Berita Surabaya

Detik-detik Pasukan Gabungan Ubrak-abrik Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya

Petugas berlarian mengejar mereka yang berusaha kabur menyelinap dalam gang kecil permukiman padat penduduk di kawasan Jalan Kunti Surabaya

|
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
Momen penangkapan terduga pengguna dan bandar sabu oleh petugas gabungan di Jalan Kunti, Surabaya pada Jumat (22/11/2024) sore 

Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang saat itu dikepalai oleh AKBP Ganis Setyaningrum, sudah pernah memulainya. 

Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menyulap permukiman di Jalan Kunti, Sidotopo, Semampir, Surabaya menjadi 'Kampung Tanggung Bebas Narkoba' pada Rabu (16/6/2021).

Upaya tersebut, bertujuan memberdayakan partisipasi masyarakat dalam menangkal peredaran narkoba yang berpotensi muncul di kawasan jalan yang terdiri dari tiga pembagian yuridis rukun warga (RW), yakni RW 7, RW 8 dan RW 10 itu.

Stigma yang menyebut bahwa permukiman di sana sebagai kawasan rawan peredaran narkoba. Ditengarai oleh maraknya, operasi penangkapan terduga pelaku penyalahgunaan narkoba.

Menurut Samiun (49) salah satu warga RW 8, sekitar tahun 2018 silam, di pemukimannya banyak terdapat operasi penangkapan terduga pelaku penjual, kurir ataupun pengguna narkoba yang dilakukan pihak kepolisian.

Terutama di sisi timur Jalan Kunti, yang berada di kawasan RW 7.

Setahu kakek satu orang cucu itu, beberapa tahun belakangan kejadian operasi penangkapan di kawasan permukimannya mulai jarang

Namun, sayangnya, stigma yang menyebut permukimannya dengan istilah 'Kampung Narkoba', tak kunjung sirna.

"Ada yang jual (narkoba). Sekarang enggak ada. Ya 1 dan 2 orang, ya mesti tahu. Tahun 2018 kalau gak salah (marak). Iya sudah diberantas KP3," katanya.

Sementara itu, Ketua RW 8, Sidotopo, Semampir, Surabaya, Lutfi tidak menampik adanya anggapan negatif mengenai kampungnya yang disebut sarang peredaran narkoba. 

Menurutnya, stigma tersebut muncul begitu saja, seiring dengan maraknya operasi penangkapan terduga pelaku penyalahgunaan narkoba di permukimannya.

"Artinya begini memang dulu-dulunya itu ada yang katakanlah pemakai, mungkin ada. Sampai ada kejadian-kejadian itu dulu," tuturnya

Lutfi juga mengaku keberatan bilamana stigma negatif tersebut cenderung terus menerus dilekatkan terhadap masyarakat di kampungannya.

Pasalnya, kehidupan warga permukimannya terbilang biasa-biasa saja, lazimnya warga Surabaya pada umumnya.

Dari sektor perekonomian warganya. Ia tidak menemukan adanya aktivitas jual-beli terselubung yang mencurigakan, apalagi narkoba. Bahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, masih terus dilakukan, hampir tiap pekan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved