SURYA Kampus
Sosok Evie, Wanita Asal Jember Jatim Jadi Direktur Perusahaan Internasional setelah Lulus dari UGM
Wanita asal Jember, Jawa Timur (Jatim), Evie Yulin, berhasil mengisi posisi mentereng di sebuah perusahaan internasional.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Wanita asal Jember, Jawa Timur (Jatim), Evie Yulin, berhasil mengisi posisi mentereng di sebuah perusahaan internasional.
Saat ini Evie menjadi Presiden Direktur perusahaan internasional, PT Merck Tbk.
PT Merck adalah perusahaan sains dan teknologi terkemuka di bidang healthcare, life science and performance materials dari Merck Group.
Wanita kelahiran 1967 ini terlahir sebagai anak sulung dari dua bersaudara.
Orang tuanya kala itu bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perbankan.
“Saya mulai sekolah di SD Unggaran Jogja, lalu masuk ke SMP 5, terus di SMA 3, dan kuliah di UGM."
"Semua jenjang pendidikan saya tempuh di Jogja,” jelas Evie, dikutip SURYA.CO.ID dari laman UGM.
Semasa sekolah, ia sering menjadi juara kelas berturut-turut.
Baca juga: Sosok Nuryati, Mantan TKW di Arab Saudi yang Sukses Jadi Dosen FH, Dulu Daftar Modal Jual Kalung
Inilah yang membuatnya bisa diterima di sekolah dan perguruan tinggi impiannya.
Selain itu, ia juga beberapa kali mewakili sekolah dalam kompetisi tari dan baris berbaris.
Dulu mata pelajaran favoritnya adalah kimia organik dan matematika.
Ia juga sudah memetakan dengan baik, jurusan dan bidang pekerjaan.
Seperti apa yang ingin ia geluti.
Baru kemudian pilihannya jatuh di Fakultas Farmasi UGM.
Saat itu, ia masuk melalui jalur Penentuan Minat dan Kemampuan (PMDK), yakni jalur tanpa tes dengan nilai akademik unggul.
Ogah Masuk Kedokteran
Evie bercerita, sempat diusulkan gurunya untuk memilih kedokteran.
Namun, ia tetap ingin memilih farmasi.
“Pokoknya cari fakultas yang memang dibutuhkan penguasaan kimianya cukup kuat. Kalau enggak teknik kimia, kan apotek."
"Terus saya melihat bahwa kalau apoteker asik kali ya, bisa membantu pasien-pasien yang sakit. Jadi saya pilih apoteker,” ucapnya.
General Manager Wanita Pertama
Evie diterima oleh tiga perusahaan farmasi lokal ketika masih kuliah.
Baca juga: Tabiat Satu Keluarga Guru yang Tewas Dibunuh di Kediri, Kapolres Menangis Tengok Anak yang Selamat
Dengan passion di bidang sales dan marketing, Evie menjabat sebagai product specialist dan ditugaskan untuk memasarkan produk ke beberapa rumah sakit.
Di sana, ia menghadapi banyak penolakan dan tantangan di awal kariernya.
“Saya adalah orang yang sangat mementingkan proses, jadi semua proses itu harus dilihat dari A sampai Z."
"Karena kita yakin kalau prosesnya bagus, pasti performance akan mengikuti,” tutur Evie.
Konsep berpikir tersebut diterapkan di perusahaan manapun, termasuk PT Merck Tbk.
Evie bergabung pertama kali pada tahun 2010 sebagai Country Head Healthcare Business Indonesia, hingga menjadi anggota direksi pada tahun 2011 dan kemudian menjabat sebagai Presiden Direktur pada tahun 2020.
Ia menjadi satu-satunya General Manager Perempuan di Merck Healthcare Asia Pacific pada saat itu.
Tak hanya itu, Evie beberapa kali mendapatkan penghargaan, seperti Top 100 Businesswomen of The Year (2017, 2019-2021, 2024).
Indonesia Most powerful Women Award (2023), Best Business Transformation (2023), hingga The Most Extraordinary Women Business Leaders Award (2022).
Selama menjalani karier sebagai pemimpin perempuan di Merck, Evie tidak merasakan hambatan sama sekali.
Ini sangat dipengaruhi oleh budaya DEIB (Diversity, Equity, Inclusion, and Belonging) yang kuat di Merck, di mana keberagaman, kesetaraan, inklusi, dan rasa memiliki menjadi nilai-nilai inti perusahaan.
Menurutnya Merck menerapkan kebijakan dan praktik yang mendukung lingkungan kerja inklusif, memastikan bahwa semua karyawan, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih prestasi.
Ia bersyukur karena budaya ini memungkinkan perempuan untuk berkontribusi secara signifikan dan mengatasi tantangan dalam jenjang karier, menjadikan gender bukanlah penghalang untuk mencapai kesuksesan.
Sedangkan di bidang farmasi, Evie menjelaskan ada banyak tantangan yang saat ini sedang dihadapi, terutama akses terhadap obat-obatan inovatif.
“Sekarang ini middle income population banyak yang turun menjadi middle to lower income population sehingga kita harus pikirkan bagaimana masyarakat bisa mendapatkan akses dengan mudah untuk obat-obatan inovatif ini,” papar Evie.
Penting menurutnya bagi industri farmasi agar memperhatikan affordability dan accessibility obat-obatan inovatif.
Kesadaran akan penyakit tertentu juga perlu dibangun sehingga masyarakat bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Pencapaian Evie tentunya tidak terlepas dari prinsip yang selalu ia pegang teguh.
“Bekerja adalah ibadah. Jadi kalau prinsip saya adalah menyenangi apa yang kita lakukan dan selalu komitmen terhadap apa yang saya ucapkan,” pungkasnya.
Ia berpesan agar selalu menjadi pribadi yang tangguh, berani mencoba, dan open-minded.
Dengan begitu, tantangan demi tantangan dapat menjadi pelajaran berharga di kemudian hari.
(Arum Puspita/SURYA.co.id)
Baca juga: Prediksi UMK Surabaya Tembus Rp 5,1 Juta, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan dan Mojokerto: 4,9 Juta
Baca juga: Sosok Kombes Pol Moch Sholeh yang Beri Hukuman Demosi ke Eks Kapolsek Baito Konawe Selatan
SURYA Kampus
Jember
Evie Yulin
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Jawa Timur
Universitas Gadjah Mada (UGM)
UGM
berita viral
Dua Dokter Asal Palestina Resmi Gabung Program Spesialis Fakultas Kedokteran Unair Surabaya |
![]() |
---|
Mahasiswa Dua Negara Rancang Struktur Bambu Kinetik di Surabaya |
![]() |
---|
UT Gelar Career Fair Perdana di Surabaya, 40 Perusahaan Buka Lowongan Kerja |
![]() |
---|
FK Unusa Surabaya Kampanyekan Cegah Penyakit Jantung dengan Gaya Hidup Aktif |
![]() |
---|
Sosok As Syifa Adn, Mahasiswa Unair yang Juarai Kompetisi Menyanyi Tingkat Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.