Berita Viral

4 Peran Dedi Mulyadi di Kasus Guru Supriyani, Bela Camat Baito hingga Kritik Sikap Bupati Konsel

Inilah sederet peran yang dilakukan Dedi Mulyadi selama perjalanan kasus guru Supriyani. Bela Camat Baito hingga Kritik Sikap Bupati Konsel.

|
Kolase Tribun Sultra dan youtube
Supriyani dan Dedi Mulyadi. Inilah Peran Dedi Mulyadi di Kasus Guru Supriyani, Bela Camat Baito hingga Kritik Sikap Bupati Konsel. 

SURYA.co.id - Inilah sederet peran yang dilakukan Dedi Mulyadi selama perjalanan kasus guru Supriyani.

Diketahui, Dedi Mulyadi menjadi sosok yang getol menyoroti kasus guru Supriyani.

Ia awalnya sempat menawarkan bantuan kepada Camat Baito yang ditarik dari jabatannya, Sudarsono.

Dedi kala itu menawari Sudarsono untuk memperkarakan hal ini di tingkat DPR.

Baca juga: Kompolnas Turun Tangan Soal Kasus Polisi Tembak Mati Pelajar di Semarang, Rombak Sistem Pakai Senpi

Baca juga: Sosok Menteri Prabowo yang Disinggung Dedi Mulyadi Usai Beri Hadiah Rp 50 Juta ke Guru Supriyani

Setelah itu, Dedi memberikan hadiah uang Rp 50 juta kepada guru Supriyani setelah divonis bebas.

Dan terbaru, Dedi mengkritik sikap Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga terkait vonis bebas guru Supriyani.

Berikut ulasan tentang peran Dedi Mulyadi dirangmum SURYA.co.id.

  1. Bantu Camat Baito

Dilansir dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi, terlihat kader partai Gerindra tersebut menelpon camat yang diduga dicopot setelah membantu memfasilitasi Guru Supriyani

"Pertama saya mengapresiasi Bapak karena telah menjalankan dengan baik sikap sebagai abdi negara" kata KDM, dilansir dari YouTube KDM.

Camat tersebut pun kemudian menceritakan kronologi awal bagaimana ia membantu Guru Supriyani hingga dinonaktifkan dari jabatannya. 

"PGRI awalnya berniat mogok kerja, kemudian kami turun tangan membantu ibu Supriyani," kata Camat.

Kemudian KDM menanyakan bagaimana perkembangan kasus hukum yang kini dialami oleh Ibu Supriyani.  

"Saya sempat mencoba melakukan penangguhan untuk membawa Ibu Supriyani ke rumah dinas Camat. Namun kini sudah kembali ke lapas sudah dilimpahkan ke kejaksaan," tukas Camat.  

Merasa penasaran, Cagub Jabar nomor empat tersebut kemudian menanyakan apa alasan Ibu Supriyani sehingga dituduh melakukan pemukulan terhadap muridnya.

Sang Camat pun menjawab tidak tahu apa-apa.  

"Saya tidak tahu pak. Setahu saya sampai sekarang belum damai," kata Camat. 

Tak lupa KDM juga meminta konfirmasi terkait kabar pencopotan camat tersebut dari jabatannya setelah membantu Guru Supriyani

"Iya Pak Saya dinonaktifkan dari Camat, kemudian dibantukan oleh Kepala Satpol PP," ungkap Camat.  

Baca juga: Ritual Mendak Sanggring di Ngimbang Lamongan, Proses Masak Sajian Tak Libatkan Kaum Hawa

Baca juga: Sosok Yulian Efi Cawabup yang Rumahnya Ditembaki OTK Usai Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan

Merasa tidak terima dengan pencopotan tersebut, KDM kemudian menawarkan kepada Camat akan membawa masalah ini ke komisi dua DPR RI, agar pencopotan tersebut dibatalkan.  

"Bapak Siap saya bantu bawa permasalahan ini ke komisi dua agar difasilitasi," kata KDM.  

Namun tidak ada hujan tidak ada angin, Camat tersebut menolak mentah-mentah tawaran dari KDM dan memilih untuk mengakhiri obrolan tersebut.  

"Saya belum siap pak," tegas Camat. 

2. Dukung Supriyani Sampai Bebas

Melansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi, awalnya Dedi menanyakan kabar dari sang guru melalui telepon.

Kemudian ia menanyakan kembali bagaimana tanggapan jaksa dan hakim terkait pengakuan dari orang tua murid tersebut.

"Kalau jaksa belum pak, tapi kalau hakim sudah menyoroti saksi dan korban tidak sinkron," ungkap Supriyani.

Mantan Bupati Purwakarta tersebut, kemudian menanyakan terkait uang damai yang sempat ditawarkan oleh orang tua korban yang juga merupakan anggota kepolisian kepada sang guru.

"Iya benar pak, mereka meminta uang damai Rp50 juta," tukas Supriyani.

Dedi kemudian menanyakan, apa sikap Ibu Supriyani dan keluarga tatkala mendapat tawaran uang damai yang begitu besar.

"Saya pasrah saja pak, karena saya tidak melakukan hal itu. Dan saya siap menerima proses hukum," tegas Supriyani.

Baca juga: Nasib Polisi Penembak Mati Pelajar di Semarang Belum Tersangka Meski Terbukti Tak Beri Peringatan

Baca juga: Sosok Bupati Konawe Selatan yang Dikritik Keras oleh Dedi Mulyadi Usai Guru Supriyani Divonis Bebas

Merasa penasaran, kemudian Dedi kembali bertanya tentang apa yang terjadi setelah itu. 

Sang guru pun menjawab, bahwa dirinya langsung ditahan setela menolak tawaran uang damai tersebut.

"Ibu ditahan selama 20 hari di lapas perempuan, saya ditahan dan anak saya menangis melihat itu," ungkap Supriyani.

Mendengar pengakuan tersebut, siapa sangka Dedi langsung terlihat sedih hingga terlihat mengeluarkan air matannya.

Guru Supriyani (kiri) yang mendapat hadiah Rp 50 juta dari Dedi Mulyadi (kanan)
Guru Supriyani (kiri) yang mendapat hadiah Rp 50 juta dari Dedi Mulyadi (kanan) (Youtube)

Dedi kemudian berjanji akan datang ke sana, mambantu Ibu Supriyani yang dianggap terjolomi hingga bebas dari dakwaan tersebut.

"Semoga ibu sehat dan semoga masalahnya cepat selesai. Dan saya akan support ibu sampai bebas," janji Dedi.

3. Beri Hadiah Rp 50 Juta

Dedi Mulyadi turut senang dan bersyukur guru Supriyani dinyatakan bebas murni tepat di Hari Guru.

"Di Hari PGRI, saya kasih spesial. Suporting saya genapin jadi Rp 50 juta. Semoga ibu tetap semangat."

"Tetap mengajar, salam bagi teman-teman guru di Konawe Selatan, dan teman-teman ibu di SDN 4 Baito."

"Salam buat kasek dan gurunya, salah untuk ketua PGRI Sultra. Semangat terus membela para guru," kata Dedi saat menghubungi guru Supriyani melalui sambungan telepon video.  

Mendengar hal itu, Supriyani mengucap terimakasih sambil menangis.

4. Kritik Sikap Bupati Konsel

Dedi awalnya menanyakan apakah Supriyani mengikuti upacara Hari Guru dimana pembina upacaranya adalah bupati.

Baca juga: Pantesan Dedi Mulyadi Beri Rp 50 Juta ke Guru Supriyani usai Divonis Bebas, Pilu Tahu Hal Ini

Baca juga: Duduk Perkara Keluarga Guru Supriyani Batal Gelar Doa Bersama, Ini yang Dilakukan Plh Kapolsek Baito

Guru SDN Baito ini menjawab, tahun ini tidak ada upacara peringatan Hari Guru di kabupaten dengan pembina upacara bupati. 

Menurut Supriyani, baru kali ini upacara diadakan di sekolah masing-nasing. 

Hal ini membuat Dedi heran. "Biasanya pembina upacara kan bupati? hari ini tidak ada," kata Dedi heran.  

Dedi semakin heran ketika menanyakan apakah bupati meminta dia untuk bertemu, namun dijawab Supriyani belum ada. 

Begitu juga dengan kepala dinas pendidikan Konawe Selatan yang hingga kemarin belum pernah hadir untuk mendukungnya. 

Supriyani mengaku mendapat dukungan penuh dari PGRI Provinsi Sultra dan PGRI Kecamatan Baito. 

"Yang aktif PGRI propinsi dan kecamatan. Langsung setiap persidangan selalu hadir mendampingi saya," katanya. 

"Ketua PGRI kabupaten pernah datang?," tanya Dedi. 

Supriyani menjawab tidak pernah sama sekali, karena ketua PGRI Kabupaten adalah kepala dinas pendidikan Konawe Selatan.

Dedi kembali heran dengan sikap bupati yang sudah tahu fakta sebenarnya di kasus ini, namun justru tidak memberikan dukungan pada guru Supriyani.  

"Bupati sudah tahu hari ini kesalahan dilakukan penyidik, pelapor. Seharusnya dia tidak ada keraguan lagi untuk bertemu dan beri suporting. Kok gak ada?," kata Dedi. 

"Saya kurang tahu, mungkin ada yang dia hindari," jawab Supriyani yang langsung ditanggapi Dedi dengan tertawa. 

"Kan sudah jelas, ibu benar. Kepolisian juga beri sanksi bagi, kanit, kapolsek, pelapornya. Harusnya yang menjadi pembina kan kepala dinas pendidikan, terus bupati," tukas Dedi Mulyadi

Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved