Ketahanan Pangan Jatim

Peternak Sapi Perah di Pacet Mojokerto, Sempat Terdampak saat Wabah PMK Menyerang

Sudah puluhan tahun Desa Cepokolimo, dikenal menjadi pusat peternakan sapi perah di kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto

surya.co.id/mohammad romadoni
Peternak sapi perah Haji Tai'ib di Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. 

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Sudah puluhan tahun Desa Cepokolimo, dikenal menjadi pusat peternakan sapi perah di kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Mayoritas mata pencaharian penduduk di sana menggantungkan hidupnya dari berternak sapi perah, warga menjual produk susu murni ke KUD yang sudah bekerja sama dengan perusahaan Nestle. 

Salah satu peternak, Haji Tai'ib (53) menceritakan awal mula dirinya bersama keluarganya memutuskan untuk menggeluti peternak sapi perah di Desa Cepokolimo.

Ia bekerja di pabrik terkena PHK (Putusan hubungan kerja) dan mendapat pesangon Rp 16 juta. 

Dirinya berinisiatif membeli hewan ternak tiga ekor lembu bunting, berharga Rp 15,5 juta di tahun 2009 lalu. 

"Itu awalnya saya menekuni peternakan ini, kena PHK terus sempat kerja bangunan dan akhirnya saya memutuskan untuk totalitas menjadi peternak sapi perah," kata Haji Tai'ib saat dijumpai di Desa Cepokolimo, Pacet, Sabtu (9/11/2024). 

Ia sampai meneteskan air mata, ketika mengingat kala itu keluarganya tidak mampu sebelum menjadi peternak sapi perah

Semenjak menjadi peternak sapi perah, kesejahteraan keluarganya terangkat hingga bisa naik haji. 

"Peternak sapi perah ini menjadi penghasilan utama keluarga. Alhamdulillah saya waktu itu sudah kerja ke sana kemari, dan berniat fokus menggeluti peternak ini saja," ungkap Tai'ib. 

Kendala yang dihadapi peternak sapi perah, adalah wabah PMK (Penyakit mulut dan kuku) pada hewan sapi pada 2023 lalu. Ternak sapi perah milik Tai'ib hampir habis akibat wabah tersebut. 

Empat ekor sapi perah miliknya mati terkena wabah PMK dan kini masih tersisa tujuh ekor yang rata-rata berusia 5 tahun. 

"Dulu banyak ada 14-15 ekor, mati kena PMK. Ada yang dijual juga jadi sisa tujuh ekor sapi perah," ujarnya. 

Harapan peternak, pemerintah dapat mengucurkan bantuan sapi perah lagi, untuk meningkatkan produktivitas susu murni di kawasan Pacet. 

"Karena banyak ternak sapi perah mati akibat wabah PMK, khususnya kelompok Suko Makmur di Dusun Susuk, Desa Cepokolimo. Dulu kita pernah mendapat bantuan 15 ekor sapi dari pemerintah pada tahun 2015 lalu," ungkap Tai'ib. 

Dikatakan Tai'ib, peternak mandiri  terkendala modal jika sapi perah bunting, sehingga tidak bisa produktif jika diperah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved