Pelajar Di Semarang Tewas Ditembak

Imbas Aipda Robiq Tembak Pelajar di Semarang, Kompolnas Soroti Soal Senpi, Minta Ini ke Polda Jateng

Peristiwa Aipda Robiq Zaenudin, polisi yang menembak mati GRO (17), pelajar SMK di Semarang, Jawa Tengah, menyita atensi Komisi Kepolisian Nasional

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
kolase tribun jateng
GRO (korban) dan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. 

SURYA.CO.ID - Peristiwa Aipda Robiq Zaenudin (38), polisi yang menembak mati GRO (17), pelajar SMK di Semarang, Jawa Tengah, menyita atensi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). 

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam, menyoroti sistem penggunaan senjata api para anggotanya.

Choirul Anam meminta Polda Jawa Tengah (Jateng) untuk merombak sistem tersebut. 

"Untuk mencegah kasus tersebut berulang perlu pengendalian penggunaan senjata api bagi anggota polisi," kata Choirul Anam, dikutip dari Tribun Jateng. 

Pengendalian penggunaan senjata api yang baik, kata dia, bisa dilakukan dengan tes psikologi secara ketat.

Kemudian administrasi pengendalian senjata api juga perlu diatur mulai dari waktu penggunaan dan sebagainya.  

"Kalau hal ini  bisa dilakukan saya rasa angka atau pelanggaran SOP yang dilakukan internal kepolisian akan berkurang," tuturnya.

Dia mengungkapkan, tindakan penembakan tersebut jauh dari kebijakan polisi Presisi di antaranya dengan pendekatan humanis.

"Pendekatan menyelesaikan masalah itu harus menjauhi kekerasan apalagi berkaitan dengan para remaja," bebernya.

Baca juga: Gelagat Aipda Robiq Sebelum Tembak Mati Pelajar di Semarang Disebut Mabuk Senggolan, Polda Bantah

Tindakan Tak Manusiawi

Sementara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai polisi tembak mati pelajar Semarang sebagai tindakan tak manusiawi.

"Kami meminta polisi khususnya Polrestabes Semarang agar memastikan penanganan tawuran dilakukan secara humanis," kata Ketua Komnas HAM, Atnike, Nova Sigiro.

Selain itu, Komnas HAM meminta pula kepolisian untuk menegakan hukum atas peristiwa tersebut secara adil dan transparan.

"Kami juga minta adanya perlindungan saksi dan korban," imbuh Atnike.

Lokasi tempat pelajar SMK ditembak polisi Polrestabes Semarang hingga tewas. Klaim Kapolrestabes Semarang soal korban anggota gangster dibantah satpam.
Lokasi tempat pelajar SMK ditembak polisi Polrestabes Semarang hingga tewas. Klaim Kapolrestabes Semarang soal korban anggota gangster dibantah satpam. (kolase tribun jateng)

Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto mengklaim para korban telah dilakukan pendampingan selama proses hukum berjalan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved