Berita Viral

Dedi Mulyadi Beraksi Lagi Usai Beri Rp 50 Juta ke Guru Supriyani, Kerahkan 23 Pengacara untuk Ini

Usai viral memberikan hadiah Rp 50 juta ke guru Supriyani, Dedi Mulyadi kini beraksi lagi. Kerahkan 23 pengacara untuk kasus ini.

|
Tribun Jabar
Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi Beraksi Lagi Usai Beri Rp 50 Juta ke Guru Supriyani. Kerahkan 23 Pengacara untuk Ini. 

Meskipun anak-anak di bawah 12 tahun tidak bisa diproses secara pidana, mereka bisa ditahan di Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) untuk dibina.

Warsih, ibu Albi, meminta agar ketiga pelaku segera ditahan.

"Saya ingin pelaku segera ditahan. Orangtua mereka harus diusir dari desa kami karena mereka seperti tidak merasa bersalah," katanya dengan penuh emosi.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Dedi Mulyadi yang telah menyediakan 23 pengacara untuk membantu keluarga mendapatkan keadilan.

Baca juga: Kisah Pilu Nadia dan Bayi Usia 1 Tahun, Disekap Bos Sawit 2 Bulan Gara-gara Suami Dituduh Curi BBM

Baca juga: Profil Yuhronur Efendi, Bupati Lamongan Terpilih 2024-2029 yang Jadi CEO Persela Lamongan

Sebelumnya, ARO (9), bocah kelas 3 sekolah dasar di Subang, Jawa Barat, kritis usai diduga dirundung oleh kakak kelasnya.

AR kemudian menjalani perawatan intensif di RSUD Ciereng, Subang, Jawa Barat.

Setelah dirawat tiga hari, ARO dinyatakan meninggal dunia pada Senin (26/11/2024) sekitar pukul 16.10 WIB.

Ternyata ARO sudah dua tahun menjadi korban perundungan kakak kelasnya. Keluarga baru tahu kejadian tersebut setelah ARO meningal dunia.

Hal tersebut diungkapkan Dasam (45), paman ARO, saat ditemui di rumahnya di Desa Jayamukti, Blanakan, Selasa (26/11/2024).

Ia mengaku tidak mengetahui bahwa ARO mengalami perundungan selama dua tahun terakhir, hingga mendengar kabar dari teman-teman ARO.

"Di-bully selama dua tahun lamanya, itu saya dapat kabar dari teman-temannya. (Diduga pelaku bully) orang yang sama," kata Dasam.

Menurut dia, ARO adalah anak yang pendiam dan tinggal bersamanya sejak orangtuanya berpisah.

Terkait kematian ARO, ia berharap pelaku mendapatkan hukuman yang sesuai sebagai efek jera dan mencegah kejadian yang sama.

Selain itu, Dasam juga meminta kepada pemerintah untuk menggalakan sosialisasi anti-bullying agar kejadian tragis yang menimpa ARO tidak terulang lagi.

Sebelum meninggal dunia, korban sempat mengeluh sakit kepala hebat hingga muntah-muntah.

Kondisinya terus memburuk bahkan tak bisa membuka mata, tak bisa berjalan dan terpaksa merangkak.

"Dua hari itu dia muntah terus, kalau makan muntah, makan muntah, perutnya sakit, sama uwa-nya enggak cerita karena takut, kata saya kenapa kamu kayak gitu, sakit perutnya, dibenerin (diurut) abis diurut enggak muntah lagi," ujar Sarti, saudara korban saat dihubungi, Minggu (24/11/2024).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved