya!

Editor: Musahadah
kolase tribun jateng/tribunnews
YLBHI mendesak Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar dicopot imbas kasus polisi tembak mati pelajar. 

Keluarga semakin kecewa ketika mendengar penjelasan Kapolrestabes Kombes Irwan Anwar dalam RDP tersebut yang lebih menekankan kasus tawurannya daripada penembakan.

Juru bicara keluarga almarhum GRO, Subambang  menyayangkan pemaparan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang lebih menekankan kasus tawurannya daripada menindak anggotanya.

"Sebetulnya untuk tawuran itu kan masalah perkelahian kecil itu malah diblow-up besar. idealnya yang diangkat adalah peristiwa penembakan tetapi dibalik-balik," ungkapnya. 

Dalam RDP, keluarga juga kecewa kepada polisi yang terlalu memojokkan korban.

Seolah-olah para pelaku tawuran yang mengajak adalah Gamma. Padahal bukti-bukti yang ditampilkan polisi bisa saja adalah bagian dari rekayasa polisi kepada para remaja tersebut.

"Jadi remaja itu kayak sudah disetel (diperintah) supaya ngomong Siapa yang ajak? Gamma, siapa yang beli senjata? Gamma. Ini yang perlu kami perjelas dengan harapan bisa meluruskan berita itu di RDP," ujarnya. 

Subambang mengatakan, dalam RDP seolah-olah ini dari pihak polisi sudah menghakimi, memvonis, bahwa korban meninggal adalah sebagai pelaku pengajak tawuran.

Selain itu, korban dianggap  mengajak untuk membeli barang bukti senjata tajam dan minuman keras. Gamma sendiri dikenal tidak senakal itu, merokok pun tidak.

"Ini yang kami sangat sesalkan, polisi sama sekali tak menjunjung asas praduga tak bersalah," paparnya. 

Sebagai kakek korban, kata Subambang, korban adalah anak yang pendiam. 

Dia juga menilai, cucunya sebetulnya adalah anak penakut.

Tak pernah pulang lebih dari jam 12 malam. Dan lebih suka berorganisasi di Paskibra. 

"Kami tidak percaya (Gamma gangster) karena kami tahu keseharian gamma itu anak baik, tidak neko-neko," tuturnya. 

Paman korban Agung (49) menerangkan, kejadian penembakan yang terekam di CCTV jekas tidak ada adegan kejar-kejaran.  Namun, keterangan kepolisian, kelompok Gamma kejar lawannya.

Sesudah itu, Gamma disebut menyerang polisi tetapi di video sama sekali Gamma tidak melakukan penyerangan.

Sebaliknya, polisi tersebut tampak menghadang di tengah jalan lalu menembaki korban.

"Tidak ada penyerangan, yang kami lihat mereka kencang itu karena ketakutan. Mereka takut dibegal karena itu malam hari," jelasnya.

Keluarga juga mempertanyakan tudingan Gamma membawa senjata. Bahkan, Gamma dituding membeli senjata tersebut dari online shop.

"Melihat adanya sajam di video itu, Kami tidak percaya yang bersangkutan tawuran," paparnya. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sikap Kapolrestabes Semarang Disorot YLBHI, Diduga Lindungi Aipda Robig hingga Samarkan Penembakan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved